Dampak Pandemi Covid-19, Tercatat Penambahan 3,7 Juta Orang Miskin Baru
Ilustrasi masyarakat miskin (jpnn).
Padang, rakyatsumbar.id – Staf khusus Menteri Koordinator (Kemenko) Bidang Pembangunan Manusa dan Kebudayaan RI Prof. Dr. Ravik Karsidi, M.S menjadi narasumber dalam seminar nasional Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) di Universitas Negeri Padang (UNP), Senin (14/11/2022).
Prof. Dr. Ravik Karsidi, M.S dalam paparannya menjelaskan, jumlah orang miskin di Indonesia bertambah akibat pandemi Covid -19.
“Terjadi kemiskinan baru akibat pandemi Covid-19. Jumlahnya sekitar 1,16 – 3,78 juta orang.”
“Sedangkan angka pengangguran meningkat di tahun 2020 ini menjadi 2,92 – 5,23 juta orang.”
“Oleh karena itu, dalam seminar ini saya menjelaskan bagaimana Indonesia ekonominya pulih lebih cepat, dan bangkit lebih kuat,”ujarnya.
Ia memaparkan akibat pandemi, terjadinya percepatan akses digital di semua industri.
Selain itu, terjadi proses pembelajaran jarak jauh, serta institusi banyak mendapat tekanan finansial.
“Banyak sekolah dan universitas mendapat tekanan finansial. Akibatnya, banyak orang tua meminta menurunkan biaya kuliah,” jelasnya.
Oleh karena itu, Ravik Karsidi pada saat ini teknologi digital telah merebut posisi manusia sebagai produsen budaya.
“Tidak semua orang mampu menyelami hidup yang begitu cepat berubah dan situasi yang sulit di era digitalisasi ini.”
“Oleh karena itu, kita harus melek digital agar pulih lebih cepat,” paparnya.
Ravik Karsidi menambahkan, tantangan mahasiswa di masa yang akan datang adalah, timbulnya pekerjaan baru yang berbasis teknologi industri.
“Imbas globalisasi membuat 14,2 juta tenaga kerja bermigrasi antar negara Asean, sehingga timbulnya benturan kebudayaan.”
“Akhirnya, tercipta peningkatan daya saing sumber daya manusia dalam memenuhi kebutuhan domestik.” Paparnya.
Ia menambahkan, pentingnya bahasa asing yang harus di kuasai oleh mahasiswa pada saat ini.
“Penguasaan bahasa asing sangat penting saat ini. Jika mahasiswa belum mempunyai kemampuan berbahasa asing, maka mahasiswa itu tertinggal. Selain itu, mahasiswa harus kritis dalam kehidupannya,” tutupnya. (edg)