Dekat dengan Seluruh Siswa, Salah Satu Parameter Kesuksesan Komunikasi Guru
Yogyakarta, rakyatsumbar.id—-Salah satu parameter kesuksesan komunikasi seorang guru adalah dekat dengan seluruh siswanya. Komunikasinya tidak ada jarak. Dengan begitu setiap siswa dapat setiap saat bicara pada gurunya tanpa ada perasaan khawatir apalagi takut.
Pakar Komunikasi dan Motivator Nasional Dr Aqua Dwipayana mengungkapkan hal itu pada Sharing Komunikasi dan Motivasi bertajuk “Menjadi Pendidik Bahagia dan Membahagiakan” di hadapan sekitar 100 orang guru PAUD, TK, SD, dan SMP serta pegawai Yayasan Pendidikan Dakwah dan Sosial Al Khairaat Yogyakarta di Hotel Burza Jogokariyan Yogyakarta pada Jumat (26/11/2021).
Hal itu bisa terwujud, lanjut Dr Aqua jika setiap guru menganggap semua siswa seperti anaknya sendiri. Sehingga setiap berkomunikasi seperti orang tua dan anaknya.
Dengan kedekatan secara emosional, papar Dr Aqua maka hubungan antara guru dan semua siswanya harmonis sekali. Saat berkomunikasi sama sekali tidak ada jarak.
Hal itu secara positif membuat guru mengetahui plus minus masing-masing siswanya. Kemudian membantu mereka mengoptimalkan potensi dirinya. Dengan begitu setiap siswa lebih percaya diri.
“Kedekatan antara guru dengan semua siswanya penting sekali. Dengan komunikasi yang tidak ada jarak membuat guru mengetahui plus minus masing-masing siswanya. Kemudian berusaha membantu agar mereka dapat mengoptimalkannya sebagai nilai tambah pada setiap siswa,” tutur Dr Aqua.
Untuk mewujudkan semua itu, setiap guru harus memiliki kemampuan komunikasi yang baik dan efektif. Para guru bisa mempelajari dan mendalaminya. Dasarnya adalah selalu berkomunikasi dengan hati dan hati-hati.
Kemudian secara konsisten melaksanakan
REACH Plus A+C di mana saja berada. Jadi tidak hanya dengan para siswa tetapi pada semua orang. Hal ini berlaku secara universal di mana saja berada.
Aspek pertama adalah sikap menghargai orang lain tanpa kecuali yang diwakili dengan kata “Respect”. Penulis buku “super best seller” trilogi The Power of Silaturahim ini menegaskan di mana pun kita berada, jangan pernah menganggap remeh siapa pun. Hormati dan hargai semua orang termasuk para siswa.
“Salah satu contohnya saya paling respect sama sopir yang mengemudikan mobil saya selama di Yogyakarta. Namanya Pak
Dicky Pontjowanto. Kenapa, karena ketika saya di mobil, maka keselamatan dan “nyawa” saya dalam perjalanan ada di tangan sopir,” terang Dr Aqua.
Kedua adalah sikap “empathy” (empati). Para guru harus bisa merasakan yang dirasakan orang lain termasuk para siswa. Dengan begitu semuanya merasa nyaman. Apalagi kalau kemudian dapat membantu mengatasi kesulitan mereka.
“Berempatilah pada setiap orang terutama yang ada kaitan dengan aktivitas kita. Hal itu dapat membuat komunikasinya jadi nyaman dan lancar,” tutur Dr Aqua.
Ketiga adalah “audible” atau dapat dipahami dan dimengerti. Berusahalah agar semua yang disampaikan kepada orang lain termasuk para siswa pesannya dapat mereka terima.
“Pesan yang kita sampaikan diupayakan secara maksimal dapat dipahami oleh penerima pesan. Ini sangat penting agar mereka tidak salah memahaminya sehingga umpan baliknya sesuai dengan yang diharapkan,” ungkap penulis buku “super best seller” yang berjudul “The Power of Silaturahim: Rahasia Sukses Menjalin Komunikasi” ini.
Elemen Penting Komunikasi
Dr Aqua kemudian menjelaskan tentang elemen penting dalam proses komunikasi agar efektif dan mencapai sasaran. Sambil bercanda pria yang berasal dari Kota Padang, Sumatera Barat itu, mengatakan hal ini sedikit teoritis untuk menunjukkan yang bicara adalah doktor Komunikasi.
“Ini agak teoritis sedikit. Agar semua peserta yakin bahwa yang bicara adalah doktor Komunikasi. Jadi tidak sekedar ngomong saja,” guyon Dr Aqua yang disambut tertawa oleh para peserta.
Menurutnya dalam suatu proses komunikasi ada beberapa elemen penting. Hal ini sangat menentukan keberhasilan berkomunikasi.
Hal tersebut adalah Pengirim informasi (Sender), Simbol/Isyarat (Encoding), Saluran (Channel), Mengartikan Simbol/Isyarat (Decoding), Penerima (Receiver), Umpan Balik (Feedback) dan Pesan (Message) itu sendiri.
Pertama adalah Pengirim (Sender) atau disebut dengan Komunikator. Biasanya telah menyiapkan berbagai pesan yang akan disampaikan.
“Saat ini saya menjadi komunikator. Menyampaikan banyak pesan kepada seluruh peserta Sharing Komunikasi dan Motivasi,” jelas Dr Aqua.
Kedua adalah Pesan (Message). Merupakan proses menyampaikan berbagai pemikiran termasuk ide, gagasan, pedoman, instruksi, perintah, dan lainnya. Ketika melakukan ini terkadang ada gangguan (noise). Upayakan untuk meminimalisirnya agar semua pesan tersampaikan dengan baik.
Ketiga adalah mengkonversikan pesan ke bentuk simbolis (encoding). Ini adalah proses mengubah semua pesan yang akan disampaikan menjadi simbol, kalimat, tindakan, gerakan tubuh, diagram, gambar-gambar dan lainnya.
“Penerima pesan harus bisa memahami seluruh pesan yang disampaikan. Untuk itu dibutuhkan kepiawaian pengirim pesan agar semua yang disampaikannya mudah dipahami,” kata Dr Aqua.
Keempat, saluran komunikasi (channel). Dalam menyampaikan pesan, pengirim pesan harus menggunakan saluran komunikasi yang tepat. Ini sangat penting agar semua yang disampaikan dapat diterima secara efektif dan penerima pesan menafsirkannya secara benar.
Selain saluran komunikasi harus tepat, juga terkait erat dengan hubungan interpersonal antara pengirim dan penerima pesan. Termasuk urgensi pesan yang akan dikirim.
Kelima adalah pengertian ulang simbolis (Decoding). Pada proses ini penerima berusaha untuk menafsirkan semua pesan yang disampaikan pengirim kepadanya dan mencoba memahaminya dengan sebaik mungkin.
“Komunikasi yang efektif hanya terjadi jika penerima pesan memahami sama persis dengan yang dimaksudkan pengirim pesan. Untuk itu sebaiknya menyampaikannya dengan kalimat sederhana yang mudah dipahami,” ujar Dr Aqua.
Keenam adalah penerima pesan (Receiver). Biasa juga disebut dengan komunikan. Harus berusaha secara maksimal memahami semua pesan yang diterima.
Komunikasinya efektif jika semua pesan yang dikirimkan dapat diterima dengan baik oleh penerima pesan. Kemudian memahaminya sesuai dengan maksud pengirim pesan.
Ketujuh adalah umpan balik (feedback). Merupakan langkah terakhir dari proses komunikasi. Ini sekaligus buat memastikan penerima telah menerima pesan dengan baik dan menafsirkannya secara benar sesuai dengan yang dimaksudkan oleh orang yang mengirimkan pesan.
“Umpan balik menunjukkan bahwa komunikasinya dua arah. Tanggapan penerima pesan wujudnya bisa verbal dan non verbal. Hal ini sangat penting bagi pengirim pesan untuk mengetahui efektif atau tidak pesan yang disampaikannya,” jelas Dr Aqua.
Aspek selanjutnya dari REACH ungkap penulis banyak buku “super best seller” ini adalah “clarity” atau kejelasan dari semua pesan yang disampaikan. Jangan sampai menimbulkan multi interpretasi atau tafsir yang akhirnya tujuan berkomunikasi tidak tercapai.
“Clarity” bisa juga diartikan sebagai upaya melakukan transparansi dalam berkomunikasi. Perlu membiasakan hal ini, tanpa menutup-nutupi informasi, agar penerima pesan menjadi percaya.
Apapun pesan komunikasi yang disampaikan harus dapat dipahami oleh pihak lain, dengan penyampaian yang sederhana dan apa adanya.
