Solok, rakyatsumbar.id—Gaya kepemimpinan Bupati Solok, Jon Firman Pandu (JFP) mendapat sorotan dari berbagai pihak, termasuk PWI Kabupaten Solok yang ikut menyimak dan mengawal jalannya roda pemerintahan dibawah kepemimpinan Jon Firman Pandu bersama Wakil Bupati Solok Candra.
Sikap responsif dari sosok Jon Pandu dinilai sangat tepat di tengah berbagai kondisi masyarakat saat ini. Bupati Solok langsung turun ke masyarakat jika terjadi persoalan atau kebutuhan lainnya.
Seperti saat Bupati JFP turun langsung ke Nagari Kotobaru, Kamis (02/10/2025), polemik soal dugaan korupsi yang dikeluhkan warga langsung ditanggapi dengan cepat sehingga tidak berujung pada kebuntuan yang dikhawatirkan berujung pada tindakan anarkis.
Ketua PWI Kabupaten Solok, Welluril menyebut, pemimpin yang responsif dan bekerja nyata sangat dibutuhkan masyarakat. Hadirnya seorang kepala daerah mendengarkan keluh kesah merupakan wujud kehadiran negara.
“Kami menilai, ini sebuah komitmen Bupati untuk menghadirkan pemerintah dalam setiap persoalan masyarakat. Dan ini sangat positif, dan perlu kita dicatat, ini bukan yang pertama kali dilakukan,” kata Welluril.
Terkait tudingan JFP kerap mencari panggung popularitas di media sosial, Welluril menilai hal itu sangat tidak relevan. Karena, ulasnya, saat ini bukan lagi masanya kampanye, atau menarik simpati masyarakat, tapi saatnya bekerja.
Welluril menilai, unggahan kegiatan atau berita seorang kepala daerah di media massa dan media sosial merupakan sebuah bentuk transparansi kepada masyarakat atas apa yang dilakukan seorang kepala daerah.
Menurutnya, Bupati Solok bukan satu-satunya kepala daerah yang memanfaatkan media sosial untuk berinteraksi dengan masyarakat. Bahkan, tak terbilang kepala daerah lainnya yang memanfaatkan media, termasuk yang populer saat ini seperti KDM, Gubernur Jabar.
“Toh sebelum jadi Bupati, JFP juga sudah aktif di media sosial. Dan harus diakui, masyarakat menyukai itu, buktinya beliau mendapat dukungan luas dari masyarakat pada Pilkada kemarin,” paparnya.
Welluril mengajak masyarakat agar tak mudah terpengaruh dengan opini-opini yang membuat gaduh. Menurutnya, Kabupaten Solok hari ini punya ruang lebih terbuka, bupati berasal dari partai yang saat ini sangat berpengaruh di Indonesia.
“Kita melihat hari ini, gerak pembangunan Kabupaten Solok sangat masif. Tugas kita sebagai masyarakat, bagaimana berkolaborasi untuk mendukung. Kalau pun ada yang dinilai kurang baik, kita sebagai masyarakat maupun jurnalis, berkewajiban mengingatkan, tapi dengan cara baik,” tuturnya.
Responsif Terhadap Keluhan Masyarakat
Sikap responsif yang dilakukan Bupati JFP bukan kali ini saja, bahkan ketika itu sebuah kritik tajam, Bupati juga tetap turun. Terbukti ketika masyarakat Muaro Paneh menanam pisang di tengah jalan berlubang.
Kritik itu dinilai sebagai bentuk peran masyarakat mengawasi jalannya pemerintahan.
Pendekatan komunikasi terbuka melalui media sosial, menurut Jon Firman Pandu, merupakan salah satu cara efektif dalam berinteraksi dengan masyarakat.
Ia menilai, di era digital saat ini, keterbukaan informasi menjadi bagian penting dari tata kelola pemerintahan yang terbuka dan berkualitas.
“Media sosial bukan sekadar tempat berbagi foto, tetapi juga sarana edukasi dan komunikasi agar masyarakat tahu apa yang dilakukan pemerintahnya, dan kami juga bisa mendengar keluh kesah masyarakat dari media yang ada,” ujar Bupati. (jonkenedi)