Padangpanjang, rakyatsumbar.id— Kuda milik Wali Kota Bukittinggi Ramlan Nurmatias Dt. Nan Basa, Sir Orbit berhasil menjadi pemenang Kelas Derby DIV 1 1.400 meter pada Pacu Kuda Gubernur Cup III Alek Anak Nagari Padangpanjang, Batipuah dan X Koto (Pabasko) di Lapangan Bancalaweh, Minggu (26/10/2025).
Kuda yang ditunggangi Rudi Jr ini, pada nomor favorit sekaligus penutup pacuan tersebut, berhasil menggunguli Emperor Bukati yang ditunggangi Hermansyah dan Agam Senator yang ditunggangi Reza Mantoani, ketiga kuda tersebut sama-sama berasal dari Kota Bukittinggi.
Selain kemenangan kuda asal Kota Bukittinggi, penampilan Joki Perempuan asal Kota Padangpanjang Najla Al Balkis, yang turun di kelas E Pertama 600 Meter menunggangi kuda Seabiscuit Ex Berlin Start kepunyaan Delius Putra, yang berhasil menjadi yang tercepat di kelasnya.
Alek Nagari Pabasko yang dihadiri puluhan ribu masyarakat dari Padangpanjang dan Kabupaten Tanahdatar itu, juga dihadiri Gubernur Sumbar Mahyeldi Ansharullah, Wali Kota Padangpanjang Hendri Arnis, Bupati Padangpariaman John Kenedy Azis, Wali Kota Bukitttinggi Ramlan Nurmatias.
Selain itu, juga dihadiri Anggota DPD-RI Irman Gusman, perwakilan Pangdam XX Tuanku Imam Bonjol, Wakil Wali Kota Padangpanjang Allex Saputra, Ketua DPRD Padangpanjang Imbral, Angota DPRD Sumbar Erick Hamdani, unsur Forkopimda dan Ninik Mamak di Pabasko.
Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi yang membuka kegiatan tersebut, mengapresiasi Pemerintah Kota Padang Panjang, Niniak Mamak, dan seluruh pihak yang telah berkolaborasi menyukseskan ajang Piala Gubernur Cup III Alek Anak Nagari Pabasko 2025.
“Olahraga pacu kuda adalah warisan budaya yang juga bernilai ibadah, sebagaimana dianjurkan Rasulullah SAW. Pemerintah Provinsi akan terus mendukung kegiatan seperti ini, karena manfaatnya besar bagi ekonomi dan pariwisata,” ujarnya.
Ia juga berharap Padang Panjang, sebagai kota transit strategis, dapat terus menghadirkan berbagai event untuk menggairahkan sektor UMKM dan memperkuat posisinya sebagai kota budaya dan destinasi wisata.
Senada dengan itu, Anggota DPD RI, Irman Gusman menyampaikan komitmennya untuk membantu pengembangan Gelanggang Pacuan Kuda Bancalaweh.
“Dengan jejaring yang kita miliki, kami siap mendukung peningkatan fasilitas pacuan ini agar menjadi arena yang representatif. Buatlah master plan yang baik, karena dari sinilah bisa lahir bibit unggul yang mengharumkan nama Pabasko, bahkan Indonesia,” tuturnya.
Sementara itu, Wali Kota Padangpanjang Hendri Arnis menegaskan bahwa Pacu Kuda Alek Anak Nagari Pabasko bukan sekadar perlombaan, tetapi juga warisan sejarah dan simbol kebanggaan masyarakat.
“Event pacu kuda ini bukan hanya tentang adu cepat kuda dan joki, tetapi tentang bagaimana kita menjaga warisan adat, memperkuat silaturahmi, dan menggerakkan ekonomi masyarakat. Antusias warga luar biasa, ini bukti bahwa olahraga tradisional ini tetap hidup di hati anak nagari,” ujar Hendri.
Ia menambahkan, Pemerintah Kota akan mengusulkan program Dana Insentif Daerah (DID) agar pacu kuda dapat digelar secara rutin setiap tahun.
“Kita akan perjuangkan agar Bancah Laweh menjadi arena pacuan yang representatif di Sumatera Barat dan mampu menggelar kejuaraan berskala nasional,” tegasnya.
Wali Kota juga menyoroti potensi sejarah dan daya tarik wisata Gelanggang Bancalaweh. Kawasan ini dikenal sebagai salah satu lokasi legendaris dalam kisah “Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck” karya Buya Hamka, di mana Zainuddin dan Hayati digambarkan pertama kali bertemu dalam suasana penuh romantika di hamparan bukit kapur Bancalaweh.
“Bancalaweh bukan sekadar tempat pacuan, tapi juga bagian dari sejarah dan kisah budaya Minangkabau yang telah hidup dalam sastra nasional. Nilai historis ini harus kita jaga, garap, dan kembangkan sebagai kawasan wisata budaya dan olahraga bernilai ekonomi tinggi,” ungkapnya.
Ia menambahkan, Pemerintah Kota bersama DPRD akan terus mendorong pengesahan RTRW agar kawasan Bancalaweh dapat dikembangkan lebih optimal, termasuk untuk penataan kawasan batu kapur legendaris yang menjadi ciri khas wilayah tersebut.
“Kita ingin geliat ekonomi selama masa pemerintahan Hendri–Allex benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat,” tambahnya.
Mengakhiri sambutannya, Wako Hendri menyampaikan pesan penuh semangat kepada para peserta.
“Selamat bertanding untuk semua joki dan pemilik kuda. Siapapun pemenangnya, kalian semua adalah juara di hati kami — Pemerintah Kota Padangpanjang dan masyarakat Pabasko,” tutupnya.
Persatuan Anak Nagari
Ribuan masyarakat tumpah ruah di Gelanggang Pacuan Kuda Bancalaweh, menyaksikan Pacu Kuda Gubernur Cup III Alek Anak Nagari Padang Panjang, Batipuah, dan X Koto (Pabasko).

Momen ini bukan hanya tentang adu cepat kuda dan joki, tetapi juga simbol persatuan anak nagari, warisan budaya, dan kebangkitan ekonomi masyarakat.
Perwakilan Niniak Mamak Pabasko, Datuak Kupiah menyampaikan rasa bangga dan terima kasih yang mendalam kepada seluruh panitia, anak nagari, dan masyarakat yang telah bekerja keras tanpa kenal lelah demi terlaksananya kegiatan besar ini.
“Atas nama Niniak Mamak se-Pabasko, kami mengucapkan terima kasih kepada anak-anak nagari yang sudah pontang-panting menyiapkan alek besar ini. Mudah-mudahan dengan niat baik ini, kegiatan berjalan lancar dan menjadi ajang silaturahmi yang mempererat kita semua,” ujarnya.
Ia juga mengingatkan pentingnya menjaga persatuan dan nilai-nilai adat Minangkabau yang menjadi akar pacu kuda tradisional ini.
“Pergunakanlah gelanggang pacuan ini sebagai wadah mempersatukan anak nagari. Jangan sampai kita terpecah belah. Niniak Mamak siap mendukung dan akan selalu berada di barisan depan untuk menjaga alek nagari ini tetap hidup dan berkembang,” tegasnya.
Lebih lanjut, Datuak Kupiah menyinggung nilai historis Gelanggang Bancalaweh, yang dahulu merupakan hasil kesepakatan para niniak mamak se-Pabasko untuk membangun gelanggang pemersatu nagari.
“Gelanggang ini saksi sejarah. Dari sinilah semangat kebersamaan itu tumbuh. Maka mari kita jaga dan kembangkan agar jadi kebanggaan Pabasko, bahkan Sumatera Barat,” tambahnya penuh haru.
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi IV DPRD Sumbar, Erick Hamdani Datuak Ambasa, turut memberikan apresiasi atas terselenggaranya event ini.
“Pacu kuda di sini sangat kental dengan nilai adat dan budaya. Pemerintah Provinsi tentu sangat mendukung agar gelanggang Bancah Laweh bisa menjadi arena pacuan berskala nasional. Kita ingin cita-cita niniak mamak se-Pabasko untuk menggelar pacuan nasional segera terwujud,” ujarnya.
Erick menambahkan, alek pacu kuda bukan sekadar hiburan rakyat, melainkan juga motor penggerak ekonomi lokal.
