Makan Siang Bersama Sang Jenderal: Keteladanan di Meja Sederhana Irjen Pol Dr Gatot Tri Suryanta

Bukan sekadar aroma makanan laut yang menggoda selera, melainkan kehangatan yang muncul dari meja panjang tempat Kapolda Sumatera Barat, Irjen Pol Dr Gatot Tri Suryanta, menjamu Pakar Komunikasi dan Motivator Nasional, Dr Aqua Dwipayana.

Padang, Rakyat Sumbar – Siang di Resto Samudera Jaya, Jalan Samudera Padang, suasana terasa berbeda. Bukan sekadar aroma makanan laut yang menggoda selera, melainkan kehangatan yang muncul dari meja panjang tempat Kapolda Sumatera Barat, Irjen Pol Dr Gatot Tri Suryanta, menjamu Pakar Komunikasi dan Motivator Nasional, Dr Aqua Dwipayana.

Hari itu, Selasa (30/9/2025), waktu seolah melambat. Di sela kesibukan memimpin jajaran kepolisian di provinsi seluas Sumatera Barat, Irjen Gatot meluangkan waktu untuk sekadar makan siang bersama. Namun seperti yang sering ia tunjukkan, setiap pertemuan bersamanya tak pernah sekadar makan siang.

Pemimpin yang Membumi

Dr Gatot datang tanpa jarak, tanpa protokol berlebihan. Ia duduk di tengah para pejabat utamanya — 28 orang semuanya — dengan gaya santai dan senyum tulus yang menjadi ciri khasnya. Tak ada yang merasa “bawahan” di hadapan jenderal ini. Semua bercengkerama, tertawa, dan berdiskusi hangat.

Inilah salah satu bentuk kepemimpinan yang selama ini menjadi ciri Irjen Gatot: dekat dengan anggota, rendah hati, namun tegas dalam prinsip. Dalam setiap kesempatan, ia menanamkan nilai-nilai kebersamaan, keikhlasan, dan saling membantu.

“Kepada seluruh anggota selalu saya tekankan agar saling membantu dan jangan iri. Allah SWT sudah menentukan rezeki masing-masing,” ujarnya, kalimat sederhana tapi sarat makna.

Bagi Dr Gatot, kepemimpinan bukan soal jabatan, melainkan tentang memberi teladan. Ia percaya bahwa seorang pemimpin sejati adalah mereka yang hadir, mendengarkan, dan menguatkan.

Dua Jam Penuh Makna

Bagi Dr Aqua Dwipayana, sosok Irjen Gatot bukan hanya seorang jenderal, tetapi juga teladan kehidupan. Selama lebih dari dua jam perbincangan berlangsung, keduanya bertukar pandangan seputar komunikasi, kepemimpinan, dan makna pelayanan publik.

“Saya banyak belajar dari beliau. Semua yang disampaikan penuh makna, seperti ‘daging dan gizi’ bagi pikiran dan hati,” ungkap Dr Aqua usai pertemuan itu.

Tak ada yang istimewa dari menunya, namun suasana di meja makan itu justru menghadirkan keistimewaan tersendiri. Di sana tersaji nilai-nilai kemanusiaan, kebersahajaan, dan rasa saling menghargai yang kini semakin langka di ruang publik.

Sepuluh Bulan, Seribu Keteladanan

Selama hampir sepuluh bulan memimpin Polda Sumbar, Dr Gatot dikenal luas bukan hanya karena kebijakan-kebijakannya, tetapi karena sikapnya yang konsisten membangun suasana kerja yang harmonis. Ia hadir di tengah masyarakat tidak sebagai simbol kekuasaan, tetapi sebagai sosok penyejuk — pemimpin yang mendengarkan sebelum memutuskan, yang menenangkan sebelum menegaskan.

Bagi banyak orang, jamuan makan siang itu mungkin hanya acara biasa. Namun bagi yang hadir di sana, itu adalah pelajaran berharga tentang kepemimpinan yang sesungguhnya: pemimpin yang tidak meninggikan diri, tetapi meninggikan makna kebersamaan.

Ketika acara usai, Dr Gatot menyalami satu per satu tamunya. Tak ada kata pamit yang berlebihan, hanya senyum hangat dan kalimat pendek yang menutup siang itu dengan kesan mendalam.

“Kita semua sedang belajar untuk jadi lebih baik. Tidak ada yang sempurna, tapi kita bisa saling menguatkan.”

Dan begitulah, dari sebuah meja makan sederhana di Padang, tersampaikan pesan besar tentang nilai ketulusan, kesederhanaan, dan kemanusiaan dalam kepemimpinan seorang jenderal.(*)