Padangpanjang, rakyatsumbar.id — Kerukunan hidup beragama menjadi fondasi penting yang harus terus dijaga di Kota Padangpanjang. Pemerintah Kota menegaskan komitmennya untuk memperkuat nilai toleransi dan kebersamaan di tengah masyarakat yang majemuk.
Wali Kota Padangpanjang Hendri Arnis melalui Wakil Wali Kota Allex Saputra menyampaikan, pentingnya menjaga dan memperkuat kerukunan antarumat beragama di tengah dinamika zaman yang semakin kompleks.
“Padang Panjang dikenal dengan kerukunan dan keterbukaannya sejak dulu. Generasi muda perlu terus diedukasi agar tidak mudah terpecah oleh isu-isu yang bisa mengganggu persatuan,” ujarnya saat membuka Rapat Kerja Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) di Aula BPBD Kesbangpol, Jumat (7/11).
Ia mengingatkan tantangan ke depan yang semakin besar, terutama dalam menghadapi era bonus demografi menuju 2030–2045.
“Anak-anak muda harus disiapkan menjadi generasi yang toleran, menghargai perbedaan, dan peka terhadap nilai-nilai kebangsaan. FKUB punya peran strategis dalam menjaga keseimbangan sosial dan spiritual di tengah masyarakat,” tambahnya.
Kepala Kantor Kemenag Kota Padangpanjang, Muklis M menyampaikan, apresiasi kepada Pemerintah Kota atas dukungannya terhadap FKUB.
“Kita patut bersyukur, selama ini Padangpanjang tetap rukun, damai, dan harmonis. Kepengurusan baru FKUB diharapkan bisa terus menjaga semangat itu,” katanya.
Sementara itu, Kepala BPBD Kesbangpol, Nofiyanti mengutarakan, FKUB memiliki dasar hukum kuat melalui Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Tahun 2006.
“FKUB selain wadah formal, juga forum dialog yang menjembatani antarumat beragama untuk memperkuat kerukunan dan mempererat hubungan sosial di daerah,” ujarnya.
Ketua FKUB, Buya Alizar menegaskan pengurus baru siap menjalankan amanah dengan penuh tanggung jawab.
“Kami berkomitmen melanjutkan kerja sama yang baik antara pemerintah, tokoh agama, dan masyarakat. FKUB akan terus aktif menjaga persaudaraan dan kerukunan umat beragama,” katanya.
Ia juga menekankan pentingnya menjadikan Padangpanjang sebagai kota yang religius, toleran dan damai.
“Kerukunan bukan sekadar slogan, tapi harus diwujudkan dalam tindakan nyata di lingkungan tempat kita tinggal,” ujar Alizar.
Rapat kerja ini diikuti sekitar 50 peserta yang berasal dari unsur instansi, pengurus FKUB dan tokoh masyarakat. (ned)





