Kota Padang Alami Inflasi 0,98 Persen pada Desember 2022
Kepala Bank Indonesia Kantor Perwakilan Sumbar, Wahyu Purnama.
Padang, rakyatsumbar.id – Kota Padang mengalami inflasi 0,98 persen pada Desember 2022. Inflasi itu turut andil menyumbang inflasi terhadap Provinsi Sumbar pada bulan yang sama, 0,94 persen.
“Secara spasial, inflasi di Sumbar (0,94 persen) pada Desember 2022 disumbang oleh inflasi Kota Padang 0,98 persen, atau meningkat dibandingkan bulan sebelumnya, deflasi -0,30 persen,” kata Kepala Bank Indonesia Kantor Perwakilan Sumbar, Wahyu Purnama, melalui siaran persnya, Selasa, (3/1/2022).
Ia menjelaskan, inflasi 0,94 persen di Sumbar pada Desember 2022 meningkat dibandingkan realisasi November 2022 yang deflasi sebesar -0,27 persen.
“Kota Bukittinggi juga mengalami inflasi sebesar 0,66 persen (mtm), juga meningkat dibandingkan realisasi November 2022 yang deflasi -0,04 persen,” ucap Wahyu,
Menurut Wahyu, secara tahunan, inflasi Sumbar pada Desember 2022 sebesar 7,43 persen, meningkat dibandingkan realisasi inflasi November 2022 sebesar 6,87 persen.
“Secara tahun berjalan hingga Desember 2022, inflasi Sumbar tercatat 7,43 persen meningkat dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 6,42 persen,” ungkapnya.
Ia menambahkan, secara keseluruhan tahun 2022, inflasi Sumbar yaitu sebesar 7,43 persen mengalami peningkatan dibandingkan realisasi tahun 2021 sebesar 1,40 persen.
“Realisasi inflasi tahunan Sumbar pada 2022 ini tercatat menjadi realisasi inflasi tertinggi diantara provinsi lainnya di Kawasan Sumatera, maupun secara nasional dari 34 Provinsi yang dihitung IHKnya di Indonesia,” sebutnya.
Ia menjelaskan, inflasi Sumbar pada Desember 2022 bersumber dari kenaikan harga komoditas angkutan udara, daging ayam ras, telur ayam ras, emas perhiasan, dan cabai merah.
“Sumber inflasi itu masing-masing dengan andil inflasi masing-masing sebesar 0,16 persen; 0,16 persen; 0,05 persen; 0,05 persen; 0,04 persen,” imbuhnya.
Angkutan udara, sambung Wahyu, tercatat mengalami inflasi sejalan dengan peningkatan permintaan pada momen HBKN Natal dan Tahun Baru. “Daging ayam ras dan telur ayam ras tercatat inflasi didorong oleh peningkatan permintaan pada periode HBKN Nataru,” ulas Wahyu.
Ia menyebutkan, kenaikan harga komoditas daging dan telur ayam ras juga didorong oleh meningkatnya biaya produksi di tingkat peternak akibat adanya kenaikan biaya pakan dan day old chicken (DOC).
“Komoditas emas perhiasan tercatat mengalami kenaikan harga yang terjadi sejalan dengan fluktuasi harga emas global. Inflasi pada komoditas emas perhiasan ini juga tercatat dipengaruhi oleh kecenderungan kenaikan harga pada periode libur akhir tahun maupun hari raya,” paparnya.
Wahyu mengungkapkan, cabai merah kembali mengalami kenaikan harga yang disebabkan oleh meningkatnya permintaan pada periode Natal dan Tahun Baru.
“Sementara itu, komoditas beras yang sebelumnya menjadi salah satu komoditas penyumbang inflasi tertinggi di Sumatera Barat mengalami inflasi yang rendah di bulan Desember 2022 dengan nilai andil sebesar 0,02 persen,” urainya.
Ia mengakhiri, realisasi inflasi beras yang lebih rendah ini terutama didukung oleh masuknya masa panen raya komoditas beras di wilayah sentra produksi di Sumatera Barat khususnya Kabupaten Solok dan Kabupaten Tanahdatar. (byr)