rakyatsumbar.id

Berita Sumbar Terkini

Beranda » Biaya Dana Rendah, Peluang BSI Tetap Tumbuh & Perluas Pasar di Tengah Tantangan Ekonomi

Biaya Dana Rendah, Peluang BSI Tetap Tumbuh & Perluas Pasar di Tengah Tantangan Ekonomi

Chief Economist Bahana TCW Investment Management Budi Hikmat, Komisaris Independen PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) Komaruddin Hidayat, Direktur Utama BSI Hery Gunardi, Komisaris Utama PT Bank Mandiri (persero) Tbk Chatib Basri dan Komisaris Utama BSI Adiwarman Azwar Karim (paling kanan).

Jakarta, rakyatsumbar. id – PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) disebut memiliki peluang besar untuk terus tumbuh di tengah ketidakpastian akibat beratnya tantangan ekonomi pada 2023. Sebab, perseroan memiliki keunggulan yang tidak dimiliki bank lain yaitu rendahnya biaya dana atau cost of fund (CoF) dan segmentasi pasar yang sangat besar.

Ekonom Muhammad Chatib Basri dalam acara BSI Wealth Insight: Creating Values in Times of Uncertainty mengatakan perbankan syariah dalam negeri saat ini memiliki penetrasi pasar yang masih kecil, yakni sekitar 6% di industri perbankan. Padahal Indonesia memiliki jumlah penduduk muslim terbesar di dunia, sehingga hal ini merupakan peluang pasar yang masih sangat luas.

Dari sisi kinerja, jumlah kelolaan dana pihak ketiga mengalami pertumbuhan positif. BSI mencatat perolehan DPK BSI mencapai Rp 261,49 triliun, yang didominasi oleh tabungan wadiah mencapai Rp 44,21 triliun dan berada di peringkat ke 5 tabungan secara nasional dengan jumlah nasabah BSI mencapai 17,78 juta orang. Pencapaian ini memberikan pengaruh positif terhadap rasio Cost of Fund (CoF) yang kian menurun sejak tahun 2021 hingga per Desember 2022 di level 1,62%.

“Ketidakpastian ekonomi di 2023 juga memiliki implikasi pada perbankan. Siapa yang bisa menjaga cost of fund lebih murah akan lebih dilirik sekarang, di sini peluang perbankan syariah. Potensinya jumlah penduduk muslim terbesar, tapi penetrasi pasar perbankan syariah masih kecil, growth kita masih 6 persen. Jadi ada celah yang sangat besar untuk tumbuh,” kata Menteri Keuangan RI periode 2013-2014 tersebut.

Chatib yang juga menjabat Komisaris Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk mengatakan, segmentasi pasar yang besar di Indonesia adalah celah bagi BSI untuk bisa meningkatkan penetrasi bisnis perbankan syariah dalam negeri. “Keunggulan lain adalah soal segmentasi pasar. Tahun ini bukan tahun yang mudah, tapi BSI memiliki cost of fund yang murah maka akan menjadi bank yang secara relatif punya potensi untuk tumbuh bahkan dalam kondisi tingkat bunga tinggi di 2023,” ucapnya.

Dalam acara yang sama, Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan Bisnis Wealth Management BSI tumbuh impresif pada 2022. Selama tahun 2022 nasabah BSI Prioritas tumbuh sebesar 19,13% dengan jumlah nasabah lebih dari 52 ribu nasabah”.

BSI Prioritas juga menawarkan layanan Sharia Wealth Management yang memberikan pengalaman berbeda dengan wealth management konvensional. Dalam Wealth Accumulation, BSI menyediakan produk investasi mulai dari Reksa Dana, Sukuk, Emas dan Deposito. Sementara untuk Wealth Protection, BSI sebagai agen penjualan produk asuransi jiwa, kesehatan dan pendidikan.

BSI pun menyediakan konsultasi waris berbasis hukum Islam dan konsultasi pajak sebagai Wealth Distribution. Adapun yang membedakan sharia wealth management dengan konvensional adalah adanya Wealth Purification, yaitu pemurnian kekayaan yang dimiliki melalui Zakat, Infaq, Sedakah dan Wakaf.

Sebagai bentuk kontribusi BSI untuk menjadi institusi yang dapat memberikan pengetahuan, pemahaman dan informasi seputar pengelolaan portofolio keuangan syariah dalam kondisi ketidakpastian ekonomi global, BSI tak ketinggalan menghadirkan BSI Wealth Insight.

BSI Wealth Insight berfokus pada peningkatan literasi finansial syariah serta outlook perekenomian syariah kedepan. Bank Syariah Indonesia dengan berbagai produk finansial dan produk – produk investasi syariah akan menjadi jawaban dari kebutuhan nasabah akan produk keuangan syariah.

“Dengan potensi ekonomi syariah yang terus tumbuh dan berkembang, BSI Wealth Insight dapat menjadi intermediary antara Bank Syariah Indonesia dengan nasabah untuk pemenuhan produk-produk keuangan. Wealth Distribution ini adalah yang membedakan syariah wealth manajemen dengan konvensional adanya wealth purification jadi dimurnikan wealth di sini pemurnian kekayaan ini adalah melalui zakat tadi zakat infaq sedekah wakaf,” ucap Hery.

Dalam kesempatan yang sama hadir pula CEO CT Corp Chairul Tanjung. Dia mengatakan kehadiran BSI menjadi harapan bersama bahwa bank syariah dan institusi finansial lainnya juga bisa ikut tumbuh dan berkembang. Oleh karena itu pihaknya siap menjalin kerja sama dalam memperkuat ekosistem ekonomi syariah bersama BSI.

“Karena itulah yang kita harapkan dan bukan hanya harapan orang Indonesia tapi saya tahu harapan banyak masyarakat Islam. Jadi ini adalah satu hal yang baik tentu kita dukung dan tadi saya sampaikan ke Pak Hery bahwa CT Corp siap untuk bekerja sama dengan BSI untuk mulai menjajaki kerja sama yang baik di semua ekosistem kita,” tuturnya. (ri)

About Post Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *