KUDUS, Rakyat Sumbar — Suasana penuh semangat mewarnai Supersoccer Arena (SSA) Kudus), Minggu (5/10/2025), saat Ketua Umum KONI Pusat Letjen TNI (Purn) Marciano Norman secara resmi membuka Chef de Mission (CdM) Meeting dan Delegation Registration Meeting (DRM) untuk Pekan Olahraga Nasional (PON) Bela Diri II/2025.
Dari deretan tamu yang hadir, tampak Ketua KONI Sumatera Barat Hamdanus ikut memberikan warna tersendiri. Ia menilai, PON Bela Diri kali ini menjadi momentum penting untuk memperkuat pembinaan olahraga daerah dan menegaskan kembali semangat kebangkitan olahraga Sumatera Barat di kancah nasional.
“PON Bela Diri di Kudus ini bukan hanya ajang kompetisi, tetapi ruang pembuktian dan pembinaan. Kami ingin menunjukkan bahwa Sumatera Barat tetap menjadi bagian penting dari kebangkitan olahraga Indonesia,” ujar Hamdanus usai pembukaan.
Hamdanus menambahkan, semangat yang dibawa kontingen Sumbar ke Kudus adalah semangat juang dan sportivitas. Ia menegaskan bahwa keikutsertaan atlet bukan semata mengejar medali, tetapi juga membangun karakter dan kebanggaan daerah.
“Setiap atlet yang bertanding membawa nama daerah dan kehormatan masyarakat Sumbar. Kami ingin mereka tampil dengan hati, menjaga sportivitas, dan memperlihatkan karakter pantang menyerah khas Minangkabau,” katanya.
Marciano Norman: PON Bela Diri untuk Wujudkan Asta Cita Olahraga Nasional
Sementara itu, Ketua Umum KONI Pusat Marciano Norman dalam sambutannya menegaskan bahwa PON Bela Diri II merupakan bagian dari strategi jangka panjang untuk membangun kejayaan olahraga nasional.
“PON Bela Diri bukan hanya soal medali, tetapi bagian dari perjalanan panjang menuju Indonesia unggul di tingkat dunia. Ini sejalan dengan Asta Cita ke-4 Presiden Prabowo Subianto untuk menjadikan Indonesia berprestasi di pentas global,” ujar Marciano.
Ia menambahkan, olahraga prestasi harus diarahkan pada target besar: menempatkan Indonesia di lima besar Olimpiade 2044. Untuk itu, diperlukan peningkatan frekuensi pertandingan, penguatan sistem pembinaan, dan penciptaan atlet unggul sejak di tingkat daerah.
Marciano juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh pemerintah daerah yang telah mendukung kontingennya masing-masing.
“Kehadiran setiap provinsi mencerminkan komitmen kepala daerah dalam membangun olahraga. Tolong sampaikan salam hormat saya kepada para gubernur yang telah memberi dukungan penuh,” katanya.
Selain itu, ia berpesan kepada para wasit, juri, dan perangkat pertandingan agar menjunjung tinggi integritas dan objektivitas dalam menjalankan tugas.
“Saya berharap seluruh perangkat pertandingan bertugas dengan kejujuran dan profesionalisme,” tegasnya.
Djarum Foundation dan Kolaborasi Nasional
Dukungan terhadap ajang ini juga datang dari dunia usaha. Ryan Ghozali, Deputy Director Bakti Olahraga Djarum Foundation, selaku tuan rumah penyelenggaraan, menyampaikan kebanggaan bisa menjadi bagian dari momentum besar olahraga nasional ini.
“Merupakan kehormatan bagi kami bisa menjadi tuan rumah di Kudus. Melalui Bakti Olahraga, kami ingin berkontribusi nyata untuk melahirkan atlet hebat dan menjadikan Indonesia negara yang digdaya di bidang olahraga,” ujar Ryan.
Ia menjelaskan, Djarum Foundation memiliki lima bidang pengabdian sosial, yakni Bakti Pendidikan, Bakti Sosial, Bakti Lingkungan, Bakti Budaya, dan Bakti Olahraga, yang seluruhnya diarahkan untuk pembangunan bangsa secara menyeluruh.
PON Bela Diri Kudus, Sinergi untuk Prestasi
Usai pembukaan, kegiatan CdM dan DRM dipimpin oleh Wakil Ketua Umum I KONI Pusat Suwarno, yang juga menjabat Ketua Panitia Penyelenggara. Pertemuan tersebut menjadi forum sinkronisasi teknis penyelenggaraan pertandingan, administrasi, kesiapan venue, dan koordinasi antarkontingen.
Dengan semangat kolaborasi antara pemerintah, dunia usaha, dan komunitas olahraga, PON Bela Diri II/2025 di Kudus diharapkan menjadi tonggak penting dalam memperkuat ekosistem industri olahraga nasional.
Penyelenggaraan ini juga diharapkan mampu mempercepat pencapaian visi olahraga Indonesia yang berdaya saing global, sejalan dengan semangat Asta Cita, khususnya poin ke-4 dan ke-7—bahwa olahraga bukan hanya tentang kemenangan, tetapi juga pembentukan karakter, disiplin, dan kebanggaan bangsa.(*)