rakyatsumbar.id

Berita Sumbar Terkini

Beranda » FGD Sebulan Gempa Pasbar, Insannul Kamil: Jangan Latah Edukasi Kebencanaan

FGD Sebulan Gempa Pasbar, Insannul Kamil: Jangan Latah Edukasi Kebencanaan

Padang, rakyatsumbar.id – Jumat, 25 Maret 2022, tepat sebulan gempa bumi 6,1 SR mengguncang bumi Pasaman Barat dan Pasaman.

Ribuan rumah dan fasilitas umum hancur berantakan. Ribuan warga kehilangan tempat tinggal.

Momen satu bulan pasca gempa, 25 Februari 2022 itu, Jurusan Teknik Unand dan Katua teknik sipil menggelar Focus Group Discussion (FGD).

Temanya  “Satu Bulan Pasca Gempa, Seberapa Tanggap Kita”, di ruang pertemuan Jurusan Teknik Sipil Unand di Limau Manis.

Wakil Rektor (WR) 3 Unand Ir. Insannul Kamil, M.Eng, menilai FGD temanya menantang sekali.

“Harusnya tema ini bisa melahirkan sebuah rekomendasi yang mampu menggerakkan langkah hebat untuk memulihkan derita korban gempa bumi di Pasaman Barat dan Pasaman,” ujar Insannul Kamil.

Faktanya kata Nanuk sapaan Insannil Kamil, gempa terjadi sebulan lalu, masyarakat tak punya modal pengetahuan tentang kebencanaan, akibatnya kewaspadaan tidak kuat.

“Teknik Sipil Unand harus ambil peran ini dalam hal penguatan kewaspadaan.”

“Serta total memulihkan dampak gempa di Pasaman Barat,” ujar Insannul Kamil pada FGD yang dipandu Ilhamsyah Mirman.

Kata Nanuk, memulihkan dampak gempa sebetulnya tidak terlalu lama.

“Itu karena kita punya semangat gotong royong dan kolaborasi.”

“Unand siap berkontribusi, pada masa pascagempa kemarin kepedulian Unand total.”

“Mulai rekasi cepat tim medis, lalu ada Pusat Studi Bencana Unand dan menggerakkan mahasiswa menjadi relawan termasuk trauma healing,” ujarnya.

Momen Edukasi

Nanuk berharap jadikan edukasi masyarakat soal bencana peran Unand dan itu harus berkesinambungan, jangan latah ketika bencana terjadi saja.

“Setahun lagi edukasinya berhenti, ini enggak tepat, edukasi kebencanaan itu harus berkesinambungan.”

“Unand harus ambil bagian untuk pencerdasan masyarakat di ring of fire, menghadapi bencana dan kuat kewaspadaannya,”ujar Nanuk.

Kadis Perumahan, Pemukiman dan Pertanahan Sumbar Rifda Suryani mengatakan, Pertakimtan Sumbar terus terang saat tanggap darurat gempa tanpa pos dana.

Inisatif spontan Pertakimtan Sumbar berkolaborasi dengan dinas terkait Pasbar untuk melakukan pendataan,” ujar Rifda.

Saat tanggap darurat dan transisi kondisi lapangan yang miris, meski bantuan logistik melimpah lewat gelombang aksi kemanusiaan.

Tapi soal papan (rumah) memiriskan siapa saja yang lewat di Kajai, Timbo Abu dan Malampah.

“Mereka korban gempa bumi butuh Huntara, soal sandang bisa lewat gelombang aksi kepedulian.”

“Soal papan memang kendala, Huntara solusinya, kita memetakan butuh Rp 3,7 miliar untuk membangun Huntara. (ri)

 

 

About Post Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *