Site icon rakyatsumbar.id

Tim PKM ISI Padangpanjang Hidupkan Semangat Seni Tradisi Lewat Pelatihan Koreografi Tambua Tansa

Tim PKM ISI Padangpanjang bersama Kelompok IKM Pincuran Tujuah Nagari Matua Hilia, Kabupaten Agam.

Tim PKM ISI Padangpanjang bersama Kelompok IKM Pincuran Tujuah Nagari Matua Hilia, Kabupaten Agam.

Padangpanjang, rakyatsumbar.id–Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) Institut Seni Indonesia (ISI) Padangpanjang melaksanakan  Pelatihan Komposisi Koreografi Tambua Tansa pada Komunitas IKM Pincuran Tujuah Jorong Batu Baselo, Nagari Matua Hilia, Kecamatan Matur, Kabupaten Agam.

Kegiatan yang  berlangsung selama beberapa bulan dan disambut dengan antusias oleh wali jorong, masyarakat serta anggota komunitas IKM Pincuran Tujuah tersebut.

Dimana, mereka berkesempatan belajar langsung tentang bagaimana bermain Tambua Tansa yang merupakan kesenian tradisional Minangkabau yang dapat dikembangkan menjadi sebuah pertunjukan seni yang lebih kreatif dan atraktif.

Disamping bentuk pelatihan, tim pengabdian ISI Padangpanjang juga memberikan bantuan teknologi, berupa 10 stel pakaian Galembong untuk pertunjukan.

Pelatihan ini diikuti oleh para anggota Komunitas IKM Pincuran Tujuah yang selama ini aktif mempertahankan kesenian Tambua Tansa sebagai bagian dari identitas budaya daerah.

Melalui kegiatan ini, Komunitas IKM Pincuran Tujuah mendapatkan pendampingan intensif mengenai teknik pengolahan gerak, struktur komposisi, serta pendekatan estetika dalam penyusunan koreografi berbasis irama Tambua Tansa.

Ketua Tim Pengabdian Hamzaini yang juga Dosen Seni Tari ISI Padangpanjang menjelaskan, pelatihan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman baru kepada pelaku seni di daerah tersebut agar tidak hanya melestarikan, tetapi juga mampu mengemas tradisi menjadi karya yang hidup dan relevan dengan masa kini.

“Melalui pelatihan ini, kami membantu peserta mengolah elemen-elemen itu menjadi bentuk koreografi yang bisa tampil di ruang pertunjukan modern tanpa kehilangan ruh tradisinya,” ujar Hamzaini.

Dalam pelatihan ini, tim yang juga dibantu Auliana Mukhti Maghfirah, Yurnalis, Ysriva Nursyam dan dua orang mahasiswa Suci Ramadhani bersama Rendi Kurnia.

Peserta diajak memahami konsep dasar koreografi, teknik pengolahan gerak, hingga cara membangun komposisi kelompok yang berpadu dengan tabuhan Tambua dan Tansa.

“Hasilnya, sebuah karya inovasi baru tercipta yang memadukan kekuatan bunyi tradisional dengan eksplorasi gerak yang dinamis dan ekspresif,” katanya.

Wali Jorong Batu Baselo Nagari Matua Hilia turut mengapresiasi kegiatan ini.

“Kami sangat berterima kasih atas kehadiran dosen ISI Padangpanjang. Kegiatan seperti ini menambah wawasan bagi komunitas kami dan bisa menjadi langkah awal untuk mengembangkan potensi wisata budaya di nagari,” katanya.

Pelatihan ditutup dengan penampilan karya peserta di hadapan masyarakat setempat. Sorak kagum penonton menjadi bukti bahwa kolaborasi antara akademisi dan komunitas seni tradisi mampu melahirkan karya yang inspiratif.

Melalui kegiatan ini, ISI Padangpanjang terus menunjukkan komitmennya untuk menghidupkan kembali seni tradisi Minangkabau dan menjadikannya bagian dari denyut kebudayaan masa kini. (ned)

Exit mobile version