Garda Sumbar Gelar Dua Liga Burung Berkicau: Pada Dua Lapangan Berbeda
FOTO BERSAMA: Pemenang BC Liga Papamama, PPC BC berfoto usai final.
Padang, Rakyat Sumbar– Di Sumatera Barat, event Organizer (EO) burung Berkicau, Garda Sumbar merupakan salah satu EO yang konsisten menggelar latihan bersama (Latber) burung berkicau dengan format liga.
Berdiri pada 10 November 2019 di Padang, EO ini lokal Sumbar ini memang terbilang masih sangat muda. Namun, dalam kurun waktu 3 bulan telah menggelar dua kali liga dan Latpres. Teranyar, baru hitungan hari, menuntaskan Liga Geboy I di arena gantang Roni Baron Berkicau, Parakpisang, Minggu (12/1).
CEO Garda Sumbar Arief Kamil didampingi General Manager Melati Mel mengatakan, setelah Liga Geboy I, pihaknya langsung menggelar dua liga secara berbarengan pada dua lapangan terpisah.
Kompetisi pertama adalah Liga Garda Sumbar yang dihelat dari 14 Januari 2020 di arena gantang Garda Sumbar di Parakkarakah dan Liga Papamama di Arena Gantang Roni Baron Berkicau Parakpisang mulai Rabu (15/1).
“Untuk Liga Garda jadwalnya setiap Minggu, Selasa, Kamis dan Jumat sore mulai pukul 16:00. Sementara untuk Liga Papamama digelar Senin dan Rabu malam pukul 20:00 serta Sabtu sore pukul 16:00,” ungkap Arief Kamil.
Ia mengatakan, dalam dua liga sebelumnya, apresiasi dan dukungan kicau mania cukup besar. Berdasarkan catatan, rata-rata setiap putaran jumlah gacoan yang naik gantang sebanyak 120 hingga 150. Artinya, jika liga diputar selama 15 putaran, total peserta 1800 hingga 2.250. jumlah itu belum termasuk pada saat final liga.
“Kalau untuk peserta lumayanlah. Untuk kepercayaan pemain yang luar biasa ini, kita tentu berupaya memperbaiki diri dan memberikan yang terbaik terhadap kicau mania Kota Padang.
Sementaraitu, Melati Mel mengatakan, pihaknya selama ini sangat wanti-wanti dengan para juri. Untuk mendapat kepercayaan pemain, ia mengatakan kejujuran dan sikap fair play harus benar-benar dilakukan para pengadil.
“Pada setiap breaffing selalu kami sampaikan ke juri agar fair dalam menilai. Salah atau keliru masih bisa dimengerti, namun jika salah menilai burung karena bermain dengan pemain, maka tidak bisa ditoleransi. Kita akan memberhentikan dengan tidak hormat,” cetusnya.
Hanya saja, sejauh ini ia pantas berbangga, lantaran komitmen tersebut dipegang teguh oleh tim juri.
“Kami sangat mengapresiasi para juri yang kami pastikan tak pernah bermain dengan pemain. Bagi kami juri adalah aset dan garda terdepan. Untuk itu, kami selalu berupaya menghargai mereka dalam segala hal,” pungkasnya. (edo)