Jawab Tantangan Global, Guru Dituntut Melek Teknologi Digital
Solok,rakyatsumbar.id-Guru dituntut agar mampu memanfaatkan teknologi digital untuk mendesain pembelajaran yang kreatif demi menjawab tantangan dan kebutuhan zaman secara global.
“Tak terkecuali di Kota Solok, maka untuk mewujudkannya, nanti kita akan adakan pelatihan-pelatihan dan juga pemagangan yang berfokus pada strategi pembelajaran yang berbasis digital, sehingga para guru yang ada di Kota Solok ini mampu menguasai teknologi digital, kalau tidak, tentu kita akan terus tergerus perkembangan zaman,”kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Solok Irsyad, Kamis (25/1).
Dijelaskan Irsyad, Dinas Pendidikan Kota Solok telah berupaya menjalin kerjasama atau Sister School dengan sekolah yang ada di Singapura, dan beberapa waktu kemarin telah disepakati bahwa Singapura bersedia untuk memfasilitasi Kota Solok dalam kerjasama tersebut.
“Selain dengan sekolah yang ada di Singapura, bersama Mr.Robert Gardiner dari Organisasi Prestasi Junior Indonesia kemarin, Kota Solok juga merencanakan penjajakan program sister school dengan Selandia Baru atau New Zealand, dan dengan itu, nantinya kita harapkan anak-anak didik yang di Kota Solok ini mampu mempunyai pemikiran berskala Global,” terangnya.
Sedikit tentang Mr.Robert, dijelaskan Irsyad, adalah seorang pakar pendidikan dari Organisasi Prestasi Junior Indonesia (PJI) yang telah melakukan kerja sama dengan Kota Solok melalui Cha-Ching Curiculum, yaitu sebuah program dari Prudence Foundation yang mengajarkan konsep dasar pengelolaan keuangan yang ditujukan untuk anak kelas V Sekolah Dasar.
“Nah, memasuki era yang serba digital ini, setiap guru memang sudah selayaknya diharapkan mampu untuk menggunakan model pembelajaran yang tidak membosankan bagi anak-anak didik, dan bisa menciptakan hal-hal yang baru dalam proses belajar-mengajar yang sesuai dengan keseharian anak didik,” ungkapnya.
Anak didik sekarang, ditambahkan Irsyad, keseharian mereka rata-rata banyak dihabiskan didepan telepon pintar mereka, dan itu lah sebabnya digitalisasi pembelajaran itu dibutuhkan untuk meningkatkan mutu pembelajaran melalui inovasi-inovasi, dan tentunya disertai dengan metode atau strategi mengajar yang efektif.
“Implementasi Kurikulum Merdeka, itu merupakan upaya untuk memulihkan pembelajaran demi mewujudkan transformasi pendidikan di Indonesia ke arah yang lebih baik, dan pada Kurikulum Merdeka, guru dapat mengenali potensi murid lebih dalam guna menciptakan pembelajaran yang relevan,” pungkasnya.
Sebagai sosok sentral dan ujung tombak pendidikan, disebutkan dia, guru pada implementasi kurikulum merdeka lebih banyak berperan sebagai fasilitator, karena bagaimanapun canggihnya teknologi, memang guru tidak akan pernah bisa tergantikan walaupun di era digitalisasi.
“Namun begitu, gurulah yang harus mampu memanfaatkan teknologi digital yang ada, untuk mendesain pembelajaran kreatif yang mampu menjadikan siswa aktif dan berpikir kritis, dan oleh sebab itu, pada tahun 2024 ini, setiap guru yang ada di Kota Solok sudah harus mampu untuk memanfaatkan teknologi digital pada proses pembelajarannya,”tutupnya .(Well)