Komjen Dedi Prasetyo dan Komjen Suyudi Ario Seto dalam Bursa Kapolri Baru
Jakarta, Rakyat Sumbar — Isu pergantian Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo kian mengemuka. Presiden Prabowo Subianto disebut telah mengantongi dua nama calon kuat untuk menggantikan pucuk pimpinan Polri: Wakapolri Komjen Dedi Prasetyo dan Kepala BNN Komjen Suyudi Ario Seto.
Dinamika politik di Istana ikut memanaskan isu ini. Sejumlah pihak menilai posisi Kapolri bukan sekadar soal teknis kepolisian, melainkan juga menyangkut stabilitas politik nasional. Dalam situasi politik yang penuh tekanan, terutama terkait keamanan dalam negeri dan isu pemberantasan narkotika, pilihan Presiden akan sangat menentukan arah Polri ke depan.
Komjen Dedi Prasetyo memiliki modal kuat berupa rekam jejak panjang di tubuh Polri. Dari level polsek, polres, hingga polda, ia menempati posisi penting. Pernah menjabat Kapolres Kediri Kota, Kapolres Lumajang, Kapolda Kalimantan Tengah, hingga dipercaya sebagai Kadiv Humas Polri dan kini Wakapolri. Dengan segudang pengalaman dan predikat Guru Besar STIK/PTIK, Dedi dipandang sebagai figur yang matang secara operasional sekaligus akademis.
Sementara Komjen Suyudi Ario Seto mendapat sorotan karena kiprahnya sebagai Kepala BNN, lembaga strategis di luar struktur Polri yang berperan dalam perang melawan narkotika. Perpanjangan masa jabatannya pada Agustus lalu memperkuat sinyal politik bahwa Suyudi juga menjadi kandidat serius.
Pengamat politik menilai, kedua nama ini mencerminkan dua arus besar yang sedang dipertimbangkan Presiden Prabowo: melanjutkan tradisi kepemimpinan internal Polri lewat Dedi, atau memberi warna baru melalui Suyudi yang kini mengemban amanah di lembaga berbeda.
“Pemilihan Kapolri selalu sarat kepentingan politik. Presiden butuh figur yang bukan hanya kuat di internal, tapi juga mampu menjaga stabilitas politik nasional. Itu sebabnya, nama Dedi dan Suyudi sama-sama relevan,” kata seorang analis politik yang enggan disebutkan namanya.
Dengan masa jabatan Listyo Sigit yang tinggal menghitung waktu, publik kini menanti keputusan Presiden. Apakah Prabowo akan memilih figur stabilitas dan kesinambungan, atau pembaharuan dan simbol perang melawan narkotika? Jawabannya akan menentukan wajah Polri di era pemerintahan baru.(*)