Site icon rakyatsumbar.id

Terima Kasih untuk Musim Ini

Redaktur Rakyat Sumbar, Handi Yanuar.

Saya menyalakan televisi. Menonton Semen Padang FC. Lawannya Arema FC, mainnya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu, (24/5/2025). Pertandingan terakhir.

Oleh: Handi Yanuar
Redaktur Harian Rakyat Sumbar

Semen Padang FC wajib menang. Jika menang, bertahan di Liga 1, kalau kalah berpindah ke Liga -2 musim depan. Jangan sampai terjadi.

Babak pertama skor masih 0-0. Saya harap-harap cemas. Tiap sebentar memantau skor dua tim pesaing Semen Padang FC.

Dua pesaingnya, Barito Putera dan PSS Sleman unggul. Debar jantung mulai terasa. Ada getaran yang tak biasanya.

Detik terus bergerak, berubah menjadi menit. Lajunya tak tertahan, seirama bersama debaran jantung.

Semen Padang FC belum juga cetak gol, padahal butuh menang. Skor masih 0-0, hingga menit 71. Hasil imbang, apalagi kalah adalah petaka. Bisa degradasi.

Saya tetap tenang. Menghela napas, perlahan, agar pikiran tak gelisah. Saya menanti gol tercipta. Gol kemenangan.

Saya yakin, dan optimistis gol pasti datang. Gol yang akan membuat Ranah Minang bersorak, bergembira.

Semen Padang FC datang ke Malang untuk menang. Doa masyarakat Minang pun menyertai mereka.

Gol itu pun tiba. Membawa asa. Asa kemenangan. Filipe Chaby pelakunya, golnya menit 72. Semen Padang FC unggul 1-0.  Debar jantung sedikit lega.

Saya berseru; Ayo, tambah gol lagi!. Satu gol belum cukup. Saya khawatir Arema menyamakan angka. Bisa buyar asa kemenangan jika itu terjadi.

Tapi, setelah itu, Semen Padang FC tertekan. Arema FC banyak peluang. Senam jantung kembali mulai terasa. Untung belum ada yang berbuah gol.

Sampai akhirnya, gol kedua Semen Padang FC tercipta, M. Ridwan mempersembahkannya menit 90+4. Semen Padang FC menang 0-2. Selamat, dan bertahan.

Liga 1 musim ini, musim yang berat buat Kabau Sirah julukan Semen Padang FC. Tuhan, sang pencipta takdir seperti memberikan ujian kepada tim Semen Padang FC.

Ujian itu apakah bisa bertahan di Liga 1, atau numpang lewat dan kembali ke Liga 2. Putaran pertama berakhir, tim ini  berada di zona degradasi. Gawat.

Manajemen pun bergerak cepat. Merekrut pemain asing dan pemain lokal yang dianggap bisa membawa perubahan pada putaran kedua.

Tapi, baru saja putaran kedua berlangsung, ujian kembali menimpa Semen Padang FC. Marco Baixinho pemain yang baru terekrut cedera hingga akhir musim.

Gawat, alarm mulai berbunyi. Semen Padang FC harus hati-hati. Menambah pemain lagi sudah tak bisa. Siasatnya, harusnya bisa manfaatkan pemain yang ada.

Cobaan masih berlanjut. Kali ini menimpa Alhassan Wakaso. Pemuda asal Ghana ini kena larangan tampil 5 kali. Benar-benar apes.

Semen Padang FC sangat butuh  kontribusi Alhassan Wakaso. Tanpa pemain bernomor 30 itu, Semen Padang FC timpang.

Semen Padang FC mengajukan banding, tetapi ditolak, dan hanya bisa menunggu hingga sangsi itu berakhir.

Degradasi terus menghantui. Ada rasa yang berkecamuk. Rasa yang tak terasa seperti apa. Membantin di hati.

Pekan 34 jadi penentu. Pertandingan terakhir. Nasib ditentukan oleh Semen Padang FC sendiri. Menang, bertahan.

Tapi, Tin Martic, bek asal Kroasia cedera pada pertengahan babak pertama. Ah, saya bergumam, ada apalagi ini?.

Namun, Tuhan menjawab kekhawatiran saya. Semen Padang FC menang lawan Arema FC, 0-2. Tim pujaan Ranah Minang ini memastikan bertahan di Liga 1.

Semen Padang FC pun mengakhiri Liga 1 musim 2024-2025 ini pada peringkat akhir ke 13, dari 18 tim.

Manajemen telah membubarkan skuad Semen Padang FC musim ini. Para pemain pulang dengan gembira, dengan hati lega, dengan tanggung jawab yang tuntas.

Biarlah mereka menikmati hasil perjuangan berat musim ini. Menikmati bonus, dan liburan bersama keluarga.

Terima kasih untuk musim ini. Cerita akan terus berlanjut pada musim depan. Tidak ada yang ingin Semen Padang FC terdegradasi, kecuali pesaingnya. (*)

Exit mobile version