rakyatsumbar.id

Berita Sumbar Terkini

Beranda » Angkat Budaya Lokal, Ansar Salihin dan Sulaiman Juned Menangkan Sayembara Penulisan Cerita Berbahasa Daerah

Angkat Budaya Lokal, Ansar Salihin dan Sulaiman Juned Menangkan Sayembara Penulisan Cerita Berbahasa Daerah

Ansar Salihin bersama pemenang sayembara penulisan cerita anak dari bahasa daerah ke bahasa Indonesia

Padangpanjang, rakyatsumbar.id—Dua seniman asal Aceh, Ansar Salihin dan Sulaiman Juned menangkan sayembara penyusunan dan terjemahan cerita anak dari bahasa daerah ke bahasa Indonesia.

Dalam naskah cerita anak tersebut Ansar Salihin sebagai penulis cerita berbahasa daerah (Gayo) sedangkan Sulaiman Juned sebagai penerjemah Bahasa Gayo ke Bahasa Indonesia.

Ansar Salihin mewakili tim penyusun menerima penghargaan dari di Aula Kantor Balai Bahasa Provinsi Aceh, Jumat (21/6/2024). Hadiah langsung diserahkan oleh Kepala Balai Drs. Umar Sholikan, M.Hum.

Ansar Salihin adalah penulis muda asal Gayo Bener Meriah-Aceh, saat menjadi Guru Seni budaya MTsN 5 Pidie. Ansar juga alumni Pascasarja ISI Padangpanjang juga aktif di Komunitas Seni Kuflet 2010-2016.

Sementara, Dr. Sulaiman Juned adalah Dosen Teater ISI Padangpanjang, penyair, kolumnis, sutradara teater dan pendiri Komunitas Seni Kuflet Padangpanjang.

Judul naskah dalam bahasa daerah (Gayo) Dediang Ku Imah Edet Gayo Reje Baluntara diterjemahkan ke Bahasa Indonesia Berkunjung ke Rumah Adat Gayo Kerajaan Baluntara.

 

Naskah cerita anak ini lolos seleksi bersama 49 naskah lainnya berbahasa daerah di Aceh seperti Gayo, Jamee, Alas, Klut dan Bahasa daerah Aceh lainnya.

Ada tiga kategori dalam penyusunan dan penerjemahan cerita anak ini yaitu jenjang A, B dan C. Naskah Berkunjung ke rumah adat Gayo Reje Baluntara lolos pada jenjang C dengan pembaca anak usia 8-11 tahun.

Ansar Salihin menjelaskan, naskah cerita anak ini menceritakan tentang perjalanan tiga anak berkunjung ke rumah adat Gayo Reje Baluntara. Tiga anak tersebut mencari informasi tentang sejarah, komponen dan ukiran rumah adat Gayo.

“Menulis cerita anak tidak sekedar merangkai cerita menyampaikan informasi. Tapi penulis harus masuk dalam imajinasi anak sebagai pembaca. Bahasanya harus mudah dimengerti, jumlah kata setiap kalimat tidak lebih dari 12 kata, dan harus mengandung informasi budaya suatu daerah,”sebutnya.

Sulaiamn Juned berharap melalui cerita ini dapat mendokumentasikan dan melestarikan budaya lokal dalam bentuk cerita anak. Selain itu juga menumbuhkan kecintaan anak terhadap budaya lokal.

“Buku ini membangun imajinasi anak untuk menelusuri rumah adat Gayo Reje Baluntara, sehingga menambah pengetahuan dan wawasan anak tentang kekayaan budaya di suatu daerah,” papar Sulaiman Juned. (ned)

About Post Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *