PADANG  

Dahnil A. Simanjuntak : Pejabat Publik Harus Siap Dikritik Rakyat, Jangan Balas dengan Olok-olok

Wakil Ketua Badan Penyelenggaraan Haji ini, saat menghadiri Pelantikan Pengurus Wilayah (PW) MPI Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) Periode 2025-2030, di Padang, Sabtu (30/8/2025).

Padang, Rakyat Sumbar – Ketua Majelis Pertimbangan Pengurus Besar Matahari Pagi Indonesia (PB MPI), Dr. Dahnil Anzar Simanjuntak meminta pejabat publik, baik itu Anggota DPR RI, DPRD maupun pejabat pemerintah, agar intropeksi diri menyusul maraknya aksi demonstrasi massa yang berujung anarkis di Jakarta dan sejumlah daerah saat ini.

“Kalau sudah menjadi pejabat, harus siap menjadi objek untuk jadi samsak tinju. Harus siap dikritik dan dimaki. Kalau tidak siap dimaki jangan jadi pejabat publik,” tegas Wakil Ketua Badan Penyelenggaraan Haji ini, saat menghadiri Pelantikan Pengurus Wilayah (PW) MPI Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) Periode 2025-2030, di Padang, Sabtu (30/8/2025).

Mantan Ketua Umum PP Pemuda Muhamadiyah itu menegaskan, sekeras apapun kritik dan makian dari masyarakat jangan diekspresikan dengan melawan berlebihan. Jangan memperolok-olok. Sikapi dengan jawaban empati.

Juru Bicara Prabowo Subianto itu meminta pejabat publik belajar dari Presiden RI Prabowo Subianto. Di mana Prabowo Subianto sejak dicalonkan menjadi presiden hingga sekarang dimaki-maki dan diejek. Namun, Prabowo tidak pernah mengkriminalisasikan mereka yang memaki dan mengejeknya. “Kurang apa Prabowo dimaki dan ejek. Tidak satupun pengejek dan pemaki dikriminalisasi atau dipenjarakan,” ungkapnya.

Pesan Dahnil tersebut juga disampaikan kepada Pengurus dan Anggota MPI. Di mana, MPI tempat berhimpunnya orang-orang yang beragam latar belakang, baik itu pejabat publik maupun pengurus partai dan lainnya. Pengurus dan Anggota MPI agar harus bisa menerima kritik pedas dan makian publik. Kritik dan makian tersebut harus dijawab dengan simpati dan empati.

“Selama 10 tahun jadi Juru Bicara (Jubir) Prabowo Subianto saya tidak pernah mengeluarkan kata-kata yang membuat orang marah. Kita ini pejabat publik jadi samsak tinju. Menderita karena banyak tahu. Banyak hal yang tidak bisa diungkapkan dengan kata- kata, tapi pecah di perut,” ungkapnya.

Karena itu Dahnil mengajak pejabat publik agar bijak mengeluarkan kata-kata dan lisan. “Mereka yang mengkritik, kita dengarkan baik baik. Perbaiki dengan baik. Ibarat kata orang Minang “Bajalan, caliak-caliak langkah. Bakato, lidah agak-agak,” ungkapnya.

“Dengan satu kata dan gerakan semua tersakiti. Kejadian di Kabupaten Pati juga demikian, gara-gara lidah Bupati yang tidak terkontrol terjadi demo besar-besaran,” tegasnya.

Tidak Ingin Ada Kekerasan Aparat

Pada kesempatan itu Dahnil juga menyampaikan rasa simpatinya atas meninggalnya Affan Kurniawan, seorang pengemodi ojek online (ojol) akibat dilindas kendaraan taktis baracuda milik Brimob, saat aksi demonstrasi massa di sekitar Gedung DPR/MPR, Jakarta, Jumat (28/8) lalu.

Akibat peristiwa tersebut memicu aksi demonstrasi yang lebih besar di berbagai tempat di Indonesia, Sabtu (29/8). “Saya atas nama PB MPI mengucapkan kepirhatinan atas meninggalnya Affan Kurniawan, pengemudi ojol. Saya tegaskan tidak ingin ada tindak kekerasan oleh aparat dalam menghadapi aksi unjuk rasa. Saya prihatin atas timbulnya korban jiwa dalam aksi massa tersebut,” tegasnya. (*)