Padang, Rakyat Sumbar–Ratusan warga di salah satu kompleks perumahan yang ada Gunung Sarik, Kecamatan Kuranji, berhamburan keluar rumah ketika sebuah truk pengangkut air bersih tiba, Senin siang. Kedatangan truk bantuan itu sontak memicu antrean panjang warga yang tengah kesulitan mendapatkan air pascabanjir bandang yang melanda Kota Padang pekan lalu.
Warga terlihat saling berebut jeriken dan ember demi mendapatkan jatah air bersih. Situasi sempat memanas ketika terjadi cekcok kecil antar warga karena perebutan tempat dalam antrean.
Melihat situasi yang mulai tidak terkendali, ketua RT setempat turun tangan untuk menenangkan warga dan menertibkan barisan. Setelah beberapa menit, proses distribusi air bersih kembali berjalan lebih tertib.
Banjir bandang yang menerjang Kota Padang membuat akses air bersih menjadi sangat terbatas. Sementara warga yang memiliki sumur bor relatif tidak terlalu terdampak, banyak warga lainnya terpaksa mencari sumber air bersih alternatif untuk kebutuhan mandi, mencuci, hingga memasak.
Direktur Utama Perumda Air Minum Kota Padang, Hendra Pebrizal, menyatakan pihaknya bekerja tanpa henti mempercepat perbaikan berbagai infrastruktur yang rusak akibat bencana tersebut. Ia menegaskan bahwa upaya perbaikan dilakukan siang dan malam.
“Ini penting kami lakukan untuk memastikan pelanggan memperoleh akses air bersih yang cepat dan berkelanjutan pascabencana banjir pekan lalu,” ujarnya pada Selasa (2/12/25).
Menurut Hendra, salah satu wilayah yang hingga kini belum dapat dialiri air bersih adalah Kelurahan Kuranji. Hal ini disebabkan hancurnya jalur distribusi utama yang melewati Jembatan Gunung Nago, setelah jembatan tersebut hanyut dibawa arus sungai.
“Seluruh pelanggan pada area ini belum bisa kami layani hingga batas waktu yang belum dapat ditentukan. Mohon maaf atas ketidaknyamanan ini,” tambahnya.
Tidak hanya Kuranji, beberapa kawasan lain seperti Sungai Lareh, Sei Laiang, Pilakut, Kalumbuk, Gurun Laweh, Surau Gadang, Gunung Sarik, dan Balai Gadang juga masih belum mendapatkan suplai air bersih dari Perumda Air Minum.
Melihat kondisi yang semakin darurat, Komisi II DPRD Kota Padang menggelar rapat mendesak Perumda Air Minum untuk segera memetakan kerusakan dan merumuskan solusi konkret agar pasokan air dapat kembali normal secepatnya.
DPRD juga meminta Perumda Air Minum intensif menyalurkan air bersih menggunakan truk tangki, terutama untuk daerah-daerah yang aliran air rumahannya masih mati total. “Fokuskan pendistribusian dengan truk tangki,” tegas salah satu anggota DPRD, Selasa (2/12/25).
Anggota DPRD Padang, Muharlion, menilai Pemko Padang perlu mengambil langkah darurat tambahan. Ia menyarankan pemerintah meminjam mesin pompa air dari perusahaan air mineral apabila peralatan milik Perumda Air Minum rusak.
“Jika mesin kita rusak, Pemko harus meminjam mesin penyedot dari perusahaan penyedia air mineral,” ujarnya menegaskan.
Muharlion juga memaparkan bahwa dari total 15 instalasi intake milik Perumda Air Minum, sebagian besar mengalami kerusakan parah. Wilayah utara menjadi titik paling kritis dengan berkurangnya suplai air secara drastis.
“Dari tujuh intake di wilayah utara yang berkapasitas 800 liter per detik, kini hanya 210 liter per detik yang beroperasi. Artinya defisit pasokan hampir 600 liter per detik,” ungkapnya.
Di tengah krisis air bersih ini, Universitas Negeri Padang (UNP) mengambil langkah solidaritas. UNP membuka akses air minum gratis bagi masyarakat melalui mesin air minum Diguagua yang tersebar di beberapa titik kampus.
Sekretaris UNP, Dr. Erianjoni, menyatakan masyarakat bisa datang kapan saja untuk mengambil air minum. “Lokasinya berada di Rektorat, FIP, FIS, Asrama Internasional Wanita, Asrama Internasional Pria, Asrama Putri FMIPA, dan UNP Mart,” ujarnya.
Ia berharap fasilitas tersebut dapat membantu meringankan kebutuhan air minum masyarakat di tengah situasi darurat. UNP memastikan pasokan air minum akan terus dijaga selama krisis berlangsung. (Edg)