“Semua pesan yang disampaikan harus jelas agar tidak terjadi multi interpretasi atau penafsiran yang berbeda dari penerima pesan. Jika itu terjadi dampaknya bisa fatal,” tegas Dr Aqua.
Terakhir adalah “humble” atau rendah hati. Jangan pernah tinggi hati dan sombong karena itulah awal dari keterpurukan kita sebagai manusia.
“Contohnya adalah jabatan seseorang. Itu ibarat kapas di ujung telunjuk. Begitu ditiup bisa langsung hilang. Sebagai manusia tidak ada yang perlu kita sombongkan. Semuanya milik Tuhan. Kita hanya dititipkan saja. Setiap saat yang kita miliki bisa diambil pemilikNya dan kita diminta pertanggungjawabannya,” terang Dr Aqua yang sangat rendah hati.
“REACH” menurut laki-laki yang hobi silaturahim ini tidak ada artinya jika tidak dilengkapi dengan huruf ‘A’ dan ‘C’ yakni Action dan Consistency atau Tindakan nyata dan cepat serta Konsistensi dalam pelaksanaannya. Jadi yang paling penting adalah implementasi pelaksanaannya secara terus-menerus.
Komunikasi itu lanjut Dr Aqua kelihatannnya sederhana. Bahkan ada orang yang menyepelekannya. Apalagi merasa sejak lahir setiap hari telah berkomunikasi.
“Padahal komunikasi itu vital sekali. Jika tidak hati-hati dalam berkomunikasi dampaknya bisa fatal. Telah banyak contoh mengenai hal ini,” ungkap Dr Aqua yang juga menjabat sebagai anggota Dewan Pakar Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI) Pusat.
Kemudian Dr Aqua menyebutkan setiap guru dalam aktivitas sehari-hari biasanya melaksanakan komunikasi internal dan eksternal. Keduanya sama pentingnya dan saling terkait.
Agar komunikasi eksternalnya bagus maka komunikasi di internalnya harus baik. Sesama guru dan pegawai di Yayasan Pendidikan Dakwah dan Sosial Al Khairaat harus berkomunikasi secara baik. Apalagi sebagai sesama saudara.
“Sesama pegawai di sini jangan ada yang merasa sebagai pesaing. Salah besar jika ada yang beranggapan seperti itu. Saingannya adalah para guru dan sekolah-sekolah lainnya yang bukan milik Yayasan Pendidikan Dakwah dan Sosial Al Khairaat. Upaya maksimal yang perlu dilakukan berusaha menjadi yang terbaik sehingga mengalahkan semua kompetitor,” ujar Dr Aqua.
Percaya Diri
Dr Aqua melanjutkan guru sejati adalah figur yang bisa membuat murid percaya akan kemampuannya sendiri dan bersyukur melihat perkembangan muridnya, sekecil apa pun. Mereka yang ikhlas, tulus dan rela membagi pengetahuannya. Dari guru, kita semua bisa belajar banyak tentang perilaku agar sabar dan rendah hati serta segudang kebaikan lainnya.
Terkait dengan itu, lanjut pria yang selama puluhan tahun mendalami komunikasi ini, setiap guru harus yakin dengan semua kemampuan yang dimilikinya. Sehingga saat mengajar di kelas melakukannya dengan penuh percaya diri.
“Cintailah dengan sepenuh hati pekerjaan sebagai guru. Apalagi jika menyadari sepenuhnya bahwa profesi ini sangat mulia. Dengan begitu maka akan totalitas menjalaninya. Sama sekali tidak ada beban,” tegas Dr Aqua.
Dosen luar biasa Bidang Komunikasi di semua Sekolah Staf dan Komando (Sesko) TNI serta Sekolah Staf Pimpinan Tinggi (Sespimti) Polri ini melanjutkan, jika dapat dengan sepenuh hati melaksanakan profesi mulia sebagai guru maka menjalaninya tidak pernah merasa lelah. Bahkan selalu bahagia.
Sikap itu menurut Dr Aqua secara signifikan berpengaruh pada lingkungan sekolah. Terutama saat berinteraksi dengan semua siswa, sesama guru, dan para pegawai di sekolah.
