Ngopi Pagi di Pondok: Bara Semangat Olahraga Sumbar dan Arahan untuk Calon Ketua KONI

Di antara aroma kopi yang pekat dan suasana yang hangat, hadir tiga figur penting dunia olahraga Sumbar: Indra Jaya, Ketua Umum Pengprov PERKEMI (Kempo) Sumbar; Budi Syukur, Ketua Umum Pengprov PASI Sumbar; serta Hamdanus, sosok yang akan maju sebagai salah satu calon Ketua KONI Sumbar.

Padang,Rakyat Sumbar — Jumat pagi di sebuah kedai kopi di kawasan Pondok, Kota Padang, tak seperti biasanya. Bukan sekadar sesi ngopi santai, tapi menjadi ajang maota yang bermakna: membicarakan masa depan olahraga Sumatera Barat, menyambut Musyawarah Olahraga Provinsi (Musorprov) KONI Sumbar yang kian dekat.

Di antara aroma kopi yang pekat dan suasana yang hangat, hadir tiga figur penting dunia olahraga Sumbar: Indra Jaya, Ketua Umum Pengprov PERKEMI (Kempo) Sumbar; Budi Syukur, Ketua Umum Pengprov PASI Sumbar; serta Hamdanus, sosok yang akan maju sebagai salah satu calon Ketua KONI Sumbar.

Indra Jaya mantan Sekum KONI Sumbar itu, mengawali percakapan dengan penuh semangat. Ia menyampaikan pentingnya membangun kembali kekuatan olahraga prestasi Ranah Minang melalui konsolidasi antar-cabor dan pembenahan menyeluruh di tubuh KONI.

“Kita ini sedang menyalakan api perjuangan. KONI Sumbar harus jadi rumah yang berpihak kepada kerja keras cabang olahraga, bukan tempat berhimpunnya birokrasi olahraga yang stagnan,” tegas Indra.

Sementara itu, Budi Syukur — tokoh senior yang telah puluhan tahun membina atletik Sumbar — turut memberi arahan dan nasihat kepada Hamdanus. Ia menekankan pentingnya niat tulus dan keberpihakan kepada pembinaan atlet sebagai panglima dalam setiap kebijakan KONI ke depan.

“Kalau ingin memimpin KONI, maka jangan berjarak dengan pelatih dan atlet. Pahami jerih payah mereka. Dengarkan suara cabor. Jangan ulangi pola lama yang tak menghasilkan prestasi,” ujar Budi dengan suara tenang tapi penuh tekanan makna.

Hamdanus yang duduk menyimak tak banyak bicara, namun mencatat dengan saksama setiap petuah dari dua seniornya itu. Ia mengangguk hormat dan menyatakan kesiapannya menerima segala bentuk masukan sebagai bekal menuju kontestasi Musorprov.

“Saya hadir untuk mendengar dan belajar. Banyak hal yang harus dibenahi, dan saya percaya, kunci sukses ada pada kolaborasi, keterbukaan, dan keberpihakan nyata pada prestasi,” ujar Hamdanus usai diskusi.

Obrolan santai itu perlahan berubah menjadi forum kecil yang membakar semangat dan harapan. Tak ada formalitas, tapi setiap kata mengandung energi perubahan. Diskusi berakhir, tapi gaungnya diyakini akan terus menggema hingga hari H Musorprov KONI Sumbar.

Kopi yang tersisa di cangkir pagi itu mungkin sudah dingin, tapi semangat yang ditinggalkan tetap hangat. Semangat membangun kembali marwah olahraga Sumatera Barat — dari Pondok, untuk Ranah Minang yang berprestasi.(ope)