rakyatsumbar.id

Berita Sumbar Terkini

Beranda » ISI Padangpanjang Dorong Pengembangan Ecoprint

ISI Padangpanjang Dorong Pengembangan Ecoprint

Peserta Pelatihan Ecoprint bagi masyarakat Kabupaten Limapuluh Kota yang dilaksanakan oleh LPPMPP ISI Padangpanjang.

Prof. Novesar : Kewajiban Kami Mengembangkan Industri Kreatif

Guguk Malintang, Rakyat Sumbar– Institut Seni Indonesia (ISI) Padangpanjang tidak hanya institusi yang konsen terhadap pengembangan kesenian dari segi estetika dan medianya saja. Tetapi juga pada hal-hal yang berkaitan dengan kearifan dalam menjaga lingkungan saat berkarya. Hal ini diwujudkan dua dosen Jurusan Desain Mode ISI Padangpanjang Desara Imelda dan Dini Yanuarmi. Mereka menggelar pelatihan pewarnaan tekstil dengan menggunakan bahan alami atau yang sedang trend disebut ecoprint.

Ketika ditemui, Imelda menjelaskan, pelatihan yang baru saja usai dilaksanakan itu mengikutsertakan kaum ibu yang tergabung dalam kelompok menjahit “Benang  Sutra”  Kabupaten  Limapuluh Kota.

“Meningkatnya  kesadaran  masyarakat untuk menjaga kelestarian alam menjadikan  tren gaya  hidup  ramah  lingkungan  semakin  digemari  masyarakat  yang  merambah  luas  ke  berbagai sektor usaha, tidak terkecuali pada bidang kerajinan,” sebutnya.

Ecoprint kata Imelda, berasal dari  kata ecoasal  kata ekosistem  (alam) dan printyang artinya  mencetak,  yaitu  teknik  mewarnai  dan  membuat  motif  kain  dengan cara mencetak  bahan-bahan  yang  terdapat di alam  sekitar  berupa  dedaunan,  bunga,  batang  bahkan ranting ke atas kain dengan cara dikukus maupun diketok.

“Tidak seperti batik tulis atau batik cap yang  pada tahap  tertentu menggunakan  bahan  kimia, ecoprintmenggunakan  unsur-unsur alami tanpa  bahan  sintetis  atau  bahan  kimia,  pewarna  dasar  kain ecoprint dibuat  dari  hasil  rebusan dedaunan, kulit kayu maupun batang kayu,” terangnya.

Sementara itu, Dini menjelaskan, selama pelatihan di langsungkan, para peserta sangat antusias. Hal ini terlihat dari semangat mereka dalam melahirkan karya-karya yang bersifat kreatif.

“Peserta juga tampak rajin bertanya dan memberikan pandangn mereka sendiri terhadap teknik maupun motif. Ini sangat luar biasa,” sebutnya.

Pelatihan Ecoprint juga diharapkan menjadikan para peserta tidak hanya melihat tekstil dalam kapasitas jahit menjahit yang mereka kuasai tetapi juga pada pengolahan bahan baku yang sesungguhnya berasal dari bahan daur ulang.

“Jadi ada dua hal yang berkenaan dengan kearifan dalam menjaga lingkungan dalam praktek ecoprint kita ini. Pertama penggunaan pewarna alami yang tidak merusak lingkungan, kedua daur ulang pakaian yang dapat mengurangi sampah dari bahan sandang tak terpakai,” sebutnya.

Kedepan, Dini yang juga ketua Jurusan Desain Mode berharap apa yang sudah diajarkan selama pelatihan dapat terus dikembangkan oleh para peserta.
Sementara Rektor ISI Padangpanjang Prof Novesar Jamarun berharap agar pelatihan seperti ini dapat turut meningkatkan ekonimi masyarakat yang mengikutinya dan dapat pula dikembangkan oleh peserta pada mereka yang tidak ikut dalam pelatihan.

“Industri kreatif adalah masa depan Indonesia. Hal ini tidak terbantahkan lagi. Karena itu adalah sebuah kewajiban bagi kami untuk turut mendorong tumbuhnya industri kreatif di masyarakat termasuk dalam hal desain mode dan kerajinan berbasis tekstil,” katanya.

Menyikapi program kampus merdeka yang didengungkan kementrian pendidikan dan kebudayaan, Rektor berharap agar pelatihan seperti ini akan semakin mendekatkan civitas akademika dengan para praktisi.

“Jadi peserta itu sesungguhnya juga praktisi. Mereka sangat potensial untuk terus berkembang dan suatu saat, mereka akan jadi mitra kita juga. Tapi bukan mitra binaan lagi. Barangkali, kita yang akan mengirim mahasiswa untuk belajar praktek pada mereka,” sebutnya. (ned)

About Post Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *