OPINI  

Catatan Kecil dari Saya: Tentang Ara, Doa, dan Syukur

Oleh: Aqua Dwipayana

Beberapa hari terakhir ini menjadi salah satu periode paling menguras hati bagi saya dan keluarga. Semua berawal pada Kamis sore ketika saya mendapat kabar bahwa putri sulung kami, Alira Vania Putri Dwipayana—Ara—harus diopname di rumah sakit. Suhu tubuhnya terus meningkat dan membutuhkan perawatan intensif.

Saat itu saya sedang berada di Yogyakarta. Hanya lewat WhatsApp Group keluarga saya memantau perkembangan Ara: laporan dari Retno, doa-doa yang kami panjatkan, dan suara hati seorang ayah yang ingin segera sampai di sisi anaknya.

Malam itu juga saya memutuskan membatalkan seluruh agenda silaturahim di Yogyakarta, Magelang, dan Semarang. Saya memohon maaf kepada semua sahabat, dan Alhamdulillah mereka memakluminya. Jumat pagi saya terbang dengan Batik Air menuju Jakarta, lalu langsung ke Bogor. Tidak ada yang lebih penting dari kesehatan anak.

Di rumah sakit, Retno dan Ero sudah lebih dulu menjaga Ara. Mereka setia mendampinginya, memberi semangat, dan memastikan semua kebutuhannya terpenuhi. Saya menyusul untuk turut menemaninya hingga benar-benar pulih.

Sejak Ara masuk rumah sakit, ratusan saudara dan teman menghubungi saya. Ada yang menelepon, ada yang mengirimkan pesan, ada pula yang mengirimkan bunga dan buah. Perhatian itu membuat saya tersentuh. Terasa sekali betapa banyak orang yang tulus menyayangi keluarga kami.

Dua sahabat dekat yang sudah seperti saudara, Ventje Suardana dan Sonny Njonoriswondo, setiap hari menanyakan perkembangan kesehatan Ara. Mereka tidak pernah absen memberikan dukungan. Bahkan Sonny, baru pulang dari China, meminta saya benar-benar beristirahat untuk menjaga energi setelah agenda lima hari yang sangat padat.

Minggu pagi, saudara saya Nurcholis MA Basyari datang membesuk bersama putranya. Kehadirannya menguatkan kami. Kami berbincang panjang—tentang profesi, tentang kehidupan, dan tentang nikmatnya bersyukur.

Puncak kebahagiaan itu datang Minggu siang. Dokter mengizinkan Ara pulang setelah empat hari tiga malam dirawat. Alhamdulillah, kondisinya membaik walau ia masih harus istirahat di rumah. Ketika saya mengabarkan kabar ini, ratusan orang kembali bersyukur bersama kami.

Hari-hari ini saya putuskan untuk tetap di Bogor. Menemani Ara hingga benar-benar pulih. Retno dan Ero kembali beraktivitas, sementara saya memperlambat langkah—mengambil jeda, merasakan betapa berharganya kebersamaan keluarga.

Saya menuliskan catatan kecil ini sebagai wujud rasa syukur. Bahwa di balik setiap ujian, selalu ada kasih Tuhan yang begitu luas. Dan saya sangat berterima kasih kepada semua saudara dan sahabat yang telah menguatkan kami dengan doa, perhatian, dan ketulusan. Semoga Tuhan membalas semua kebaikan itu. Aamiin ya robbal aalamiin.

#Dari Bogor, sambil menemani Ara beristirahat, saya kirimkan salam hormat untuk keluarga Anda semua. Semoga kita senantiasa diberi kesehatan dan ketenangan.

#DR Aqua Dwipayana adalah Pakar Komunikasi dan Motivator Nasional