Pemkab Pesisir Selatan Kekurangan Pos dan Mobil Damkar
Pesisir Selatan, rakyatsumbar.id – Selain keterbatasan ketersediaan mobil pemadam kebakaran (Damkar), sulitnya medan dan jauhnya jarak tempuh menjadi salah satu penyebab penanganan tidak tercapai maksimal bila musibah kebakaran terjadi di Kabupaten Pesisir Selatan.
Sekretaris Kabupaten (Sekkab) Pessel, Mawardi Roska menyebut, saat ini masih minimnya ketersedian sarana penanganan bencana kebakaran di daerah itu. Baik sarana mobil pemadam, jumlah pos damkar, maupun pompa air atau floating pump.
“Berbagai peristiwa bencana kebakaran yang terjadi selama ini, telah menimbulkan kerugian baik materi, bahkan juga korban jiwa.”
“Dari itu saya berharap bencana ini dapat diminimalisir. Salah satunya dengan cara meningkatkan kewaspadaan serta kesiapsiagaan.”
“Sebab keterbatasan sarana, serta jauh dan sulitnya medan, membuat penanganan tidak bisa dilakukan secara maksimal,” katanya.
Ia meminta kepada aparatur terkait untuk terus mengintensifkan penyuluhan kepada masyarakat dalam mengantisipasi kebakaran, serta meningkatkan kesiapan petugas pemadam kebakaran.
Kepala Satuan Polisi Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran (Satpol PP dan Damkar) Pessel, Dailipal, Selasa (8/3/2022) mengatakan, untuk mengantisipasi dampak besar yang terjadi akibat kebakaran, pihaknya juga mendorong masyarakat supaya menyediakan racun api.
Berikut karung goni dan memeriksa segala sesuatu di dalam rumah yang bisa menyebabkan kebakaran.
Ia mengakui bahwa soal sarana dan prasarana penanganan bencana kebakaran memang masih sangat terbatas di daerah itu.
Saat ini di Pessel baru memiliki 5 unit mobil damkar. Dari 5 unit itu, 1 unit tidak bisa menyemprotkan air, sehingga hanya berfungsi sebagai armada angkut air saja bila kebakaran terjadi.
Luas Daerah Memanjang
Sementara wilayah Pesisir Selatan memanjang 243,2 kilometer dari utara ke selatan dengan berbagai medan yang sulit.
“Berdasarkan kondisi itu, sehingga dengan hanya memiliki 5 mobil Damkar, tentu tidak mampu menjangkau wilayah yang memanjang dalam waktu singkat,” katanya.
Meski begitu, pihaknya akan terus berupaya mencari peluang-peluang bantuan dari pemerintah pusat untuk penambahan unit mobil pemadam kebakaran.
“Paling sedikit kita mesti memiliki 8 unit mobil pemadam, serta enam pos Damkar.”
“Sementara saat ini baru memiliki 5 unit Damkar, dan 4 Pos Damkar. Empat Pos Damkar itu berada di Pos Painan, Kambang, Balaiselasa, dan Tapan,” jelasnya.
Ia menjelaskan bahwa idealnya, setiap radius 7,5 kilometer berdiri 1 unit pos damkar yang dilengkapi dengan 5 orang personil dan 1 unit mobil Damkar.
Sebab rentang waktu penanganan ketika terjadi laporan kebakaran adalah selama 15 menit, mulai dari pengisian air, hingga api padam.
“Karena kondisi keterbatasan kemampuan keuangan daerah, sehingga kami mengharapkan perhatian dari pusat,” timpalnya. (efi)