rakyatsumbar.id

Berita Sumbar Terkini

Beranda » Masyarakat Takengon Bangga Miliki Gelanggang Pacu Kuda Blang Bebangka

Masyarakat Takengon Bangga Miliki Gelanggang Pacu Kuda Blang Bebangka

Pertandingan pacu kuda tradisional di Gelanggang Blang Bebangka Takengon

Aceh, rakyatsumbar.id—Menyikapi luasnya gelanggang pacu kuda Blang Bebangka yang baru dibangun di Kecamatan Pegasing, Musala, Reje Kampung Asir Asir, Kota Takengon mengatakan, sangat bangga memiliki gelanggang pacu kuda kelas nasional.

Menjelang acara PON XXI 2024 besok, tanpa perlu promosi dan tanpa perlu komando, saya rasa kata Musala, secara serentak masyarakat di dataran tinggi tanoh gayo membanjiri kota Takengon.

Hal ini disampaikan oleh Musala, Kepala Desa atau Reje Kampung Asir Asir, Kecamatan Lut Tawar, Takengon, Kabupaten Aceh Tengah, Selasa (10/09/2024).

“Pasti bangga, karena belum pernah ada gelanggang yang semegah itu, kelas tingkat nasional dengan track pacu-nya panjang dan muat untuk ribuan orang penonton,” ucapnya.

Lanjut Musala, saya yakin, masyarakat di luar Takengon-pun akan hadir melihat pertandingan Cabang Olahraga Berkuda disana, termasuk masyarakat pelaku usaha juga akan ikut membanjiri arena gelanggang.

“Setiap acara pacu kuda berlangsung masyarakat bertumpu seluruhnya ke arena pacuan. Rasanya seperti ada yang belum lengkap kalau masyarakat belum menyaksikan acara pesta rakyat gayo ini,” pungkasnya.

Hobi Berkuda Turun Temurun

Hobi olahraga berkuda sudah tidak asing lagi bagi masyarakat di dataran tinggi Tanoh Gayo yang juga dikenal dengan Negeri Diatas Awan, Takengon di Kabupaten Aceh Tengah, Provinsi Nangroe Aceh Darussalam.

Mayoritas masyarakat disini khususnya di Kampung Asir Asir, Kecamatan Lut Tawar adalah penggemar kuda. Hal ini terlihat memiliki banyak kandang dan kuda lokal yang juga berfungsi sebagai pembajak sawah.

“Sebenarnya sudah tidak asing bagi masyarakat disini hobi berkuda. Selain hobi olahraga berkuda, uniknya kuda-kuda pacu ini juga berfungsi sebagai pembajak sawah,” ungkapnya.

Lanjut Musala, mereka memiliki kandang dan kuda lokal maupun peranakan kuda import (luar negeri). Dan rata-rata semenjak kecil, seumuran anak tingkat kelas SD, SMP sudah bisa menjadi joki pacu kuda.

“Sudah turun temurun masyarakat di Takengon hobi olahraga berkuda, mereka sering ikut lomba pacu kuda tradisional dengan menggunakan kuda kelas lokal yang perawakan kudanya juga kecil,” jelasnya.

Sehingga, tambah Musala, hampir setiap tahun (2x setahun) berlangsung pesta rakyat gayo yang menampilkan pacuan kuda tradisional gayo.

“Kami sering menyaksikan pesta rakyat gayo atau even pacuan kuda tradisional gayo berlangsung di Gelanggang Musara Alun. Persis terletak di jantung kota Takengon ibukota Kabupaten Aceh Tengah,” kata Reje Kampung Asir Asir.

Biasanya, gelar pacu kuda ini menjadi bagian dari peringatan Hari Ulang Tahun Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia dan peringatan Hari Ulang Tahun kota Takengon yang berlangsung setiap tanggal 17 Februari. (*)

About Post Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *