Bank Indonesia Konsisten Lakukan Pembinaan SLIO
Padang, rakyatsumbar.id–Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumbar Wahyu Purnama Armyntos, mengatakan, demi mendukung peningkatan produksi hasil pertanian, perlu dilaksanakan pembinaan dan pelatihan lanjutan bagi para petani melalui Sekolah Lapang Iklim Operasional (SLIO).
“Tahun ini adalah tahun ketiga Bank Indonesia melakukan pembinaan dan pelatihan untuk kluster padi organik,” kata Wahyu Purnama, melalui siaran persnya yang diterima Harian Rakyat Sumbar.
Ia melanjutkan, program tersebut bekerja-sama dengan BMKG Kabupaten Padangpariaman untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan kemampuan petani dalam menyesuaikan diri dengan perubahan iklim yang ada.
“Melatih petani menerapkan teknologi pengendalian hama dan penyakit yang lebih efektif dan efisien seiring dengan perubahan iklim yang terjadi, serta meningkatkan pengetahuan dan pemahaman petani tentang siklus air dan perubahan iklim dalam bercocok tanam,” ujar Wahyu.
Menurut Wahyu, kluster padi organik dikembangkan sejak 2018 oleh Bank Indonesia Sumbar bersama Dinas Pertanian Kabupaten Agam. Pilot project saat itu adalah Kelompok Tani Usaha Muda pimpinan Syozelendra.
“Pelatihan-pelatihan tersebut tidak hanya diikuti oleh anggota Kelompok Tani Usaha Muda, tetapi juga mengikutsertakan Kelompok Tani di sekitar, baik yang sudah menerapkan budidaya organik maupun yang baru berencana untuk melakukan budidaya organik,” ucapnya.
Ia menjelaskan, program kerja yang telah dilaksanakan sebelumnya adalah pelatihan penguatan kelembagaan, pelatihan Manajemen Pertanian Organik sesuai SNI 6729:2016, pelatihan Sistem Pengendalian Internal Pengendalian Pertanian Organik, pelatihan teknologi ramah lingkungan (RL) melalui Sekolah Lapang Pertanian Organik, dan penyelenggaraan Sekolah Lapang Iklim (SLI) untuk sawah tadah hujan dan pemanfaatan padi lading/padi gogo.
“Pada 2021 ini, kembali dilaksanakan Sekolah Lapang secara swadaya dengan menambah peserta dari Kelompok Tani Rajo Tigo Selo sebagai perluasan Klaster Padi Organik.
Klaster Padi Organik ini dibentuk dengan tahapan-tahapan pengembangan, fokus saat ini adalah pada peningkatan produksi hasil pertanian,” ungkap Wahyu.
“Lokasi Sekolah Lapang Iklim Operasional (SLIO) ini akan dilaksanakan pada lahan milik anggota Kelompok Tani Rajo Tigo Selo di Jorong Babukik, Nagari Kamang Mudiak, Kecamatan Kamang Magek Kabupaten Agam, mulai bulan Juli hingga November 2021,” bebernya.
Ia menyampaikan, selain dukungan pembinaan dan pelatihan, Bank Indonesia Sumatera Barat juga membantu penyediaan sarana dan prasarana melalui Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) berupa Unit Mesin Penggilingan Padi senilai Rp180 juta pada tahun 2017 dan Rumah pengering padi UV senilai Rp185,7 juta pada tahun 2020 kepada Kelompok Tani Usaha Muda.
“Pembangunan rumah kompos senilai Rp101,3 juta kepada Kelompok Tani Sawah Bangsa dan Mesin Bajak Tangan Rotary senilai Rp62,3 juta kepada Kelompok Tani Rajo Tigo Selo. Bank Indonesia Sumbar terus konsistensi dan komitmen dalam mengakselerasi pengembangan UMKM melalui kluster padi organik,” pungkasnya. (byr)