Padang, Rakyat Sumbar–Udara pagi di Balaikota Aia Pacah terasa khidmat dan penuh makna. Di bawah langit cerah, ratusan peserta dari berbagai unsur—TNI, Polri, ASN, mahasiswa, hingga pelajar—berdiri tegak mengikuti Upacara Peringatan Hari Pahlawan 2025. Mereka hadir bukan sekadar untuk mengenang, tetapi juga untuk meneguhkan kembali semangat perjuangan para pendahulu bangsa.
Ketua DPRD Kota Padang, Muharlion, turut hadir dalam upacara tersebut. Bertindak sebagai inspektur upacara adalah Wali Kota Padang, Fadly Amran, didampingi Wakil Wali Kota Maigus Nasir, serta segenap unsur Forkopimda dan para Kepala OPD di lingkungan Pemerintah Kota Padang.
Dalam suasana penuh rasa haru dan kebanggaan, Muharlion menyampaikan bahwa momentum Hari Pahlawan harus menjadi pengingat bagi seluruh elemen masyarakat untuk terus berbuat dan berkontribusi bagi kemajuan bangsa.
“Alhamdulillah, kita dapat hadir di sini untuk mengenang jasa para pahlawan. Semoga kita semua mampu mengisi pembangunan di alam kemerdekaan ini sesuai cita-cita mereka,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia menegaskan pentingnya meneladani semangat juang para pahlawan.
“Para pahlawan tidak hanya tercatat di batu nisan, tapi menjadi cahaya yang menerangi jalan kita hingga hari ini,” tutur Muharlion penuh makna.
Sementara itu, Wali Kota Fadly Amran menekankan bahwa Hari Pahlawan bukan sekadar peringatan tahunan, melainkan momentum refleksi bagi seluruh warga negara.
“Kita ingin Indonesia yang berkemajuan. Masing-masing anak bangsa berkewajiban mengisinya dengan sebaik-baiknya,” tegasnya.
Upacara semakin haru ketika Pemerintah Kota Padang melalui Baznas menyerahkan santunan kepada para veteran dan janda perintis kemerdekaan. Salah seorang veteran yang hadir bahkan telah berusia 103 tahun, menjadi saksi hidup perjuangan panjang bangsa Indonesia.
“Kita berkewajiban membantu para veteran dan janda perintis. Inilah salah satu bentuk penghargaan kita terhadap jasa mereka,” ungkap Wali Kota Fadly Amran.
Peringatan Hari Pahlawan di Kota Padang tahun ini bukan hanya menjadi ajang mengenang sejarah, tetapi juga momentum menyalakan kembali api perjuangan di dada setiap insan. Sebab, seperti kata para pahlawan, kemerdekaan bukan akhir dari perjuangan—melainkan awal dari pengabdian.(Edg)