Padang, rakyatsumbar.id — Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Barat M. Abdul Majid Ikram mengatakan instansinya menyiapkan uang Rupiah sebesar Rp2,64 triliun.
“Uang tersebut untuk memenuhi kebutuhan uang masyarakat pada hari besar keagamaan dan libur panjang Natal dan Tahun Baru (Nataru),” kata Majid, melalui siaran persnya, Kamis, (25/12) malam.
Ia melanjutkan, jumlah tersebut jauh melampaui proyeksi kebutuhan masyarakat yang diperkirakan mencapai Rp1,44 triliun, atau meningkat 7 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 1,34 triliun.
“Proyeksi kebutuhan tersebut dihitung dengan mempertimbangkan semakin membaiknya perekonomian Sumatera Barat,” ucap Majid.
“Serta tingginya transaksi perdagangan menjelang perayaan Nataru dan libur panjang, yang diperkirakan akan meningkatkan mobilitas masyarakat,” sambung Majid.
Menurut Majid, Bank Indonesia Provinsi Sumatera Barat telah melaksanakan program Semarak Rupiah Natal Penuh Damai (SERUNAI) pada 14-21 Desember 2025.
“Program ini digelar di 11 titik lokasi penukaran dengan total nominal penukaran mencapai Rp 4,3 miliar dan melibatkan sekitar 1.100 orang penukar,” ungkapnya.
Ia menyampaokan, Bank Indonesia mengajak masyarakat supaya belanja bijak sesuai kebutuhan. Berhemat dan berinvestasi dengan cermat.
“Merawat Rupiah sebagai wujud kesadaran untuk semakin Cinta, Bangga, dan Paham Rupiah (CBP Rupiah). Waspada terhadap peredaran uang palsu,” ulasnya.
Ia menyebutkan Bank Indonesia berkomitmen selalu hadir menjaga kelancaran sistem pembayaran dan mendukung aktivitas ekonomi masyarakat, khususnya di momen penting akhir tahun.
“Kami terus berkoordinasi dengan perbankan dan lembaga terkait untuk memastikan layanan sistem pembayaran tunai maupun non-tunai berjalan lancar,” bebernya.
“Termasuk di dalamnya penyediaan uang tunai untuk penarikan melalui mesin ATM, sehingga masyarakat dapat bertransaksi dengan nyaman selama perayaan Natal dan Tahun Baru,” tuturnya.
Ia mengakhiri, Bank Indonesia senantiasa menjaga kelancaran sistem pembayaran tunai dengan memastikan ketersediaan uang kartal yang cukup, pecahan yang sesuai, serta kondisi uang layak edar.
“Selain itu, Bank Indonesia terus mendorong masyarakat untuk memanfaatkan transaksi non-tunai sebagai alternatif yang aman dan efisien,” pungkas Majid. (byr)