Pasti saat berinteraksi dengan mereka dan pihak lain termasuk orang tua siswa, ujar bapak dari Alira Vania Putri Dwipayana dan Savero Karamiveta Dwipayana ini, komunikasinya enak, nyaman, dan menyenangkan. Sehingga hasilnya positif dan bermanfaat bagi seluruh orang yang berkomunikasi.
Dengan mencintai profesi guru sepenuh hati, tambah Dr Aqua, pengaruh positifnya besar sekali pada semua siswanya. Saat mengajar melakukannya dengan sepenuh hati dan totalitas.
“Semua siswa yang mendapatkan pelajaran dari guru yang mengajar dengan sepenuh hati pasti senang sekali. Mereka merasa dekat dengan gurunya dan menjadi sangat percaya diri pada kemampuannya. Juga tidak ragu-ragu bertanya jika ada hal-hal yang perlu ditanyakan,” ujar Dr Aqua.
Berusaha Membantu
Di awal pemaparannya pria kelahiran Pematang Siantar, 23 Januari 1970 itu menyampaikan selamat kepada semua guru yang sehari sebelumnya, Kamis (25/11/2021) memperingati Hari Guru Nasional. Betapa mulianya profesi ini sehingga rutin diperingati setiap tahun.
“Para guru berjasa kepada semua orang termasuk ke saya. Gurulah yang membuat seseorang bisa cerdas hatinya, cerdas komunikasinya, dan cerdas otaknya. Tanpa guru semua itu tidak dapat terwujud,” ungkap pria yang memiliki jejaring yang luas ini.
Terkait dengan itu, Dr Aqua mengatakan sangat menghormati semua guru yang telah menekuni profesi mulia tersebut. Penghormatan itu tidak sekedar ucapan namun berusaha membantu sesuai kemampuannya.
Anak bungsu dari lima bersaudara itu yang melaksanakan pendidikan mulai dari dasar hingga SMA di Pematang Siantar, setiap datang ke kota tersebut berusaha menemui guru-gurunya. Saat ketemu mencium tangan mereka sebagai rasa hormatnya kepada para guru yang pernah mendidiknya.
Biasanya guru-guru yang ditemui Dr Aqua kaget. Sama sekali tidak menyangka ada siswanya yang masih berkenan menemui mereka. Kemudian memeluknya dan menangis terharu.
Begitu mulianya pekerjaan para guru terutama mencerdaskan banyak orang, sehingga mereka yang menekuni profesi ini kata Dr Aqua merupakan ahli surga. Insya Allah masuk surga.
“Profesi guru mulia sekali. Insya Allah para guru termasuk yang hadir di acara Sharing Komunikasi dan Motivasi ini masuk surga. Asal meniatkan semua pekerjaannya sebagai ibadah. Ikhlas melakukan seluruh aktivitasnya, bukan terpaksa,” tegas Dr Aqua.
Pria yang hobi membaca ini mengingatkan seluruh yang hadir untuk menekuni pekerjaannya secara sungguh-sungguh dan serius agar hasilnya optimal. Jangan setengah-setengah apalagi merasa terpaksa, karena akan merugikan diri sendiri.
Mengambil Hikmah
Dr Aqua melanjutkan filosofi hidupnya adalah semua orang yang berkomunikasi dengannya baik secara langsung maupun tidak langsung adalah guru. Mereka harus dihormati tanpa melihat latar belakangnya.
“Filosofi hidup saya yaitu semua orang yang saya temui adalah guru. Siapa pun dia dan apa pun latar belakangnya, harus saya hormati. Penghormatan kepada setiap orang sama dan universal,” ungkap penulis buku-buku laris ini.
Staf Ahli Ketua Umum KONI Pusat Bidang Komunikasi Publik ini menambahkan, sebagai guru, setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan yang dapat menjadi pelajaran hidup bagi sesama. Sehingga di mana pun dan kapanpun selalu berupaya mengambil hikmah dan pelajaran dari siapapun. Dengan demikian hidup kita akan senantiasa terasa berkah.
Dr Aqua belajar dari semua kelebihan setiap orang yang berkomunikasi dengannya. Juga selalu mengambil hikmah dari kekurangan-kekurangan mereka.
Jadi dari setiap orang yang berinteraksi dengan dirinya, mantan Humas Semen Cibinong (sekarang Solusi Bangun Indonesia-red) selalu mendapatkan banyak pelajaran dan pengalaman berharga. Hal itu dapat memperkaya dirinya terutama dari sisi hati dan pikiran.
