Muhajir Nasir asal Palinggam, Pimpim IKM Atsiri
Padang, rakyatsumbar.id -Muhajir Nasir asal Palinggam Padang dan Muhammad Iqbal asal Sianok, terpilih sebagai Ketua dan Sekretaris umum IKM Atsiri Pertanian, Citayam.
Pengukuhan dilaksanakan Minggu (29/5), dihadiri DPC Ikatan Keluarga Minang (IKM) Bojonggede, wakil Desa Ragajaya, Pengurus Bundo Kanduang dan Baringin Mudo.
Menggunakan Aula SMP Islam Pelita, Atsiri, Halalbihalal IKM ini dihadiri 150 warga asal Minang.
Dalam sambutan Muhajir Nasir, ketua terpilih periode 2022-2026 tersebut, mengatakan saat ini adalah momentum untuk kembali menggalang silatuhim warga Minang Atsiri dan sekitarnya. Termasuk mengaktifkan generasi muda dalam kegiatan silat, tari dan musik, kepanitiaan.
Ini adalah pertama kali Halal bi Halal warga Minang di Citayam. Dua kali Idulfitri sebelumnya tidak digelar karena pandemi.
“Karena lama tidak berkumpul, yang menggelar acara ini bahkan yang berumur di atas 60 tahun, bahkan dalam gerimis, tetap semangat.”
Citayam atau Atsiri Pertanian khususnya adalah perbatasan dua wilayah yakni Kota Depok dan Kabupaten Bogor. Citayam menjadi daerah pemukiman yang sangat ramai, terlihat dari puluhan perumahan di radius 3 KM dari Atsiri.
Andi Mulya, seorang jurnalis warga Citayam mengatakan setiap perumahan berisi 200-3000 rumah.
“Tidak ada satu komplek perumahan pun yang tidak ada orang Minang,” katanya.
Bila diperkirakan ada sedikitnya 5-10 persen warga Minang di setiap komplek perumahan.
“Jadi setiap 100 rumah ada minimal 5 orang awak,” kata Andi.
Namun belum ada pendataan terkait tersebut. Secara kasar, katanya, setidaknnya ada 3.000 KK orang awak di daerah ini.
Ini merupakan potensi untuk saling bersilarahim. Sebagaimana misi IKM Atsiri yakni meningkatkan pengetahuan adat dan budaya Minangkabau, serta memupuk rasa cinta pada kampung halaman.
Tausiah dan Kim
Setelah pengukuhan pengurus, diisi dengan tausiah, doa dan hiburan kim. Ustad Kamaluddin Siregar, penceramah yang juga sumando orang Minang ini menilai positif dan relevan tema: “Malapeh Taragak jo Kampung Halaman.” Sebab selama pandemi covid-19, kunjungan ke kampung halaman menurun.
“Jadi tema ini up to date (baru), apalagi saya baru pulang kampung,” jelas Ustad beristri asal Malalo, Tanahdatar.
Pengalaman mudik Sumbar dan Sumut, katanya, terlihat bahwa Ranah Minang sangat luar biasa. Semua jalan sampai ke desa-desa bagus dan mulus.
“Ada pameo, kalau sudah tertidur di jalan, berarti anda sudah tiba di Ranah Minang,” sebutnya. (edg)