rakyatsumbar.id

Berita Sumbar Terkini

Beranda » Fokus Gelar Diskusi Puisi Bersama Hasan Al-Banna

Fokus Gelar Diskusi Puisi Bersama Hasan Al-Banna

Hasan Al-Banna (kaos putih) berdiskusi tentang Perkakas Puisi dalam Menulis bersama komunitas Fokus.

Medan, rakyatsumbar.id Fokus Medan terus mencari warna dan rasa untuk mengembangkan karakter dalam menulis puisi. Kali ini, diskusi rutin menghadirkan seorang yang kawakan dibidang kepenulisan yaitu Hasan Al-Banna, Sabtu (31/10/2020).
Sebagai seorang yang bekerja di Balai Bahasa dan aktif berbagi dalam ruang-ruang kepenulisan di kota Medan, diskusi yang dilaksanakan di Aceh Corner Komplek MMTC,  Medan tersebut lebih berpusat pada “Perkakas Puisi dalam Menulis” yang penting untuk dipelajari dan bagaimana mempersiapkan perkakas tersebut. Karena, tidak jarang dalam menulis puisi, akhirnya penulis akan langsung saja menulis tanpa melihat aspek pendukung lainnya.

“Menulis perlu mempersiapkan perkakas, analogi “perkakas” ialah barang-barang apa saja. Misalnya ingin menulis puisi tentang laut, maka benar-benar mencari apa yang ada di laut, bahasa laut dan kehidupan yang ada di laut. Sehingga yang terjadi akan benar adanya bahwasanya keadaan laut itu bagaimana,” ucap Hasan Al-Banna.
Dalam kesempatan itu, Hasan Al-Banna juga menyampaikan penting kiranya sebagai penulis sangat teliti untuk melihat ejaan yang benar seperti penggunaan kata sambung “di” seperti; di meja, di lemari, di saku. Pada akhirnya, penulis harus paham mana yang pisah dan mana yang sambung.

“Biasanya penulis pemula akan kewalahaan pada bagian itu, sehingga sulit baginya menentukan satu titik, mana yang harus kupisahkan dan mana akan kusambungkan. Itu sebabnya tidak semua hidup dapat sambung dan tidak semua pula akan berpisah,” pungkasnya.

Komunitas Fokus saat ini sudah memasuki usia sembilan tahun. Komunitas ini terus berbenah, sebagai upaya untuk mematangkan cara berpikir dan membangun kekeluargaan yang semakin solid.

Pembina Fokus, Dedy Kurniawan mengatakan, diskusi seperti ini sudah selayaknya terus dilakukan untuk menumbuhkan minat menulis bagi mahasiswa yang ingin bergelut terus di bidang yang telah dipilihnya, termasuk ke dalam menulis. Setidaknya diskusi tersebut memberikan wacana berpikir yang struktur dan dialektis untuk terus dilaksanakan, baik seminggu sekali maupun sebulan sekali.

“Diskusi yang lebih difokuskan terhadap puisi itu, memancing imajinasi anggota Fokus untuk terus menuliskan puisi-puisi barunya, dengan metoda yang telah diberikan oleh lelaki berambut panjang yang kerap disapa Bang Hasan. Diskusi tersebut berjalan dengan renyah dan pada akhirnya segala bunyi-bunyian dan kata kata telah berserak di meja makan dan di setiap minuman,” katanya. (*)

About Post Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *