rakyatsumbar.id

Berita Sumbar Terkini

Beranda » Aktivitas Pembelajaran di Perguruan Tinggi Vokasi di Sumbar, Semakin Dekat dengan Dunia Industri

Aktivitas Pembelajaran di Perguruan Tinggi Vokasi di Sumbar, Semakin Dekat dengan Dunia Industri

Mahasiswa Politeknik Negeri Padang pada Prodi Alat Berat saat melakukan simulasi operasi alat berat menggunakan simulator.

Mahasiswa Politeknik Negeri Padang pada Prodi Alat Berat saat melakukan simulasi operasi alat berat menggunakan simulator.

Padang, rakyatsumbar.id– Praktik langsung seperti di dunia kerja dan industri terus dikembangkan tiga perguruan tinggi negeri yang tergabung dalam Konsorsium Perguruan Tinggi Vokasi di Sumatera Barat.

Dengan Model pembelajaran Teaching Factory (TEFA), memberikan pengalaman mahasiswa di Politeknik Negeri Padang (PNP), Sekolah Vokasi Universitas Negeri Padang (UNP) dan Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh untuk melakukan simulasi dan praktik langsung seperti di dunia kerja.

“Model pembelajaran TEFA ini, industri dalam skala kampus, beroperasi layaknya perusahaan, tapi berada di lingkungan kampus,” ungkap Ketua Konsorsium Perguruan Tinggi Vokasi Sumbar, Nurul Fauzi, pada rangkaian kegiatan Media Bootcamp Selasa (24/9).

Kegiatan media Bootcamp ini telah berlangsung sejak Senin (23/9) di Hotel Mercure Padang dan diikuti sekitar 20 awak media di Sumbar. Pada hari kedua tersebut kegiatan yang dilaksanakan di Hotel UNP, para jurnalis media cetak, online dan radio tersebut diajak melihat langsung sistem pendidikan yang dilaksanakan perguruan tinggi vokasi tersebut.

Di Sekolah Vokasi UNP, TEFA yang dimiliki telah dikormersilkan layaknya industri, karena mereka statusnya telah Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH).

Nurul Fauzi, mengatakan, sistem vokasi berorientasi pada kegiatan praktik lebih dominan dibandingkan teori, bahkan saat ini persentase praktiknya sudah sebesar 70 persen dan teori 30 persen.

“Aktivitas pembelajaran di dalam kampus selalu dekat dengan dunia industri. Dengan adanya TEFA ini, bahkan mahasiswa baru juga telah mulai berpraktek di industri yang berada di dalam kampus,” ungkapnya.

Baca juga : Konsorsium Perguruan Tinggi Vokasi Sumbar Gelar Media Bootcamp

Ia menyebutkan, fokusnya adalah memberikan pengalaman kerja mahasiswa. Mereka juga dibimbing serta dilatih langsung oleh pelaku industri yang telah menjalin kerja sama dengan kampus.

“TEFA merupakan sebuah model pembelajaran yang dioperasikan seperti pabrik dalam kampus, dan bersifat praktis namun tetap merujuk pada standar dan prosedur industri sesungguhnya,” ungkap Wakil Direktur I Sekolah Vokasi UNP Dr Bambang Heriyadi, saat ikut mendampingi kunjungan tersebut.

Nasheh Huluan Dosen mata kuliah Hoskiping Tata Graha UNP menyebutkan sejak semester I mahasiswa perhotelan sudah mulai praktik di Hotel UNP. Diantaranya dalam memastikan kamar hotel bersih dan rapi setelah digunakan tamu hotel.

“Mereka dalam mengikuti kegiatan praktik perkuliahan ini dibekali bagaimana memberikan pelayanan di hotel berstandar bintang 4. Kita berikan bimbingan bagaimana tugas yang harus dilakukan, jika nanti bekerja di hotel sudah paham apa yang akan dilakukan,” jelasnya didampingi Lidia Wulandasari Kepala Labor Managemen Perhotelan.

Selain melihat langsung mahasiswa mengikuti praktek di Hotel UNP, P3TV Laundry, Tata Boga, Pojok tour de coffee, dan Industrial robotics and automation.

Rombongan juga berkunjung ke kampus Politeknil Negeri Padang. Dimulai dengan mengunjungi Bengkel Prodi D3 Alat Berat Jurusan Teknik Mesin, salah satu Prodi yang termasuk paling banyak peminatnya setiap tahunnya di PNP.

“Awalnya Prodi ini dibuka hanya satu kelas, sekarang telah tiga kelas, terdiri atas 1 kelas kerja sama dengan Trakindo Utama dan 2 kelas reguler,” ungkap Nurul Fauzi yang juga dosen di PNP tersebut.

