Padang, rakyatsumbar.id— Pemerintah Provinsi Sumatera Barat resmi memperpanjang masa tanggap darurat bencana hidrometeorologi hingga 22 Desember 2025. Perpanjangan dilakukan karena proses evakuasi, pencarian korban, dan distribusi bantuan masih berlangsung di sejumlah daerah terdampak.
Gubernur Sumbar Mahyeldi Ansharullah, Senin (8/12), mengatakan perpanjangan masa tanggap darurat diperlukan untuk memastikan percepatan penanganan bencana, baik dalam evakuasi, layanan logistik, maupun pendataan kerusakan.
“Langkah ini ditempuh untuk memastikan penanganan bencana berjalan optimal, sekaligus mempercepat pemulihan di lapangan. Mudah-mudahan akan ada percepatan yang diharapkan,” ujar Mahyeldi dalam keterangannya.
Ia meminta seluruh kepala daerah yang daerahnya terdampak segera melengkapi pendataan. Hal ini sebagai dasar penyusunan langkah rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana.
Mahyeldi menjelaskan kebutuhan pemulihan jangka pendek maupun jangka panjang diperkirakan mencapai Rp15 hingga Rp20 triliun. Nilai tersebut berpotensi meningkat seiring bertambahnya laporan kerusakan dan jumlah warga terdampak.
“Kebutuhan mencapai sekitar Rp15–Rp20 triliun, dan bisa jadi lebih,” ungkap Gubernur.
Berdasarkan data Pemprov Sumbar per 8 Desember 2025, total kerugian mencapai lebih dari Rp1,8 triliun. Korban meninggal tercatat 234 orang, sedangkan 95 lainnya masih hilang.
Sebanyak 247.762 warga terdampak, dan 20.474 di antaranya mengungsi akibat rusaknya pemukiman.
Ribuan rumah rusak, fasilitas umum lumpuh. Kerusakan rumah warga tercatat,
rusak ringan: 5.290 unit, rusak sedang: 983 unit, rusak berat: 1.629 unit, terendam banjir: 38.900 unit, hanyut/hilang: 755 unit
Sedangkan kerusakan fasilitas umum meliputi 153 rumah ibadah, 66 fasilitas kesehatan, 28 kantor pelayanan publik, serta 170 sekolah.
Selain itu terdapat kerusakan prasarana vital berupa 172 titik jalan, 46 jembatan, dan 135 titik fasilitas telekomunikasi.
Hingga saat ini penyaluran bantuan dan akses ke sejumlah wilayah masih terhambat. Pemerintah bersama BNPB, TNI, Polri, dan Basarnas terus melakukan pencarian korban hilang serta perbaikan jalur transportasi.
Pemerintah mengimbau masyarakat tetap waspada karena potensi cuaca ekstrem masih dapat terjadi dalam beberapa hari ke depan.
Jumlah korban meninggal dunia yang ditemukan akibat bencana banjir dan longsor yang melanda sejumlah wilayah di Sumbar kembali bertambah. Berdasarkan data resmi Polda Sumbar per 8 Desember 2025 pukul 20.00 WIB, tercatat 235 orang meninggal dunia.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 204 korban telah berhasil teridentifikasi, sementara 31 korban lainnya masih dalam proses identifikasi oleh Tim Disaster Victim Identification (DVI) Indonesia. Selain itu, sebanyak 93 warga masih dinyatakan hilang.
Polda Sumbar juga mencatat terdapat 20 warga yang hingga kini masih menjalani perawatan akibat luka dan kondisi kesehatan pascabencana. (mul)