“Keramaian ini memberi dampak langsung. Pedagang kecil dan UMKM meningkat omzetnya, masyarakat tersenyum, ekonomi berputar. Ini bukti bahwa budaya dan ekonomi bisa berjalan seiring,” jelasnya.
Ketua Pelaksana, Delius Putra dalam laporannya menyampaikan, sebanyak 59 ekor kuda ikut serta dalam alek kali ini, terdiri dari 47 kuda pacu dan 12 kuda bendi (bugi), dengan total 14 race pacu dan 3 race bugi.
Peserta datang dari berbagai daerah, termasuk Sumatera Utara, Aceh, dan kabupaten/kota di Sumatera Barat.
Ia juga menyebutkan, 1.877 pelaku UMKM turut hadir meramaikan kegiatan ini dengan fasilitas berjualan gratis, begitu pula dengan pengunjung yang tidak dipungut biaya masuk.
“Semua kita fasilitasi tanpa biaya agar masyarakat benar-benar bisa menikmati alek ini dan ikut merasakan manfaat ekonominya,” kata Delius.
Sementara itu, Ketua Pordasi Pabasko, Riki Putra berharap kegiatan pacu kuda dapat dijadikan agenda tahunan yang rutin digelar di Padangpanjang.
“Pacu kuda bukan hanya tontonan, tapi perekat silaturahmi. Masyarakat senang, pelaku UMKM terbantu, dan ekonomi menggeliat. Kita ingin pacuan ini jadi kebanggaan daerah,” tuturnya.
Puncak kemeriahan terasa saat bendera Pataka dikibarkan di tengah arena, menandai resmi dimulainya Alek Anak Nagari Pabasko Gubernur Cup III.
Sorakan penonton berpadu dengan derap langkah kuda yang melesat di lintasan, menghadirkan suasana penuh semangat dan nostalgia akan kebesaran tradisi Minangkabau.
Pacu kuda ini bukan hanya melestarikan olahraga warisan nenek moyang, tetapi juga membuktikan bahwa adat, budaya, dan ekonomi bisa bersatu untuk kemajuan nagari.
Sebagaimana diungkapkan Datuak Kupiah di akhir sambutannya, “Kalau dulu gelanggang ini jadi tempat berkumpul para datuak dan anak nagari, hari ini menjadi bukti bahwa warisan itu masih hidup dan akan terus hidup, selama kita menjaga persatuan,” tutupnya.
Perhelatan alek nagari ini sekaligus menjadi simbol kebangkitan Pabasko — kota adat, budaya, dan kebersamaan yang tak lapuak dek hujan, tak lakang dek paneh.
Omset Pedagang Meninggkat
Ketua Dekranasda Kota Padang Panjang, Ny. Maria Feronika Hendri meninjau pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang berjualan di Arena Pacuan Kuda Gubernur Cup III Alek Anak Nagari Pabasko di GOR Khatib Sulaiman, Minggu (26/10/2025).

Ny. Maria menyampaikan dukungannya terhadap keberadaan UMKM di Padangpanjang, terutama yang ikut serta memeriahkan berbagai iven daerah seperti Alek Pacu Kuda ini.
“Momen seperti inilah yang harus dimanfaatkan oleh UMKM kita. Karena acara Alek Pacu Kuda ini tidak hanya dihadiri masyarakat Padangpanjang, tapi juga dari luar daerah. Manfaatkan kesempatan ini untuk menarik minat pengunjung membeli produk kita,” ujarnya.
Ia juga berpesan agar pelaku UMKM terus meningkatkan kualitas, baik dari segi kemasan, cara berjualan, maupun penataan lapak, agar produk dapat dipasarkan lebih luas.
“Kami selalu mendukung UMKM Padang Panjang. Mari bersama-sama kita bangkit dan ciptakan produk yang lebih menarik dan berkualitas,” kata Ny. Maria.
Sementara itu, salah seorang penjual kelapa muda, Saka mengaku bersyukur dengan adanya acara pacu kuda tersebut.
“Alhamdulillah, dengan adanya kegiatan ini omzet kami meningkat dari hari biasanya. Kalau bisa, kegiatan seperti ini lebih sering diadakan, karena ramai dan banyak pengunjung dari luar kota,” tuturnya. (ned)





