Model Pembelajaran Generatif Berbasis Konflik Kognitif Berorientasi Berpikir Kreatif
Artikel ini memaparkan model pembelajaran generatif berorientasi berbasis konflik kognitif berorientasi berfikir kritis keratif mahasiswa.
Pendidikan berfungsi membangun kompetensi sumber daya manusia (SDM) untuk menghadapi tantangan masa kini dan masa depan.
Dengan berbagai kemampuan intelektual, kemampuan berkomunikasi, sikap sosial, kepedulian dan berpartisipasi untuk membangun kehidupan masyarakat dan bangsa SDM berkompetensi unggul dan mampu mengembangkan kompetensi secara utuh serta memiliki keseimbangan antara hard skill dan softs kill dibutuhkan dalam era pasar bebas.
Peningkatan penguasaan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan teknologi merupakan indikator kunci kemajuan suatu bangsa. Penerapan IPA dan teknologi dalam berbagai bidang berdampak positif terhadap perubahan kehidupan manusia.
Pembelajaran yang berkualitas merupakan suatu faktor penting untuk membentuk SDM yang unggul.
Proses pendidikan di perguruan tinggi hendaknya mampu membina sikap mental SDM yang terbuka, ingin tetap maju, inovatif dan tidak puas dengan apa yang telah diperolehnya.
Investasi di bidang pendidikan akan memberikan keuntungan di masa mendatang. Jumlah masyarakat yang mampu akses pendidikan tinggi harus ditingkatkan secara signifikan.
Peningkatan akses dapat dilakukan dengan meningkatkan pembiayaan, peningkatan partisipasi masyarakat dalam tata kelola pendidikan, peningkatan akuntabilitas dan kualitas guru, hingga memastikan kesiapan mahasiswa.
Kualitas pendidikan di Indonesia masih harus ditingkatkan melalui beberapa perubahan sistem pendidikan nasional.
Perluasan akses pendidikan harus merata dan sesuai dengan standar pendidikan internasional, baik kurikulum yang digunakan maupun pelaksanaan proses pembelajaran.
Salah satu pembaharuan yang sedang dilakukan melakukan inovasi pembelajaran.
Model pembelajaran yang digunakan saat ini belum mampu mendorong peserta didik aktif dan inovatif dalam mempelajari dan mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya
Pendidikan tinggi, khususnya program Studi Fisika sebagai salah satu unit pendidikan yang ada dalam perguruan tinggi.
Program studi Fisika Universitas Negeri Padang harus mampu menjawab tantangan ini dengan mengintegrasikan materi teori dan praktik agar lulusan memiliki kompetensi yang dibutuhkan pada dunia kerja dan atau membuka lapangan pekerjaan baru.
Agar pendidikan tinggi relevan dengan dunia kerja, kurikulum harus memfasilitasi pengembangan keterampilan yang berguna bagi lulusan untuk memasuki Du/Di.
Keterampilan yang diperlukan tersebut adalah menggunakan komputer sebagai alat bantu untuk menyelesaikan masalah Fisika.
Dalam hal ini seperti keterampilan Fisika Komputasi yang sangat dibutuhkan dalam penelitian, industri, dan banyak sektor pekerjaan lainnya.
Pembelajaran Fisika Komputasi membutuhkan mahasiswa aktif membangun pengetahuan dalam struktur kognitifnya sesuai dengan perspektif konstruktivisme dan kognitisme.
Model pembelajaran Generatif cocok digunakan untuk pembelajaran tersebut.
Berdasarkan hal di atas telah dilakukan riset pengembangan untuk mengembangkan model pembelajaran Generatif berbasis konflik kognitif berorientasi berpikir kreatif pada matakuliah Fisika Komputasi dengan sintak: orientation, conflict cognitif, disclosure, construct, application dan reflection-evaluation (PGOC3ARE).
Pengembangan model pembelajaran PGOC3ARE bertitik tolak dari analisis kebutuhan mahasiswa dan dosen dalam pembelajaran Fisika Komputasi.
Faktor yang dianalisis terkait dengan masalah instruksional, bahan ajar, kesiapan mahasiswa belajar, gaya belajar, sikap mahasiswa terhadap Fisika Komputasi dan kompetensi dosen.
Analisis kebutuhan mempelihatkan bahwa mahasiswa mengetahui bahwa Fisika Komputasi diperlukan untuk memahami Konsep Fisika, namun mereka mengalami kesulitan dalam membuat algoritma dan coding pemecahan masalah fenomena Fisika berdasarkan analisis numerik yang telah dilakukan.
Kebutuhan mahasiswa terhadap kondisi ini diatasi dengan strategi konflik kognitif, karena pembentukan konflik konseptual dalam pikiran mahasiswa merupakan fase menantang mahasiswa menguji kebenaran konsepsi awal dengan membandingkannya dengan konsepsi ilmuwan.
