20/04/2024

rakyatsumbar.id

Berita Sumbar Terkini

Beranda » Model Project Action Learning (PAL) Solusi Peningkatan Kompetensi Kerja pada Pelatihan Bioarang Organik

Model Project Action Learning (PAL) Solusi Peningkatan Kompetensi Kerja pada Pelatihan Bioarang Organik

Perkembangan dunia pendidikan vokasional membutuhkan relevansi lulusan dengan dunia kerja, agar lulusan yang dihasilkan memiliki kompetensi sesuai dengan kualifikasi kerja, yang sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kompetensi kerja tersebut meliputi penguasaan segenap pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja serta dapat mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan dalam arti yang luas. Salah satu indikator serapan pasar kerja global adalah responsif terhadap pasar kerja dengan penyiapan tenaga-tenaga terampil yang kompeten dari lulusan.
Untuk menjawab tantangan pasar kerja nasional maupun global, tidak terlepas dari pengembangan kurikulum dan model pembelajaran, berorientasi pada perkembangan dunia kerja yang relevan dengan lembaga pendidikan vokasional untuk dilaksanakan secara optimal. Hal ini mengindikasikan bahwa kurikulum maupun model pembelajaran pada pendidikan vokasional khususnya teknik mesin senantiasa disesuaikan terhadap perkembangan kebutuhan pasar kerja dan teknologi.
Penggunakan sebuah model Project action learning (PAL) dalam pelatihan bioarang organik dalam bentuk briket yang berbasis limbah biomassa menghaasilkan kompetensi ahli briket dengan harapan tidak hanya dapat bersaing dalam dunia pekerjaan tetapi juga sebagai lulusan vokasional dapat membuka pekerjaan yang bermanfaat bagi dirinya dan orang lain. Penggunaan Sintak model pelatihan PAL pada penelitian pelatihan bioarang organik semakin meningkatkan kompetensi peserta dimulai upgreade pengetahuan, adanya aktivitas keterampilan fisik/proyek dan sikap kerja yang benar disamping terintegrasi dengan visi dan misi sebuah perguruan tinggi yang dikembangkan dalam bentuk penyesuaian kurikulum dan arah pembelajaran merupakan karya nyata peningkatan kompetensi lulusan.
Selanjutnya untuk dapat menghasilkan ahli briket harus mengikuti tahapan sintak dengan benar dengan melakukan aktivitas secara langsung mengikuti proses dan alur yang sudah di terapkan. Diharapkan peserta pelatihan sebagai bagian dari lingkungan masyarakat dapat bermanfaat dari penyelamatan lingkungan terhadap berbagai macam limbah yang ada.
Pemilihan model pembelajaran (inovatif) yang dirangkum menjadi sebuah model pelatihan sesuai dengan karakteristik mata kuliah mesin konversi energi agar memudahkan mahasiswa dalam menguasai materi ajar, membuat mahasiswa berfikir lebih kritis, kreatif, inovatif, bertanggung jawab, memiliki nalar yang tinggi, mampu menganalisis, merangkum, dan menciptakan. Pada akhirnya berdampak kepada kompetensi kerja dunia industri maupun usaha
Pada model yang dikembangkan terdiri dari rasional model, yang memuat teori pendukung, penelitian yang relevan untuk dijadikan landasan dalam penyusunan dan pengembangan model PAL memiliki rasionalitas pemikiran yang merujuk kepada kebutuhan kompetensi pembelajaran di era revolusi industri 4.0 dan pembelajaran Abad XXI, memiliki alasan dan argumen mengatasi masalah terhadap model pembelajaran sebelumnya. Selain itu adanya rasionalisasi pengembangan model pelatihan berdasarkan karakteristik dan kondisi peserta, disamping itu juga pengembangan merujuk kepada learning outcome mata kuliah mesin konversi energi, teori belajar, dampak dan sistem sosial pembelajaran.
Penelitian ini telah menghasilkan model Project Action Learning yang memuat syntax yang telah memiliki validitas dari penilaian unsur sebuah model pembelajaran yang baik.

