Padangpariaman, rakyatsumbar.id—Orangtua murid menjerit, sebanyak 18 orang siswa di SMPNN 1 V Koto Timur, Padangpariaman tidak bisa naik kelas dan terpaksa mengulang kembali.
Salah satu orangtua murid yang tidak ingin namanya dipublikasikan mengadu melalui WhatsApp kepada Rakyat Sumbar, Jum’at (01/08/2025) menyampaikan, kebijakan sekolah SMPN 1 V Koto Timur terkait meninggalkan anaknya dirasa kurang bijaksana.
“Sehingga anak-anaknya yang tinggal sekolah mengalami tekanan mental dan merasa kurang percaya diri paska tidak naik kelas,” katanya.
Ia menjelaskan, soal alasan pihak sekolah meninggalkan anaknya karena prilaku kurang baik sebenarnya tidak tepat. Sebagai guru tentu bertugas mendidik bukan hanya mengajar saja.
“Bagaimana anak-anak bisa dituntut bagus attitude-nya, sementara ada oknum guru yang sering berkata kasar kepada siswa di sekolah,” sebut wali murid melalui WhatsApp.
Ia bersama walimurid lainya sudah mengadukan persoalan ini ke Dinas Pendidikan Kabupaten Padangpariaman, yaitu Kepala bidang SMPN.
“Namun, persoalan ini terkesan kurang diurus oleh dinas terkait alias lepas tangan saja,” sebut walimurid ini dengan nada kecewa.
Sementara itu, Kepala Bidang SMP Dinas Pendidikan Kabupaten Padangpariaman, Vebi Deswanto saat ditemui membenarkan persoalan ini terkait siswa yang tinggal 18 orang di SMPN 1 V Koto Timur.
Justru, Vebi Deswanto berujar dengan nada terkesan datar bahwa tidak ada regulasi yang menjelaskan boleh meninggalkan atau membuat siswa tidak naik kelas.
Karena menurutnya, sesuai dari laporan pihak sekolah terhadap siswa yang tinggal kelas itu yakni siswa yang diketahui tidak bisa ditolong. Karena siswa tersebut ada yang tidak masuk ataupun cabut pada saat jam sekolah.
Ia mengklaim semua berita acara terkait siswa tersebut ada sama guru ataupun wali kelasnya. Karena yang tahu dengan siswa tentunya mereka pihak sekolah, kami dari dinas tentu tidak tahu sedetail mungkin termasuk jumlah siswa yang tinggal di Padangpariaman.
Terpisah, Aggota DPRD Kabupaten Padangpariaman dari Fraksi Golkar Agusriadiyang juga merupakan tokoh masyarakat Koto Timur sangat menyayangkan adanya belasan siswa SMP tidak naik kelas.
“Saya selaku tokoh masyarakat sangat menyayangkan terkait siswa yang tidak naik kelas sebanyak itu. Kalau 1 sampai 5 orang siswa mungkin bisa diterima,” tegas Agusriadi di DPRD Padangpariaman Jum’at (01/08/2025).
“Melihat kondisi seperti ini, saya akan ditelusuri ke sekolah tersebut atau orangtua muridnya. Pasalnya, Apakah masalah itu dari siswa atau sekolah itu sendiri. Jadi hal ini yang perlu kita pastikan soal fakta sebenarnya,” sebutnya.
Mantan Wali Nagari Limau Purut ini kembali menyampaikan bahwa meninggalkan atau tidak naik kelas itu bukan solusi. Bahkan bisa menjadi beban moral dan mental bagi anak yang tinggal kelas itu.
“Kalau ada anak yang bermasalah, jauh jauh hari harus diselesaikan. Walaupun guru sudah memberikan pertimbangan terhadap anak itu, namun perlu juga pertimbangan lagi terkait dampak akibatnya,” tutur Agusriadi dengan heran.
Ia juga menyampaikan pihaknya akan bertemu dengan wali murid di DPRD dengan Komisi 1 dalam waktu dekat. Setelah itu baru akan melakukan sidak ke sekolahan SMPN 1 V Koto Timur. (hmi)