Padang, Rakyat Sumbar – Upaya mendorong industri batik yang lebih berkelanjutan kembali diperkuat Apical melalui penyelenggaraan Workshop Malam Sawit pada 9 Desember di Padang, Sumatra Barat. Dalam kegiatan tersebut, Apical resmi memperkenalkan penggunaan HPS (Hydrogenated Palm Stearin), produk turunan kelapa sawit, sebagai bahan dasar malam batik ramah lingkungan.
HPS ditawarkan sebagai alternatif pengganti lilin parafin berbasis minyak bumi yang selama ini banyak digunakan pembatik. Menurut Prama Yudha Amdan, Head of Corporate Communications Apical, inovasi ini membawa dampak besar bagi efisiensi energi dan keberlanjutan lingkungan.“Penggunaan HPS sebagai malam batik tidak hanya memberikan manfaat dalam hal efisiensi energi, tetapi juga mendukung praktik berkelanjutan. Dengan titik leleh yang lebih rendah, HPS dapat mengurangi penggunaan energi hingga 50%,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa malam batik berbasis sawit ini juga meningkatkan tekstur kain dan ketajaman warna sehingga mempermudah pembatik menghasilkan desain yang detail dan hidup.
Komunitas pembatik di Laweyan, Solo, telah lebih dulu mengadopsi malam berbasis sawit sejak 2021. Hingga kini sekitar 40 pengusaha batik di sana telah beralih menggunakan HPS, yang diproduksi Apical sesuai standar keberlanjutan RSPO (Roundtable on Sustainable Palm Oil).
“Kami berharap dapat memperkenalkan malam batik berbasis sawit kepada lebih banyak pembatik di berbagai daerah, termasuk Padang,” tambah Prama.
Di Padang, salah satu pelaku UMKM yang telah merasakan manfaat inovasi tersebut adalah Batik Shanumesty, brand lokal yang berdiri pada 2023 oleh Sekar Hanum Pramesty. Hanum mengungkapkan bahwa penggunaan HPS membantu proses produksi menjadi lebih efisien.
“Saya terinspirasi dari pengalaman bekerja di rumah batik di Solok. Dengan malam batik berbasis sawit, proses pembuatan batik menjadi lebih ramah lingkungan dan tetap menjaga karakter motif Minangkabau,” jelasnya.
Batik Shanumesty dikenal dengan motif bernuansa lokal, seperti motif “Kota Tua” yang menggambarkan kawasan heritage Padang, mulai dari Pelabuhan di bawah Jembatan Siti Nurbaya hingga bangunan bersejarah Bank Indonesia. Brand ini juga aktif dalam ajang Pemuda Pelopor 2024, menunjukkan komitmennya memadukan kreativitas, budaya, dan keberlanjutan.
Dukungan terhadap transformasi UMKM juga datang dari sektor industri. Dodi Saputra, Pimpinan PT Padang Raya Cakrawala, menyambut baik kolaborasi ini.
“Kami berharap kegiatan ini menjadi langkah awal mendorong masyarakat, terutama perajin batik di Padang, untuk bertransformasi menggunakan produk-produk yang lebih berkelanjutan. Selain melestarikan budaya batik, penggunaan HPS turut mengembangkan ekonomi lokal,” tegas Dodi.
Melalui kemitraan dengan berbagai komunitas batik di Laweyan dan Padang, Apical menegaskan komitmennya untuk mendukung UMKM menuju praktik bisnis yang lebih ramah lingkungan, sekaligus menjaga kelestarian warisan budaya Indonesia. (Edg)