Penelitian ini menghasilkan peta konsep aktivitas generatif pada gambar berikut:
Model pembelajaran PGOC3ARE dikembangkan dengan memasukan strategi konflik kognitif berorentasi berpikir kreatif untuk membantu mahasiswa menyelesaikan fenomena Fisika secara numerik dan komputasi.
Mahasiswa dalam penyelesaian konflik kognitif digiring menemukan metoda numerik dan algoritma penyelesaian fenomena Fisika kemudian dituangkan dalam bentuk coding pada komputer.
Mahasiswa diharapkan menyadari bahwa fenemena Fisika tidak hanya untuk menyelesaikan secara analitis, namun juga dapat diselesaikan melalui pendekatan algoritmatik secara numerik dan coding pada komputer.
Model PGOC3ARE memiliki prinsip student centered, berpikir kreatif, computational thinking. Model PGOC3ARE terdiri dari 6 (enam) tahapan yaitu orientation, conflict cognitive, disclosure, construct dan application serta reflection evaluation dengan sistem sosial kerjasama, scaffolding, interaksi multiarah dan networking.
Model tersebut juga dilengkapi dengan sistem pendukung berupa Rencana Pembelajaran Semester, Satuan Acara Pembelajaran, Lembaran Kerja Mahasiswa, Bahan Ajar, Komputer dan software Matlab sebagai alat penunjang.
Dampak instruksional yang diharapkan muncul adalah peningkatan pemahaman konsep mahasiswa, mahasiswa pembangunan pengetahuan bermakna melalui proses asimilasi informasi dan gagasan kreatif untuk memecahkan masalah.
Dampak pengiring yang diharapkan adalah mahasiswa memahami konsep secara mendalam, independen, bertanggung jawab, terbiasa beradaptasi dengan stimulus baru, partisipasi aktif dalam menyelesaikan masalah, terampil belajar mandiri dan aktif dalam belajar kelompok.
Luaran produk utama pada penelitian adalah model PGOC3ARE untuk pembelajaran Fisika Komputasi yang terbukti valid, praktis dan efektif. Produk pendukung lainnya berupa Buku Model, Bahan Ajar Fisika Komputasi, Lembaran Kerja Mahasiswa untuk perkuliahan Fisika Komputasi sudah valid, praktis serta efektif untuk pembelajaran Fisika Komputasi.
Novelty temuan ini menghasilkan model Pembelajaran yang mengoptimalkan hand skill dan brain skill mahasiswa pendidikan Sain (Fisika) yang berkemampuan berpikir kreatif, berpikir secara komputasi (dibangun pada aktivitas disclosure, construct dan application).
Capaian Pembelajaran pada mata kuliah Fisika Komputasi tidak terlalu tergantung kepada durasi mahasiswa belajar, namun sangat ditentukan oleh kemampuan berpikir kreatif, berpikir secara komputasi yang diwujudkan dalam bentuk disclosure, construct dan application.
Untuk implikasi temuan ini model PGOC3ARE efektif untuk meningkatkan capaian pembelajaran dan berpikir kreatif mahasiswa, pembelajaran lebih bermakna serta kontektual.
Artikel ini ditulis oleh Dr.(c) Akmam, M.Si., berdasarkan disertasi untuk penyelesaian Program Doktor (S-3) pada Prodi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Pascasarjana Universitas Negeri Padang. Tim Promotor Prof. Dr. Nizwardi Jalinus, dan Prof. Drs. Ali Amran, M.Pd, M.A, Ph.D. yang telah lulus pada ujian tertutup tanggal 18 Februari 2022 pukul 09:00.
Dengan Tim Penguji yaitu Prof. Drs. Ganefri, M. Pd, Ph,D, selaku Rektor UNP sekaligus sebagai penguji; Dr. Fahmi Rizal, M.T.,M.Pd selaku Dekan FT UNP, sekaligus sebagai Penguji; Prof. Dr. Ambiyar, M.Pd, selaku Ketua Prodi S-3 PTK UNP, sekaligus sebagai Penguji; Prof. Dr. Usmeldi, M.Pd, sebagai Penguji; Dr. Remon Lapisa, S.T, M.T, M.Sc., sebagai Penguji; Prof. Dr. Agus Suyatna, M.Si, sebagai Penguji eksternal dari Universitas Lampung.
Hasil temuan telah menghasilkan sebuah model pembelajaran generatif berorientasi berbasis konflik kognitif berorientasi berfikir kritis keratif mahasiswa pada mata kuliah fisika komputasi, dan luaran hasil temuan berupa buku model, buku panduan dosen, panduan mahasiswa.
Serta menghasilkan publikasi artikel yang telah aceppted dengan judul Factor Analysis Affecting the Implementation of the Generative Learning Model with a Cognitive Conflict Strategy in the Computational Physics Course during the Covid-19 Pandemic Era, di jurnal international bereputasi (Q4). (*)