2022 Kinerja Himbara Diproyeksikan Kembali ‘Hijau’
Jakarta, rakyatsumbar.id – Kinerja bank-bank yang tergabung dalam Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) diproyeksikan kembali bersinar tahun ini
Dengan ini akan mampu lebih mengatrol pertumbuhan ekonomi di masa pemulihan pasca krisis akibat pandemi.
Wakil Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listyanto berpendapat, dari sisi profitabilitas kinerja yang dibukukan Himbara tahun ini bisa lebih baik dari capaian pada 2021.
Himbara menurut Eko, bisa mengambil peluang dari ketidakpastian ekonomi di tataran domestik maupun global.
“Kalau bicara profitabilitas, bank Himbara bisa lebih hijau dari tahun lalu,” ujar Eko.
Ia mencontohkan, selain pandemi ada beberapa hal yang akan mendorong ekonomi dunia 2022 berada pada ketidakpastian yakni The Fed rate.
Termasuk gejolak harga minyak dunia, hingga tensi politik yang memanas di Eropa oleh konflik antara Ukraina-Rusia.
Namun, ketidakpastian ekonomi yang mengarah pada naiknya suku bunga.
“Himbara bisnisnya kan sektor keuangan, meski ada ketidakpastiaan, ketika suku bunga naik, bagi bank-bank yang likuiditasnya melimpah seperti Himbara ini,” kata Eko menjelaskan.
Himbara yang terdiri dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI.
Berikutnta, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN yang secara total mampu meraup laba sebesar Rp72,05 triliun sepanjang 2021.
Laba 2021 Capai 78,06 Persen
Laba pada 2021 itu melesat 78,06% , naik ketimbang tahun 2020 yang sejumlah Rp40,34 triliun.
Jika dirinci pada 2021, BRI mampu mencetak laba sebesar Rp30,76 triliun, Bank Mandiri Rp28,03 triliun, BNI Rp10,89 triliun dan BTN menyumbang laba senilai Rp2,37 triliun.
Di sisi lain, Eko berharap Himbara tetap dengan peran utamanya sebagai penggerak sektor riil melalui penyaluran kredit atau pembiayaan.
Dengan demikian, sumbangsih Himbara pada pertumbuhan ekonomi nasional pun dapat terus meningkat.
Untuk itu, katanya, pemerintah harus terus memberikan support dan arahan agar Himbara mampu melakukan penyaluran kredit dan pembiayaan lebih besar lagi ke depan.
Penyaluran kreditnya pun bisa lebih merata, misalnya dari skala UMKM hingga perusahaan besar atau korporasi.
“Kalau mereka kencang di kredit, harusnya jadi bagian yang perlu diapresiasi. Pemerintah harus bisa memberi arahan kepada bank-bank ini untuk bisa lebih support kepada kredit.”
“Tidak hanya yang kecil-kecil tapi korporasi juga. Karena semua harus bergerak semua mesin ekonominya,” urainya.
Kredit Perseroan Tumbuh Hingga 11 %
Proyeksi Eko terkait pertumbuhan senada dengan target kinerja bank-bank milik pemerintah tersebut pada 2022.
Manajemen BRI optimistis kredit perseroan akan tumbuh di kisaran 9%–11% sepanjang 2022.
Hal ini seiring dengan indikator yang menunjukkan perbaikan pada pemulihan ekonomi global dan nasional, serta dukungan program vaksinasi di berbagai negara.
Manajemen Bank Mandiri menargetkan pertumbuhan kredit tahun ini lebih tinggi dari 2021, yakni di atas 8%.
Optimisme itu sejalan dengan pertumbuhan di sektor ekonomi sejak 2021 yang terus membaik dan terus berlanjut.
Manajemen BNI mematok target pertumbuhan penyaluran kredit hingga 10% tahun ini. Proyeksi tersebut hampir dua kali lipat dengan pertumbuhan kredit BNI pada 2021 yang sekitar 5,2% secara tahunan.
Sementara manajemen BTN membidik pertumbuhan penyaluran kredit pada 2022 sebesar 9%-11%.
Pihak perseroan meyakini pertumbuhan kredit akan sejalan dengan peningkatan laba yaitu di kisaran 11%-13% serta kenaikan earning asset atau aktiva produktif.
Adapun tahun lalu penyaluran kredit BTN tumbuh 5,66%.
Transformasi Dorong Pertumbuhan
Sebelumnya, Senin (21/2/2022) Menteri BUMN RI Erick Thohir mengapresiasi kinerja gemilang dari bank-bank milik negara di sepanjang tahun 2021.
Ia mengungkapkan pencapaian tersebut merupakan buah dari hasil transformasi dan efisiensi oleh Kementerian BUMN beserta seluruh perusahaan BUMN.
“Meski kita semua terus berjuang menghadapi disrupsi akibat pandemi, kinerja positif Himbara nyatanya tetap bisa ditingkatkan.”
“Kinerja keuangan, operasional, dan tanggung jawab sosial yang dilakukan dapat meningkat dengan pesat. Hal ini tak lepas dari transformasi yang tengah dilakukan,” imbuh Erick.
Erick Thohir juga mengapresiasi transformasi di tubuh masing masing bank Himbara yang kemudian saat ini menjadi keunggulan kompetitif dalam persaingan di industri keuangan nasional.
Masing-masing bank Himbara telah memiliki spesialisasi unik dan berbeda sehingga tidak ada tumpang tindih.
Artinya masing-masing memiliki fokus bisnisnya masing-masing. Seperti misalnya BRI yang semakin fokus pada segmen UMKM dan ultra mikro.
Mandiri fokus menggarap segmen korporasi dan pengusahan nasional agar dapat terus bangkit.
Sementara BNI memiliki tugas khusus menggarap bisnis interasional dan BTN akan tetap pada bisnis utamanya di bidang perumahan.
Hal ini untuk mengurangi angka backlog dan membantu masyarakat, termasuk millenials, agar lebih mudah mendapatkan hunian.
“Ke depan tentu kami harapkan peran Himbaraakan bisa menjadi motor penggerak utama perekonomian nasional.”
“Melalui pemberdayaan dari berbagai segmen serta memberikan dampak positif bagi seluruh stakeholders dan utamanya kepada masyaraiat Indonesia,” tambah Erick. (adv)