Utama  

Aksi Damai FSPTI Teluk Bayur: Buruh Suarakan Kepastian Regulasi di Tengah Aktivitas Pelabuhan

Syafrizal Koto.

Padang, Rakyat Sumbar— Pelabuhan Teluk Bayur menyajikan pemandangan berbeda pada pagi hari Senin ini. Di tengah aktivitas bongkar muat dan lalu lintas truk, ratusan buruh Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM) berkumpul melakukan aksi damai menuntut kepastian regulasi terkait profesi mereka. Aksi damai ini digelar oleh PUK FSPTI TKBM Teluk Bayur dengan dukungan penuh dari PC FSPTI Kota Padang dan PD FSPTI Sumatera Barat.

Ratusan buruh yang mengenakan rompi oranye memenuhi halaman pelabuhan sejak pukul 09.00 WIB. Pengurus utama FSPTI hadir langsung mendampingi para buruh di lapangan, termasuk Ketua PC FSPTI Kota Padang Zakirudin, Wakil Ketua Syafrizal Koto, Ketua Koperbam Chandra, dan Ketua PD FSPTI Sumbar Yunisman SE., MM, sebagai bentuk dukungan nyata terhadap perjuangan anggota.

Pukul 10.00 WIB, massa bergerak tertib ke titik aksi membawa spanduk yang menuntut pelaksanaan regulasi TKBM sesuai aturan berlaku. Aksi berlangsung damai tanpa provokasi atau bentrokan, menunjukkan kedewasaan organisasi buruh dalam memperjuangkan hak.

Ketua PC FSPTI Kota Padang Zakirudin dalam orasinya menegaskan bahwa aksi bukan untuk membuat kerusuhan, melainkan menuntut penegakan hukum yang menjadi sandaran hidup buruh dan keluarganya. “Kami hadir bukan untuk membuat kegaduhan. Kami menuntut aturan ditegakkan karena masa depan pekerjaan kami bergantung pada kepastian ini,” katanya.

Kemudian Ketua Koperbam Chandra mengingatkan sejarah panjang legalitas organisasi yang telah aktif sejak 1989 dan memiliki izin resmi dari pusat. Ia menuntut agar posisi pelabuhan Teluk Bayur dikembalikan sesuai peraturan yang berlaku.

Wakil Ketua FSPTI Kota Padang Syafrizal Koto memberikan pernyataan tegas bahwa jika otoritas pelabuhan tidak menghormati Putusan PTUN Medan No. 63/B/TF/2025 tanggal 17 Juli 2025, maka aksi damai yang lebih besar akan dilanjutkan sebagai wujud perjuangan buruh.

Setelah penyampaian aspirasi, Kepala KSOP Teluk Bayur, Chaerul Awaluddin, menyampaikan tiga poin penting di hadapan massa aksi. Ia mengajak massa untuk mendoakan saudara-saudara yang terdampak bencana di Sumatera Barat, menghormati pernyataan sikap buruh, dan menjamin akan melaporkan aspirasi tersebut ke pimpinan. Ia juga mengapresiasi tertibnya aksi tanpa menggangu aktivitas pelabuhan.

Aksi damai berakhir pada pukul 11.00 WIB dengan suasana kondusif. Aktivitas pelabuhan berjalan seperti biasa pasca aksi. Namun, pesan moral yang ditinggalkan sangat kuat: buruh Teluk Bayur menolak ketidakadilan, bukan pekerjaan.

Peristiwa ini mencatat sejarah penting bahwa buruh pelabuhan kini bukan sekadar tenaga kerja, tetapi suara yang perlu didengar dalam kebijakan pelabuhan. Kepastian regulasi dan penghormatan terhadap hak buruh menjadi kunci keberlangsungan industri maritim yang adil dan manusiawi.

FSPTI dan Koperbam berdiri bersama buruh bukan hanya di meja perundingan, tapi di garis depan. Perjuangan ini lebih dari sekadar tuntutan administratif—ia adalah upaya menjaga martabat dan masa depan ratusan keluarga pekerja pelabuhan.

Dengan pengakuan dan penghormatan atas suara buruh, Pelabuhan Teluk Bayur akan terus beroperasi dengan keadilan dan keberlanjutan yang nyata.(fwi)