Dalam menjalankan peran profesional sebagai pendidik, menurut anggota Dewan Pakar Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI) Pusat itu, setiap guru harus dapat melaksanakan 3K. Hal itu merupakan kunci sukses dalam melakukan semua aktivitas.
‘K’ yang pertama adalah Kredibilitas. Sebagai guru, harus selalu berusaha untuk menjadi orang yang dipercaya. Guru harus jadi teladan bagi setiap siswa.
Sementara, ‘K’ yang kedua adalah Komitmen. Sebagai pendidik, menurut motivator ulung yang telah memotivasi ratusan ribu orang ini di 34 provinsi dan puluhan negara ini, guru harus selalu melaksanakan janji. Tepati, jangan sampai mengingkarinya. Sehingga para siswa selalu mempercayainya.
Terakhir, ‘K’ yang ketiga adalah Konsisten. Lakukan semua aktivitas terutama dalam bekerja secara konsisten. Ini sangat penting karena erat kaitan dengan kredibilitas sebagai guru.
Ada Dalam Diri
Terkait dengan tema Sharing Komunikasi dan Motivasi yang berjudul “Menjadi Pendidik Bahagia dan Membahagiakan”, Dr Aqua mengatakan bahwa untuk mewujudkan pendidik yang bahagia itu sederhana dan mudah sekali. Apalagi kebahagiaan itu ada dalam diri setiap orang.
“Kabar baiknya untuk membuat bahagia itu tidak memerlukan hal yang ekstra karena ada dalam diri setiap orang. Jadi tergantung masing-masing individu. Semua orang bisa bahagia asal ada kemauan yang kuat dari dirinya dan berusaha secara maksimal untuk mewujudkannya,” jelas Dr Aqua.
Agar dapat bahagia menurutnya setiap orang dapat melaksanakan dua hal secara konsisten. Hal itu gampang diucapkan dan sangat bisa dilaksanakan.
Pertama, mensyukuri semua yang telah diperoleh termasuk berprofesi sebagai guru. Itu sebagai wujud berterima kasih kepada Allah Swt atas semua rezeki pemberianNya.
Salah satu upaya untuk selalu bersyukur, lanjut Dr Aqua adalah dengan sering melihat ke bawah. Maksudnya memperhatikan orang-orang di sekitar kita yang hidupnya kurang beruntung termasuk dari sisi ekonomi.
Sebagai guru yang profesinya sangat mulia, ungkap Dr Aqua, harus banyak bersyukur karena Allah Swt telah memberi banyak rezeki. Itu terutama dirasakan selama pandemi Covid-19 ini.
Rasa syukur yang pertama karena sampai sekarang tetap sehat. Kalaupun ada yang pernah terpapar Covid-19, kemudian sembuh, harus lebih bersyukur lagi.
Saat pandemi Covid-19 ini banyak orang baru merasakan betapa mahalnya kesehatan tersebut. Apalagi jika ada di antara mereka yang keluarganya terpapar Covid-19 dan meninggal.
Rasa syukur kedua tetap bekerja selama pandemi Covid-19. Lebih dari 30 juta orang mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK), dirumahkan, dan gajinya dipotong. Namun para guru tidak mengalami itu.
Bahkan selama pandemi Covid-19 banyak orang tua yang baru menyadari betapa tidak mudah menjadi guru. Itu saat mereka mengajar sendiri anak-anaknya di rumah.
“Banyak orang tua terutama ibu-ibu yang menyampaikan curahan hatinya kepada saya. Mereka kesulitan mengajari anak-anaknya di rumah saat pandemi Covid-19. Mereka baru menyadari bahwa menjadi guru itu tidak mudah. Semoga hal tersebut membuat mereka lebih menghargai profesi guru,” harap Dr Aqua.
Rasa syukur ketiga bekerja di institusi yang kredibel. Bertugas di sekolah yang amanah di dunia dan secara universal dihormati semua orang. Umumnya orang respek sama guru.
“Saat ketemu sama siapa pun termasuk di luar negeri, begitu dia tahu profesi orang yang ditemui adalah guru, mereka pasti hormat dan sangat menghargai. Karena di setiap negara ada guru dan pekerjaan ini dihormati,” terang Dr Aqua.
