Kadin tak Boleh Eksklusif, Tukang Bakso Juga Anggota Kadin
Padang, rakyatsumbar.id– Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Provinsi Sumbar akan mengakomodir semua pelaku usaha di wilayahnya.
Semangat kebersamaan itu demi pergeseran dari ekslusif menjadi inklusif. Oleh sebab itu, Kadin harus menjadi rumah terhadap pelaku usaha.
“Selama ini mungkin ada orang yang berprasangka Kadin itu cuma dunianya jasa kontruksi perusahaan besar-besar.
“Kedepan itu bergeser (shifting) dari ekslusif menjadi inklusif,” kata Ketua Umum Kadin Sumbar, Ramal Saleh, setelah silaturahmi dan orientasi pengurus lengkap Kadin Sumbar, Rabu, (5/1) di Padang.
Ia menyampaikan, selaras dengan tagline Kadin Indonesia, yakni inklusif dan kolaboratif. Maka Kadin Sumbar menyosialisasikan agar tidak ada lagi prasangka Kadin hanya untuk perusahaan besar saja.
“Kami akan mengakomodir semua pelaku usaha, dari mulai yang kecil sampai menengah ke besar. Malahan banyak yang kecil karena kita di Sumatera Barat memang secara statistiknya hampir 99 persen kita itu untuk UMKM,” ucapnya.
Menurut Ramal Saleh, Kadin adalah induk organisasi semua pelaku usaha, tidak hanya pelaku usaha yang besar saja. Tapi, untuk semua golongan pelaku usaha.
“Anggota Kadin itu adalah pengusaha besar, menegah, kecil, mikro, kecil, semua, tukang bakso pun sebenarnya pelaku usaha, itu adalah anggota Kadin. Bukan kita bilang itu tukang bakso lagi, tapi pengusaha mikro dagang bakso,” ungkapnya.
Ia menyampaikan, Kadin adalah tempat mencarikan solusi untuk permasalahan pelaku usaha. Oleh sebab itu, pihaknya akan menyelenggarakan pelatihan untuk melakukan sosialisasi.
“Kadin kita ini ya sebagai rumah besar pelakunya usaha Sumatera Barat dan Kadin tempat solusi, jadi kalau ada misalnya permasalahan di lapangan pelaku usaha itu tempat mengadunya itu yang tepat itu di Kadin,” sebut Ramal.
Kadin Harus jadi Rumah Bersama Pelaku Bisnis
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Bidang Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat dan Infrastruktur, Kadin Indonesia, Insannul Kamil mengatakan, Kadin Provinsi Sumbar harus menjadi rumah bersama bagi semua pelaku bisnis. Sebab Kadin itu dagang dan industri.
“Kita belum menceritakan industri ini, kita masih menceritakan dagang, semua ini pedagang ini pedagang itu, padahal Kadi itu perdagangan dan industri. Nah, kita juga perlu melihat mendorong tubuhnya industri di seluruh Sumbar karena itu juga menjdi domain Kadin,” ucap Nanuk, sapaan Insannul Kamil.
Ia mengakhiri, Kadin adalah tempat berhimpunnya pengurus, bukan tempatnya para pengusaha. Oleh sebab itu, Kadin harus inklusif dan kolaboratif, serta tidak boleh eksklusif.
“Kalau saya melihat kita (Kadin Sumbar) sedang menuju ke inklusif, karena kalau sudah ada inklusifitas berarti tidak perlu isu-isu inklusif kita bahas di sini,” pungkas pria yang akrab disapa Nanuk ini. (handi yanuar)