Ia mengatakan proses pembelajaran mahasiswa alat berat ditunjang oleh Excavator, Buldozer, Forklift, dan alat berat lainnya bantuan dari Trakindo. Sebelum praktik langsung menggunakan alat berat, mahasiswanya akan dilatih menggunakan alat simulator ekskavator dan buldozer yang ada di bengkel tersebut.

“Ini salah satu Teaching Factory di PNP, kita bawa industri ke kampus,” jelasnya

Ada juga labor Bank AK yang sudah beroperasi sejak 2010 lalu dengan hasilkan laba bersih Rp 10 juta sampai Rp 15 juta pertahun, dan mampu memberikan pinjaman dalam skala sampai Rp 150 juta untuk dosen atau tenaga pendidik di PNP.

“Disini mahasiswa mengikuti praktik perbankan. Selain melayani nasabah dalam transaksi menabung, mereka juga mencari nasabah. Di Bank AK ini mereka dapat aplikasikan teori yang diperoleh di kelas langsung di tempat kerja,” ujar Eka Rosalina, Manager di Bank AK PNP tersebut.

Ia menyebutkan, Bank AK ini telah banyak menghasilkan SDM yang bekerja di perbankan. Pengalaman yang didapat saat praktek ini akan membuat mereka bisa lebih cepat beradaptasi dengan dunia kerja.

“Disini mereka praktiknya sudah seperti di Bank pada umumnya. Ya kalau sudah diterima kerja, mereka sudah paham dengan berbagai pekerjaan di Bank yang digeluti,” jelasnya.

Selain itu juga ada galeri investasi bursa efek Indonesia PNP yang berada di gedung perkuliahan yang dijadikan tempat praktek mahasiswa PNP sesuai dengan mata pelajaran yang digelutinya.

Begitu juga di Bengkel Jurusan Teknik Elektro, mahasiswa praktik di Bengkel Mekanik dan Bengkel Instalasi Tenaga Listrik terlihat mempelajari Panel TR Utilitas yang diproduksi oleh PT Kurnia Abadi Padang.

“Sistem pendidikan vokasi menjanjikan pengalaman kerja serta kemampuan unggul bagi para mahasiswanya, karena berorientasi pada praktik dan bersentuhan langsung dengan dunia industri,” ungkap Nurul Arifin.

Nurul Arifin mengatakan konsorsium pendidikan tinggi vokasi di Sumbar sudah berjalan selama satu tahun, dan telah menyelesaikan Policy Paper.

“Dokumen berisi hasil penelitian yang berfokus pada isu kebijakan tertentu dan menawarkan solusi alternatif, dokumen tersebut telah diserahkan kepada Gubernur Sumbar saat Expo Vokasi pada Agustus lalu di Payakumbuh,” ujarnya.

Pada Runding Vokasi, pada November nanti kita akan mengadakan kegiatan lebih besar dengan mengundang kabupaten/kota.

“Hasilnya tidak hanya Policy Paper tapi menjadi sebuah kebijakan yang berdampak terhadap penyerapan tenaga kerja dari vokasi sesuai kebutuhan daerah,” terangnya.

Ia mengharapkan, melalui kegiatan media bootcamp dapat mengenalkan secara luas sistem pendidikan vokasi yang kini sudah diterapkan di masing-masing kampus punya ciri khas masing-masing.

“Kegiatan ini juga dapat meningkatkan kualitas pemberitaan terkait pendidikan vokasi, dan membangun jaringan kerja sama antar media massa dengan lembaga pendidikan vokasi yang merupakan sistem pendidikan yang berperan penting dalam menciptakan tenaga kerja yang terampil dan siap kerja,” ungkapnya.

Sementara itu, Wakil Direktur II PNP Sarmiadi saat menutup rangkaian media Bootcamp tersebut mengharapkan dari kegiatan yang dilaksanakan ini dapat meningkatkan branding vokasi semakin kuat, dan menjadikan vokasi pilihan utama di masyarakat.

“Kolaborasi dengan media tentunya sangat berdampak dalam meningkatkan brand vokasi dan juga PNP di masyarakat, dimana pada tahun 2024 lalu PNP memiliki peminat sampai 28 ribu orang, namun yang bisa diterima hanya 2.500 orang mahasiswa baru,” terangnya.

Ia menyebutkan meskipun begitu jumlah mahasiswa politenik se Indonesia, hanya sekian persen dari perguruan tinggi akademik. Untuk itu perlu dipacu meningkatkan kapasitas ke depannya.

“Pendidikan vokasi tentunya perlu terus menjalin komunikasi dengan seluruh stakholder, apalagi dengan Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka makin membuka ruang vokasi untuk terus menghasilkan tenaga kerja terampil, dan berkompeten. Pendidikan vokasi diharapkan semakin berkembang,” pungkasnya. (fik)

About Post Author