Padang, rakyatsumbar.id — Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumbar Mohamad Abdul Majid Ikram mengatakan instansinya terus berupaya menekan harga pangan di daerah itu tetap stabil.
“Kami bersinergi dengan pemerintah daerah (Pemda) serta instansi lain dan terus mendorong harga pangan bisa turun,” kata Majid, saat Media Briefieng Pengendalian Inflasi Sumbar, di ruang rapat BI, jalan Jenderal Sudirman, Padang, Selasa, (30/9).
Upaya untuk melakukan stabilisasi harga pangan adalah melakukan Gerakan Pangan Murah (GPM) dan Pasar Murah pada kabupaten/kota di Provinsi Sumbar.
“Upaya stabilisasi harga Sembako pengendalian dengan menciptakan titik pasokan, dan tidak akan efektif kalau masyarakat tidak mengetahuinya,” ucap Majid.
Perkembangan harga di Sumatera Barat pada Agustus 2025 mengalami inflasi 0,52 persen (mtm) atau 2,89 persen (yoy).
Laju inflasi bulanan dipengaruhi oleh peningkatan harga sejumlah komoditas pangan, khususnya cabai merah akibat rendahnya pasokan.
Perkembangan inflasi Sumatera Barat hingga Agustus sebesar 2,59 persen (ytd), terjaga di dalam rentang sasaran inflasi 2025.
Beras menyumbang andil inflasi 0,05 persen, Cabai Merah 0,19 persen, Telur Ayam Ras 0,03 persen, Bawang Merah 0,16 persen, Cabai Rawit 0,04 persen.
“Harga beras mulai turun, walaupun memang masih sedikit,” pungkas Majid.
Kepala Dinas Pangan Provinsi Sumbar Iqbal Rama Dipayana mengatakan untuk mengantisipasi lonjakan harga pangan telah dilaksanakan Gerakan Pangan Murah (GPM) dan Pasar Murah:
“Kami telah melaksanakannya GPM melalui mobil keliling Toko Tani Indonesia Centre (TTIC) Sumbar dari Januari-September 2025 sebanyak 720 kali, sedangkan di kabupaten/kota 46 kali,” kata Iqbal.
Kepala Bulog Sumbar R. Darma Wijaya mengatakan jumlah distribusi Beras SPHP hampir mencapai 10 ribu ton. Jumlah itu berdampak luar biasa untuk masyarakat.
“Artinya, masyarakat sangat mengharapkan program ini berjalan terus, kami senang untuk itu,” sebut Darma.
“Kami berharap teman-teman media menginformasikan di semua titik-titik yang kami lakukan untuk memudahkan akses, sekaligus keterjangkauan di Sumbar,” tambah Darma.
Ia menyebutkan, kegiatan ini dilaksanakan secara masif supaya ketersediaan pangan di masyarakat lebih mudah terpenuhi dengan relatif terjangkau.
“Targetnya 33 ribu, tapi itu bukan angka yang mati, lebih dari itu monggo. Selama konsusmsinya tinggi, kami berharap penyebaran secara luas lagi secara [target] nasional 1,3 juta ton,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perikanan dan Pangan Kota Padang Alfiadi mengatakan GPM dan Pasar Murah di daerahnya memprioritaskan beras, minyak goreng, dan gula.
“Terima kasih kepada Pak Majid [Kepala BI Perwakilan Sumbar] telah mendukung program ini,” kata Alfiadi.
Ia menambahkan, kondisi pangan relatif aman di Kota Padang. Tidak ada gejolak yang signifikan, kecuali harga cabai memang naik hingga Rp75 ribu.
“Ini [harga cabai] yang perlu kami sikapi secara bersama,” tutup Alfiadi. (byr)