rakyatsumbar.id

Berita Sumbar Terkini

Beranda » Tragedi Pencabulan Santri, Pihak Yayasan MTI Canduang Angkat Suara

Tragedi Pencabulan Santri, Pihak Yayasan MTI Canduang Angkat Suara

Juru Bicara MTI Canduang Khairul Anwar

Agam, rakyatsumbar.id–Terkait dugaan tindak asusila oleh oknum guru di lingkungan asrama putra ponpes MTI Canduang, yang terjadi belakangan ini, pihak Yayasan Ponpes MTI Canduang mengadakan pertemuan dengan orangtua santri,Minggu (28/07/2024).

Juru bicara tim penanganan dan Ketua Tim Hukum Ponpes MTI Canduang Khairul Anwar mengatakan, dua orang pelaku ini diduga ada sindikat atau jaringan di luar.

“Jaringannya belum kita ketahui dan ini sedang kita dalami,” ucapnya.

Disampaikannya, pelaku RA (29) merupakan tamatan tahun 2019, sedangkan AA (23)  tamatan 2020, kemudian mereka kuliah.

“Karena nilainya bagus dan orangnya pintar, siap kuliah lalu mengajar disini, keduanya orangnya pintar bahkan ketika wisuda mereka dapat cumlaude,” jelasnya.

“Kita tidak menduga peristiwa ini terjadi, kalau kekuatiran tentu ada. Langkah-langkah kami di pondok ini supaya hal ini tidak terjadi lagi, tentu banyak langkah yang kami lakukan,” lanjutnya.

Terkait berita yang beredar ada 40 orang diduga telah di cabuli oleh dua oknum guru Ponpes MTI canduang, itu perlu juga diluruskan.

“Sebenarnya yang disodomi 3 orang, kemudian yang lainnya pencabulan di daerah sensitif,” ujarnya.

Pihak yayasan serta pimpinan Ponpes MTI Canduang menegaskan keberpihakan penuh terhadap para korban dugaan tindak pidana asusila dan mengutuk keras segala bentuk perbuatan asusila di lingkup mana pun.

Berkaitan dengan terungkapnya kasus dugaan tindak pidana asusila yang dilakukan oleh salah seorang oknum guru di lingkungan asrama putra Ponpes MTI Canduang, Yayasan dan Pimpinan PP MTI Canduang menyatakan hal-hal sebagai berikut Tindakan Cepat dan Transparan.

Sejak mendapatkan laporan awal mengenai kejadian ini, manajemen Yayasan dan Pimpinan PP MTI Canduang segera melakukan langkah-langkah berikut terutama Investigasi Internal.

“Kami telah membentuk tim investigasi internal untuk mengumpulkan informasi dan bukti yang relevan. Tim ini bekerja sama dengan pihak berwenang dan berkomitmen untuk memastikan bahwa semua fakta dapat terungkap secara jelas,” jelasnya.

“Kami telah mengambil tindakan tegas berupa pemberhentian terhadap terduga pelaku demi menjaga integritas proses penyelidikan dan semua tanggung jawab di bawah kendali madrasah,” urainya.

Dijelaskannya, pihak madrasah telah berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk memastikan proses hukum berjalan dengan tepat dan adil.

“Kami mendukung sepenuhnya upaya penegakan hukum agar keadilan dapat ditegakkan. Bantuan Hukum bagi korban, kami menyediakan bantuan dan pendampingan bagi korban dan keluarga korban,” ungkapnya.

Selain iut, pihak yayasan juga telah melakukan pendampingan Psikologis, sejak Kamis (25/7/2024),  tim psikolog dari IPK HIMSI sumbar dan ikatan Psikologi Klinis sudah bekerja  memberikan layanan dan pendampingan psikologis bagi santri dan orang tua yang memerlukan bantuan.

Tim konselor profesional ini sudah memberikan dukungan moral dan emosional untuk membantu mereka menghadapi situasi ini.

Selanjutnya, melakukan evaluasi kebijakan dan prosedur keamanan madrasah, termasuk pelatihan pencegahan kekerasan seksual bagi seluruh staf dan pendidik.

“Kami bertekad untuk menciptakan sistem yang lebih kuat untuk melindungi seluruh komunitas madrasah,” jelasnya.

Terkait komunikasi dengan orangtua dan masyarakat, pihak yayasan juga berkomitmen untuk berkomunikasi secara terbuka dan transparan.

“Kami berkomitmen penuh untuk terbuka kepada publik melalui media, dalam menyampaikan informasi terkait dugaan tindak asusila di lingkungan Madrasah ini,” ucapnya.

Sementara itu, salah seorang orang tua santri Zahrini, usai pertemuan saat diwawancarai awak media menyampaikan dengan harapan anak-anak mereka betul diperhatikan baik secara emosionalnya, spiritualnya dan akhlaknya.

“Kami berterima kasih kepada pesantren ini, mulai issu ini merebak mereka tidak menutupi, dan menjalin keterbukaan sedikitnya kami mendapatkan informasi, kami telpon guru direkturnya, tanpa ditanya pihak yayasan lansung mengabarkan apa kejadian yang sebenarnya, itu yang membuat kami sedikit berbesar hati,” ungkapnya. (rn)

About Post Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *