Kemenag Sumbar Gelar Rukyatul Hilal awal Dzulhijjah 1441 Hijriah
Padang, rakyatsumbar.id–Penetapan awal bulan qomariah menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat. Karena metode yang diterapkan berbeda dengan metode lain yaitu Hisab dan Rukyat. Rukyatul hilal itu sendiri dilaksanakan tiga kali setahun, penentuan awal Ramadan, awal Syawal dan awal Dzulhijjah.
Sebelum pelaksanaan hari raya Idul Adha yang tinggal beberapa hari, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatra Barat melalui Bidang Urais menggelar Rukyatul Hilal, Sabtu (10/07/2021) di Lantai IV Gedung Dinas Kebudayaan Sumbar. Berbeda dengan Rukyat sebelumnya, kali hanya dihadiri Kakanwil bersama beberapa orang pejabat dan tim BHR.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Kanwil Kemenag Sumbar, H. Syamsuir mengatakan penetapan awal bulan Qomariah khususny Ramadan, Syawal dan Dzulhijjah tidak diragukan lagi, telah menimbulkan minat masyarakat, khususnya menyangkut metode penetapannya. Ada yang menggunakan rukyat dan ada yang menggunakan hisab.
“Dalam tradisi Astronomi keduanya sama-sama diakui dan hingga kini kedua metode ini sama-sama dikembangkan. Salah satu bukti kekuatan metode hisab yang sudah amat handal adalah pada perhitungan gerhana matahari dan bulan,” ungkap Kakanwil.
Dikatakan Plt yang juga menjabat Kakan Kemenag Solok Selatan ini menjadi acuan pelaksanaan sidang istbat Menteri Agama bersama tokoh agama dan tokoh masyarakat.
“Pelaksanaan rukyatul awal bulan Dzulhijjah yang kita laksanakan hari ini akan dikirimkan ke Jakarta. Hasil rukyatul hilal seluruh Indonesia akan dimusyawarahkan dalam sidang itsbat (penetapan) awal Dzulhijjah untuk kemudian diambil keputusan penentuan awal bulan,” terang mantan Kabid Urais ini.
Tahun ini lanjut ayah 4 putra ini, pemerintah melalui Kementerian Agama menggelar sidang itsbat secara daring melalui video conference karena kita masih dalam suasana pandemi Covid 19.
“Sidang itsbat merupakan wujud kebersamaan Kementerian Agama dengan Ormas Islam dan instansi terkait dalam mengambil keputusan yang hasilnya diharapkan dapat dilaksanakan bersama,” tukasnya lagi.
“Untuk itu, kami harapkan kiranya kerjasama antara Kementerian Agama dengan instansi terkait termasuk dengan Ormas Islam dan Tokoh Masyarakat perlu terus ditingkatkan, khususnya dalam proses penetapan rukyatul hilal awal bulan,” harap Kakanwil.
Sebelumnya, Kepala Bidang Urusan Agama Islam (Urais), H Edison menjelaskan rukyatul hilal yang merupakan kegiatan rutun setiap awal bulan ini bukan hanya bagian dari tugas kedinasan tetapi juga bagian dari sunnah.
Ia juga memaparkan bahwa pada kegiatan rukyatul hilal kali ini berdasarkan ijtima’ pada hari Sabtu, tanggal 10 Juli 2021 pukul 08:19:34 WIB dimana matahari terbenam pada pukul 18:26:27.11 WIB dengan Tinggi Hilal 03⁰ 56′ 07.08″, Posisi Hilal 02⁰54′ 34.79 sebelah utara matahari.
Sementara lama hilal di atas ufuk 00:15:44.47 WIB dengan waktu hilal terbenam 18:42:11.59 WIB. Dengan ketinggian hilal diatas 3 derjat maka hilal sulit akan terlihat. “Maksimal ketinggian hilal itu maksimal 2 derjat. Sepanjang sejarah kegiatan rukyatul hilal di Sumatra Barat belum ada hilal yang terlihat,” ungkap Kabid Urais didampingi Analis SDM, Yosef Chairul dan Ahli Hisab Rukyat, Ihsanul Fikri.
Kegiatan rukyatul hilal ini juga dihadiri gubernur yang diwakili Kabag Bina mental Pemprov Sumbar, Elsandra, Tim BHR, Prof. Dr. H. Asasri Warni dan Kakan Kemenag Kota Padang diwakili Kasubbag TU, Zulfahmi. Karena adanya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat, maka BMKG belum bias hadir. (cr4)