Disdik Payakumbuh Gelar Sosialisasi PUG Bagi Guru
Payakumbuh, rakyatsumbar.id – Konsep Gender dan Pengarusutamaan Gende (PUG) merupakan upaya untuk mengintegrasikan perspektif gender ke dalam proses perencanaan dan penganggaran.
Caranya dengan penelaahan dampak dari suatu belanja kegiatan serta efeknya terhadap keadilan dan kesetaraan gender.
Terkait dengan PUG, Dinas Pendidikan Kota Payakumbuh melaksanakan Sosialisasi Pengarusutamaan Gender (PUG) selama 4 hari berturut-turut.
Sosialiasi terhadap guru non PNS yang berjumlah 335 guru PAUD (TK, KB, TPA), 195 guru SD, 100 dan orang guru SMP bertempat di Aula Dinas Pendidikan Kota Payakumbuh.
Pelaksanaan sosialisasi mulai dari tanggal 24 hingga 29 Maret 2022.
Bertindak selaku narasumber pada kegiatan ini adalah Fungsional Perencana Dinas Pendidikan Kota Payakumbuh, Efriyanti Hareva.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Payakumbuh, Dr Dasril menyampaikan Pemerintah Kota Payakumbuh tetap berkomitmen meningkatkan kesejahteraan guru dengan memberikan insentif bagi guru non PNS (ASN).
Meskipun jumlahnya belum memenuhi harapan, namun jika dikelola dengan baik dengan gaya hidup yang sederhana maka pendapatan seorang guru dapat terpenuhi kebutuhan minimal.
Selain itu, guru hendaknya dapat menjadi agen-agen perubahan di sekolahnya.
Ia berharap guru-guru dapat istiqomah dalam menekuni profesi guru dengan selalu meningkatkan kompetensi, etos kerja dan pengabdiannya.
PUG Sebuah Strategi
Efriyanti Hareva dalam pemaparannya menyebut, PUG merupakan suatu strategi untuk mencapai kesetaraan dan keadilan gender.
Kebijakan dibuat dengan memperhatikan pengalaman, aspirasi kebutuhan serta permasalahan dari setiap kelompok gender dan kelompok rentan.
Kebijakan tersebut berkaitan dengan proses perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi dari seluruh kegiatan di bidang pendidikan.
Sehingga dapat memperoleh kesetaraan pada aspek AKPM (akses, kontrol, partisipasi, manfaat).
Kesetaraan gender sebagai sebuah kebersamaan kondisi bagi laki-laki dan perempuan untuk memperoleh kesempatan serta hak-haknya sebagai manusia.
Sedangkan keadilan gender sebagai suatu proses dan perlakuan adil terhadap perempuan dan laki-laki.
Dengan kata lain, tidak ada diskriminasi antara laki-laki dan perempuan sehingga mereka memiliki akses, kesempatan, berpartisipasi dan kontrol terhadap pembangunan.
Serta memperoleh manfaat dari pembangunan secara adil. (ri)