Utama  

Buku Biografi Zainal Bakar yang Ditulis Firdaus Abie Diluncurkan

Prof. Is Prima Nanda, putra sulung H. Zainal Bakar didampingi Firdaus Abie, penulis biografi H. Zainal Bakar berjudul Menapak dari Bawah, Melangkah hingga Puncak, menyerahkan buku kepada Gubernur Sumbar Mahyeldi, saat peluncuran buku di Auditorium Gubernuran Jalan Sudirman, Padang, Rabu, (3/9).

Padang, rakyatsumbar.id — Buku biografi Zainal Bakar berjudul Menapak dari Bawah, Melangkah hingga Puncak, diluncurkan dan dibedah berbagai kalangan. Buku ditulis Firdaus Abie, wartawan senior, sastrawan dan pegiat literasi.

“Pak Zainal meninggalkan keteladanan yang patut ditiru,” kata Gubernur Sumbar Mahyeldi,  memberikan apresiasi buku biografi itu di Auditorium Gubernuran Jalan Sudirman, Padang, Rabu (3/9).

Mahyeldi menyebutkan, interaksi intensifnya dengan Zainal Bakar terjadi ketika dirinya menjadi Wakil Ketua DPRD Sumbar, Zainal Bakar saat itu menjadi gubernur.

Ketika itu, kata Mahyeldi mengenang, dirinya pertama kali memasuki gubernuran, diundang makan malam oleh Pak Zainal Bakar.

Ia kemudian menyebutkan, kehadiran buku biografi atau autobiografi dan buku tokoh-tokoh daerah dan bangsa, sangatlah penting agar bisa terjadi interaksi antara hikmah dan pengalaman para senior dengan semangat yang tinggi dari para yunior.

Sebuah kolaborasi yang kuat ini dapat bermanfaat untukmemajukan pembangunan Provinsi Sumatera Barat.

Peluncuran buku menjadi ajang transformasi nilai-nilai baik daripemimpin dan tokoh kepada generasi berikutnya, sehingga dapatdimanfaatkan untuk melanjutkan pembangunan Ranah Minangtercinta ini.

Apalagi di masing-masing era kepemimpinan tokoh pemimpinitu memiliki tantangan dan solusi yang berbeda.

Ada kiat-kiat kepemimpinan yang berharga. Ini merupakan ajang berbagi pengalaman yang tidak mungkin didapatkan di sekolah atau di perguruan tinggi sekalipun

Mahyeldi juga memberikan apresiasi kepada Persatuan Wredatama Republik Indonesia (PWRI) Provinsi Sumbar bersama Ahli Waris Alm. Zainal Bakar melalui putranya Prof. Is Prima Nanda, atas terbit dan diluncurkannya buku tersebut.

Anggota DPD RI Irman Gusman menceritakan banyak kenangannya dengan sosok Zainal Bakar.Ia menyebutkan, Zainal Bakar merupakan sosok yang visioner.

Lima tahun kepemimpinannya, sangat banyak proyek besar yang dikerjakan. Hal paling terasa, jalur dua Tabing – Duku, Kelok Sambilan, Bandara BIM, Perluasan Teluk Bayur, Irigasi Batanghari, sektor pertanian dan banyak lainnya.

“Sejak awal kami buat komitmen. Ada pembagian kerja khusus. Kalau bertengkar, kami hanya berbisik saja, sehingga sampai habis masa jabatan, kami tak pernah basisalak,” kata Prof Fachri Achmad, yang berpasangan dengan Zainal Bakar di pemerintahan.

Keduanya menetapkan maju kurang dari tiga jam sebelum pendaftaran ditutup.

Ir. Insannul Kamil, Mantan Wakil Rektor Unand yang kini Ketua MKI Sumatera Barat yang disebut-sebut “Anak Ideologis” dari Zainal Bakar memiliki banyak ilmu yang diperolehnya dari sosok yang terlihat keras, namun berhati lembut.

Ketua PWRI Sumbar Syafrizal Ucok,  Dt. Nan Batuah menyampaikan, sosok H. Zainal Bakar adalah pamong panutan yang memiliki sejarah hidup yang lengkap dan komplit.

Memulai karier dari bawah sebagai ASN di Kabupaten Agam, hingga mencapai karir ASN tertinggi sebagaiSekwilda Sumbar.

Kemudian mendapat amanah masyarakat sebagai Wakil Gubernur dan menjadi Gubernur Sumatera Barat periode 2000-2005.

 “Kami sendiri sebagai staf Bapak Zainal Bakar di Pemprov Sumbar merasakan kepemimpinan almarhum yang tegas, lurus dan merakyat. Tidak ada sekat atasan dan bawahan yang kami rasakan, bahwa ada pameo dikalangan pegawai kalau sudahdimarahi Pak Zainal itu tanda sayang dan perhatiannya sertasiap-siap saja mendapatkan promosi pada waktunya,” kata Syafrizal Ucok Dt. Nan Batuah yang sempat terbata-bata karena teringat kenangan bersama beliau.

Ahli Waris Alm Zainal Bakar melalui putranya  Is Prima Nanda, mengucapkan terima kasih kepada semua pihak atas acara peluncuran buku otobiografi ini, terutama kepada Gubernur Mahyeldi, Anggota DPD RI Irman Gusman, Rektor Unand, sahabat danmantan staf almarhum serta penulis buku, Firdaus Abie.

 “Warisan terbesar dari papa kami ini adalah kedisiplinan, menghargai orang yang lebih tua, loyalitas dan perhatian yang tinggi pada pendidikan anak-anaknya.

Sehingga kami semua anak-anaknya dapat menyelesaikan pendidikan minimal sarjana dan bekerja pada bidangnya masing-masing,” kata Is Prima Nanda. (rel)