Materi galodo berupa kayu yang terbawa banjir bandang.
Agam, rakyatsumbar.id — Bencana galodo atau banjir bandang kembali melanda Jorong Toboh, Nagari Malalak Timur, Kabupaten Agam pada Rabu sore sekitar pukul 17.00 WIB. Material lumpur dan batuan yang mengalir deras dari lereng Gunung Singgalang menyebabkan kerusakan berat pada permukiman warga dan menimbulkan krisis darurat di kawasan tersebut.
Syahrul Syam Koto, yang akrab disapa Metek Ujang, warga Jorong Toboh, menjelaskan bahwa hingga saat berita ini diturunkan terdapat satu korban jiwa akibat galodo. Puluhan rumah warga juga tertimpa material longsor, namun jumlah pasti korban jiwa lainnya masih belum dapat dipastikan sebab akses menuju lokasi sangat terbatas akibat putusnya jalan karena longsor dengan curah hujan tinggi yang masih mengguyur wilayah itu.
Warga terdampak telah mengungsi ke Pasar Cimpago, tepat di depan SD Negeri Campago, namun hingga kini bantuan belum sampai kepada mereka. Metek Ujang meminta pemerintah Kabupaten Agam segera melakukan evaluasi korban dan memberikan penanganan cepat untuk mengatasi keadaan darurat ini.
Kondisi geografis Malalak yang berada di dataran tinggi, seperti disampaikan oleh Bupati Agam, Ir. H. Benni Warlis, MM, membuat kawasan ini sangat rentan terhadap bencana hidrometeorologi. Hujan deras yang berlangsung lama menyebabkan aliran air dari perbukitan cepat mengalir ke pemukiman, memicu galodo dan longsor berulang yang sulit diantisipasi. Faktor pemadaman listrik sehari sebelum kejadian juga memperparah situasi, menghambat warga dalam menerima informasi peringatan dini serta mempersulit kesiapsiagaan warga.
Bupati juga mengungkapkan bahwa pihaknya telah menggelar rapat tanggap darurat untuk merumuskan langkah penanggulangan bencana secara terpadu, termasuk evakuasi, pendataan, dan distribusi bantuan. Meski intensitas hujan mulai mereda, kewaspadaan warga dan petugas tetap tinggi dalam memantau potensi banjir susulan.
Fenomena galodo ini menggarisbawahi urgensi mitigasi dan adaptasi bencana berbasis perubahan iklim serta pentingnya peningkatan sistem peringatan dini dan infrastruktur yang tahan bencana di wilayah rawan seperti Malalak.( fwi)