Dampak Covid-19, Sejumlah Hotel di Bukittinggi Hentikan Operasional
Bukittinggi, Rakyat Sumbar– Dampak virus corona (COVID-19) terhadap sektor pariwisata di kota Wisata Bukittinggi, dengan tidak adanya pengunjung berwisata ke kota ini membuat para penggiat bidang kepariwisataan di kota tersebut mempunyai pengaruh yang sangat besar, terutama kepada pihak pengelola hotel.
Hunian tamu yang dibilang tidak ada, sehingga beberapa hotel di kota wisata Bukittinggi ada yang Tutup, ada beberapa hotel yang saat ini tidak beroperasi.
Ketua Persatuan Hotel dan Restourant Indonesia (PHRI) Bukittinggi Vina Kumala saat dihubungi Rakyat Sumbar mengatakan, jumlah hotel di Bukittinggi sangatlah begitu banyak, yang tergabung menjadi anggota PHRI sebanyak 48 hotel dan restaurants.
“Kita akui dampak Virus Covid-19 ini sangat dahsyat sekali terhadap pariwisata di kota Bukittinggi, terutama kepada penggerak di bidang perhotelan, sampai saat ini 2 dari hotel bintang 4 dan satu buah dari hotel bintang satu terang Vina saat ini tutup dan tidak beroperasi lagi, baru ini kita terima laporannya, mungkin akan bertambah lagi,” terangnya.
Tambah Vina Kumala, hotel bintang yang banyak tutup disebabkan karena biaya operasional mereka besar dan juga karyawan yang akan digaji diatas 30 dan 50 orang.
Kemudian lanjut Vina, penutupan ini hanya sementara sampai covid 19 ini berakhir, guna penutupan tersebut untuk menyelamatkan kesehatan karyawan sekaligus meringankan beban manajemen.
“Kita berharap kepada hotel yang saat ini masih buka untuk tetap waspada menjaga kebersihan dan selalu menjaga aset perusahaan kita masing masing. Kalau untuk discount harga kamar sesuai keinginan dan kemampuan tamu saja, karena tidak bisa memaksa akan tapi tetap diangka yang wajar saja,” jelas Vina.
“Demi meringankan beban perusahaan yang bergerak di bidang jasa perhotelan, Kita dari PHRI Bukittinggi saat ini sudah memasukan surat pengajuan kepada Pemko Bukittinggi tertanggal 1 April 2020 Kemaren, mengenai beban hotel dan restoran kepada Pemko seperti retribusi pajak, PLN , PDAM , dan lain lainnya supaya bisa dipertimbangkan, karena banyak yang harus dikeluarkan oleh pihak perusahaan, disamping gaji karyawan dan juga biaya operasional hotel, sedangkan uang masuk tidak ada karena tamu tidak ada yang menginap,” terang Vina Kumala.
Sementara itu, salah seorang Manager hotel yang memegang 4 buah hotel dibawah satu perusahaan di kota Bukittinggi dan termasuk Padangpanjang, yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan, dengan menyebarnya wabah virus Covid-19 ini, sangat berdampak sekali terhadap pengunjung ke kota Bukittinggi.
“Dari 4 hotel yang saya pegang ada yang tidak ada tamu sama sekali, dan bahkan sudah sampai 3 hari dalam keadaan kosong, sangat besar sekali pengaruhnya terhadap penggiat wisata, terutama di bidang perhotelan,” jelasnya.
Lanjutnya, keempat hotel tersebut mempunyai 60 orang karyawan, dengan dampak ini tentu pihak manajemen mengambil kebijakan. “Dengan hal tersebut kita membagi shiff kerja, masing masing karyawan kerja 15 hari dan yang lainnya stay at home dan natik habis itu masuk lagi,” terangnya.
Dengan demikian, untuk gaji yang diberikan oleh perusahaan tentu tidak full seperti biasanya, karena tidak mungkin rasanya dari pihak perusahaan akan memberikan secara full, perusahaan bisa membayar upah karyawan 50% dari gaji pokok biasanya, karena perusahaan tentu banyak juga yang harus di bayarnya, seperti listrik, air dan biaya operasional lainnya (rn)