Site icon rakyatsumbar.id

Wow! Tower Dharma Andalas Bakal jadi yang Tertinggi di Sumbar

Inilah gambar tower Dharma Andalas yang akan menjadi yang tertinggi di Sumatera Barat.

Padang, rakyatsumbar.id – Universitas Dharma Andalas (Unidha) dirikan oleh Alumni UNAND tahun 1990, sebentar lagi akan buat suprise. Di usianya yang lebih 30 tahun, kampus ini terus berbenah dan salahsatunya akan mendirikan tower 13 tingkat, tertinggi di Sumatera Barat.

Rencana pembangunan spektakuler yang diekspose pengurus melalui Ketua Yayasan Prof Herri tersebut disambut antusias dan respon positif jajaran pengawas, dan pembina yang hadir dalam rapat pengurus dengan badan pembina dan penasehat yang nyaris hadir lengkap.

Pertemuan Sabtu itu berlangsung penuh kekeluargaan dengan semangat membangun yang tinggi.

Mantan Wakil Menteri Pendidikan Prof Fasli Jalal yang juga anggota badan Pembina Yayasan Pendidikan Dharma Andalas, menaungi Universitas Dharma Andalas, ikut menyempatkan diri hadir bersama ketua Badan Pembina Prof Novesar Jamarun, Sekretaris H Suryadi Asmi dan anggota lainnya: Prof Firman Hasan.

Fasli Jalal yang juga Mantan Ketua Umum IKA Unand, optimistis dengan semangat kebersamaan dan SDM yang mumpuni, akan terus tumbuh berkembang menjadi kampus hebat dan menjadi favorit.

Tak hanya oleh masyarakat Sumatera Barat tetapi juga dari daerah lainnya di nusantara.

“Insya Allah kita akan restui dan kawal apa apa yang sudah direncanakan oleh pengurus yayasan baik sarana fisik maupun SDM. Termasuk rencana pembangunan tower 13 lantai. Ini sesuatu yang luar biasa dan segera dimulai,” ujar ketua Badan Pembina, Prof Novesar menambahkan.

Ketua Yayasan, Prof Herri yang didampingi jajaran pengurus l, Prof Busyra Azheri, DR Suhairi, Prof Syafni, Prof Fauzan dan Sukri Umar menyebut, pengurus akan menjalankan amanah yang diberikan dalam memajukan kampus Dharma Andalas.

“Insya Allah, segera Tower itu menjadi kejutan Dan akan menjadi gedung tertinggi di Sumbar yaitu 13 lantai.” tambah Sekretaris Badan Pengawas, Prof Alfan Miko.

Unidha embrionya dimulai tahun 1990 itu sewaktu diketuai oleh almarhum Prof.Dr.Ir.H.Sofjan Asnawi yang kini sudah melahirkan banyak sarjana, apalagi dosen yang mengajar di sini selama ini adalah dosen-dosen terbaik di UNAND.

Tentang pembangunan

Tower Universitas Dharma Andalas sebagai gedung tertinggi di Sumbar kata Alfan Miko telah diputuskan kemarin dalam rapat dihadiri Badan Pembina yang diketuai oleh Prof Novesar Jamarun bersama Badan Pengurus diketuai Prof.Dr.Herry SE.MBA dan Badan Pengawas yang diketuai Dr. Muchlis Hasan SpOG.

“Sudah sepakat petinggi Unidha kemarin itu, rapat digelar di ruang Vicon Unidha bahkan desain arsitektural rencana bangunan tower 13 tingkat tersebut oleh tim pembangunannya, sudah dipaparkan, tim diketuai Prof.Dr. Fauzan,” ujar Alfan Miko lagi.

Hadir juga di rapat itu sosok sesepuh alumni Unand yang masuk badan pengawas selain Ketua dr Muchlis Hadan, Sekretaris Dr Alfan Miko serta M Shadiq Pasadigue, Teddy Alfonso, Drs.Syarif Ali MA, Dr. Syahril Ali, serta guru besar Teknik Unand Prof.Dr. Abdul Hakam.

Rapat memutuskan pembangunan Gedung Kuliah Universitas Dharma Andalas 13 tingkat itu segera dibangun beberapa waktu ke depan secara bertahap di Kampus Unidha di Simpangharu Kota Padang.

Selain sepakat bangun Unidha Tower 13 lantai, yayasan juga sepakat membangun gerbang kampus yang lebih representatif, lengkap dengan pemasangan neon box di roof top gedung kuliah yang ada sekarang, juga pemasangan paving block di halaman parkir di gedung itu.

Unidha Pilih Rektor

Selain pembenahan fisik, pada Maret ini, Unidha gelar pesta demokrasi pemilihan Rektor.

Ada empat calon rektor yang akan meramaikan pesta demokrasi di kampus milik alumni Unand ini, keempat calon adalah tokoh akademis yang tak asing lagi di khasanah pendidikan tinggi Sumbar.

Mereka itu antara lain, Prof.Dr.Novesar Jamarun, Prof.Dr.Gunawarman dan  Dr.Doddy Desvianto.

Jajaran pengurus Unidha, Sabtu kemarin juga menyepakati pengembangan program studi baru dan program studi vokasi.

“Untuk peningkatan sumber daya manusia Unidha akan merekrut guru besar atau doktor purnabakhti untuk menjadi dosen NIDK, membantu membimbing mahasiswa untuk proses belajar yang lebih baik,” ujar Alfan Miko. (Suk/h)

Exit mobile version