Rasa syukur keempat adalah mengajarkan adab dan ilmu. Khusus di Yayasan Pendidikan Dakwah dan Sosial Al Khairaat para guru kepada semua siswanya mengajarkan adab dan ilmu. Tidak hanya ilmu duniawi tetapi juga yang terkait dengan akhirat.
Tidak semua sekolah mengajarkan seperti itu. Sebagian lembaga pendidikan ada yang memprioritaskan dan menekankan pada ilmu dibandingkan adab. Hal tersebut sesuai dengan kebijakan masing-masing institusi.
Rasa syukur kelima adalah bekerja sebagai guru di Yogyakarta. Kota yang menjadi dambaan banyak orang karena berbagai keistimewaannya.
“Banyaklah bersyukur bekerja di Yogyakarta. Daerah yang menjadi impian banyak orang termasuk saya,” tutur Dr Aqua sambil tersenyum.
Cara kedua untuk bahagia, papar pria yang telah mengumrohkan ratusan orang ini adalah selalu bersikap ikhlas. Dengan sikap itu sama sekali tidak ada beban melakukan pekerjaan sebagai guru. Bahkan senang karena bisa mencerdaskan banyak orang.
“Bersikap ikhlas itu sama sekali tidak ada ruginya. Untungnya banyak sekali dan pengaruhnya sangat besar untuk membuat diri bahagia,” tegas Dr Aqua.
Pehobi silaturahim ini telah membuktikan sendiri semua yang diucapkannya baik bersyukur maupun selalu bersikap ikhlas. Kemudian konsisten melaksanakannya.
Salah satu wujud bersyukurnya adalah melaksanakan Sharing Komunikasi dan Motivasi secara gratis. Padahal tarifnya sebagai pembicara termasuk mahal. Meski begitu Dr Aqua banyak menggratiskan kegiatan berbaginya termasuk kepada para pegawai Yayasan Pendidikan Dakwah dan Sosial Al Khairaat Yogyakarta.
Selain itu Dr Aqua sejak lama ikhlas membagikan hartanya pada banyak orang yang membutuhkannya. Wujudnya beragam baik dengan memberikan langsung maupun mengumrohkan ratusan orang dan membantu dalam bentuk lainnya.
“Berbagi rezeki banyak sekali manfaatnya. Untuk itu jangan pernah ragu melakukannya termasuk pada orang yang tidak dikenal,” pesan Dr Aqua.
Jika para guru sudah bahagia menurut pria yang dermawan ini akan lebih mudah membahagiakan banyak orang termasuk semua siswanya. Sebab telah lebih dulu merasakan kebahagiaan itu.
Terima Kasih
Sementara Ketua Bidang Manajemen Pendidikan Yayasan Pendidikan Dakwah dan Sosial Al Khairaat Yogyakarta Budi Wiyarno dalam sambutannya menyampaikan terima kasih kepada Dr Aqua atas kesediaannya memberikan Sharing Komunikasi dan Motivasi. Merupakan rezeki yang luar biasa buat semua peserta.
“Kita sangat bersyukur dan beruntung sekali karena di tengah-tengah jadwalnya yang padat, Pak Aqua berkenan meluangkan waktu untuk Sharing Komunikasi dan Motivasi kepada kita. Untuk itu mari kehadiran beliau, kita optimalkan,” ajak Budi.
Dia melanjutkan, Dr Aqua hadir di acara Sharing Komunikasi dan Motivasi tanpa dibayar alias gratis. Jika harus membayar, tentunya tidak mampu karena mahal.
Budi kemudian menjelaskan tentang Yayasan Pendidikan Dakwah dan Sosial Al Khairaat. Salah satu tujuannya adalah mewujudkan pendidikan Islam Terpadu dengan biaya yang terjangkau.
Selama ini menurutnya kesan yang muncul sekolah Islam Terpadu biayanya mahal. Hanya orang-orang kaya saja yang bisa menyekolahkan anak-anaknya di sekolah tersebut.
Yayasan Pendidikan Dakwah dan Sosial Al Khairaat hadir untuk membuktikan bahwa kesan itu tidak benar. Siapa saja bisa bisa mendapatkan pendidikan di sekolah Islam Terpadu meski bukan orang kaya.
“Alhamdulillah kehadiran semua sekolah milik Yayasan Pendidikan Dakwah dan Sosial Al Khairaat mendapat sambutan dari masyarakat. Terbukti sampai sekarang kami masih bertahan bahkan makin maju,” pungkas Budi. (cr3)