Sama dengan di Indonesia, di Mekkah juga Banyak “Pedagang Kemiskinan”
Madinah, rakyatsumbar.id—Walau Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi melarang jamaah haji memberi sumbangan kepada pengemis selama di Tanah Suci.
Tetapi kehadiran mereka sulit untuk dihilangkan.
Sepanjang 200 meter jelang Masjidil Haram, Mekkah, seorang pedagang kemiskinan berbadan cebol menolak pemberian sekotak makanan dari seorang perempuan jemaah umroh yang berasal dari Tajikistan.
Hal ini terlihat dari pakaian yang di pakai jamaah tersebut.
Pengemis itu hanya meminta uang, tidak makanan.
“Money, money,” ujar pedagang kemiskinan jelang subuh itu.
Alhasil, jamaah umroh tersebut memberikan makanan yang telah di siapkan kepada petugas kebersihan yang berada di sekitarnya.
Di sisi lain, seorang wanita muda pedagang kemiskinan tanpa sungkan meminta uang kepada jamaah asal Indonesia.
Jamaah asal Indonesia itu, tiba-tiba terkejut saat topi payung yang dikenakannya di colek oleh perempuan pedagang kemiskinan saat berada di Padang Arafah.
“Rupiah, rupiah,” ucap pedagang kemiskinan tersebut.
Seperti di Indonesia, para pedagang kemiskinan di tanah suci juga menggendong bayi untuk mengeruk keuntungan kepada jamaah.
Wartawan rakyatsumbar.id juga pernah didatangi pasangan yang mengaku dari India. Pasangan ini mengemis dengan mengaku kehabisan uang, dan meminta sejumlah uang.
“Silahkan anda melapor ke Polisi. Disana ada mobil polisi,” ucap wartawan media ini, sambil memberikan arahan kepada pasangan tersebut.
Tetapi mereka, memilih pergi, tanpa mengucapkan terima kasih.
Dilansir dari berbagai sumber, Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi menggarisbawahi dua alasan penting dari larangan memberi pengemis selama perjalanan haji.
Pihaknya menyebut mengemis termasuk tindakan melanggar hukum.
“Tamu Allah yang terkasih, pastikan donasi anda sampai ke pihak yang benar-benar berhak dengan menghindari memberi kepada pengemis karena dua alasan penting. Itu merusak kesucian dua masjid suci dan mengemis adalah pelanggaran hukum yang mencolok,” kata kementerian melalui media sosial X-nya.
Andri seorang mahasiswa setempat asal Indonesia menjelaskan, pelaku pedagang kemiskinan merupakan pendatang yang datang dari luar negeri.
“Mereka bukan berasal dari bangsa Arab, tetapi pendatang yang datang dengan memanfaatkan visa umroh. Banyak yang berasal dari Pakistan,” jelasnya.
Andri juga memperingati untuk tidak memberikan sedekah kepada petugas kebersihan yang ada.
“Jika satu orang diberikan sedekah, maka petugas kebersihan yang lain turut menghampiri untuk meminta sedekah,” ucapnya.
Di lansir dari berbagai sumber, pada saat ini, Pemerintah Arab Saudi sedang gencar menertibkan pedagang kemiskinan yang datang dengan menggunakan visa umroh.
Kementerian Haji Saudi secara resmi memperingatkan tentang meningkatnya jumlah pengemis yang memasuki Arab Saudi dengan visa umrah yang dimaksudkan untuk para jemaah haji.
Para pejabat Saudi kuatir bahwa tindakan orang-orang ini merusak reputasi para jemaah Pakistan.
Selain itu, Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi telah mengeluarkan peringatan kepada Kementerian Agama Pakistan, mendesak tindakan untuk mencegah pengemis Pakistan memasuki kerajaan dengan visa umrah. (edg)