Gambar 1. Posisi Model Project action Learning (PAL) yang Dikembangkan

Adapun penjelasan tiap sintak pada model PAL yang dikembangkan diangap memiliki sebuah novelty (keterbaharuan) yang membedakan dari model penelitian lainnya. Orientasi, yakni instruktur menyampaikan tujuan pembelajaran dan kompetensi yang akan dicapai dan diperoleh. Mandiri, dimana peserta didik secara mandiri sebelum project diberikan kepada mereka, Adanya penugasan projek dilakukanya dengan pemberian topik diksusi dan tugas projek, peserta mendiskusi projek tersebut kemudian membuat projek tersebut. Merencanakan Pelatihan, instruktur menyampaikan tujuan pembelajaran dan kompetensi potensi pemanfaatan limbah dan karbonisasi. Pelaksanaan Pelatihan, instruktur memberikan bimbingan pelaksanaan pelatihan awal merubah biomassa menjadi karbon dan peserta didik ikut bersama instruktur untuk melaksanakan pelatihan. Memantau pembelajaran dan kemajuan pelatihan, instruktur memantau jalannya pelatihan terhadap peserta dan memberikan intruksi jika di perlukan dan peserta didik secara berkelompok melakukan tindakan (action) terhadap pelatihan. Aksi dan analisis lapangan, instruksi melakukan pengamatan dan analisi nilai lapangan dan peserta didik menyusun pembuatan nilai laporan dan menyesuaikan dengan analisis awal. Olahdata, tahap ini dilakukan perhitungan nilai nilai karakteristik dari briket. Evaluasi, instruktur melakukan evaluasi dari laporan yang disusun peserta dan penguatan, serta peserta didik menyusun laporan hasil dari tindakan langsung di lapangan.
Hasil temuan menunjukkan bahwa model Project Action yang dikembangkan terbukti tingkat validitasnya tinggi. Produk model yang dihasilkan meliputi, buku model, buku materi, panduan instruktur dan panduan peserta dinyatakan valid. Penilaian praktikalitas dosen dan mahasiswa dinyatakan bahwa keseluruhan produk yang dihasilkan memiliki nilai praktis. Begitupula pada hasil efektivitas yang memuat kognitif, afektif dan psikomotor. Hasil dari pengujian efektivitas model Project Action Learning tersebut adalah model pelatihan ini dapat diimplementasikan kepada peserta didik di pendidikan teknik kejuruan, yang dapat diterapkan pada mata kuliah maupun pada mata kuliah yang karakterisiknya berbentuk aktivitas fisik/proyek seperti CNC, Mekanika fluida, karena sudah teruji efektivitasnya, namun dapat juga diterapkan pada mata kuliah lainnya.
Dampak yang terdapat dari model Project Action Learning ini pada pencapaian sistem sosial berupa kedisiplinan, memiliki sikap positif, aktif berdiskusi dan bekerjasama dalam menyelesaikan tugas projek dengan baik, memiliki sopan-santun. Pada dampak reaksi mengkonstruksi informasi, adanya proses pembelajaran melalui interkasi, adanya evaluasi dengan menyampaikan hasilnya berupa umpan balik. Peran instruktur untuk memfasilitasi peserta untuk membimbing, mengarahkan dan memotivasi peserta serta memberikan penilaian. Sistem pendukung menerapkan Project Action Learning ini agar berjalan maksimal membutuhkan dukungan materi pelatihan, buku panduan peserta, buku panduan instruktur soal, dan lembar penilaian. Kemudian juga membutuhkan Teknologi tepat guna berupa alat pencetk briket, biomassa oraganik, perekat tapioka, mat cetak, perangkat komputer, laptop
Dampak instruksional sebagai hasil yang akan dicapai setelah diterapkan model Project Action Learning mampu menganalisis konsep, memecahkan masalah, mengidentifikasi, sehingga dapat membedakan, mengorganisasikan, mengatribuasikan, mampu mengevaluasi menyelesaikan mampu berargumen, membuat asumsi, mampu membuat kesimpulan dengan mengambil keputusan seperti memeriksa dan pemikiran kritis, mampu menciptakan suatu projek yang di dalamnya ada unsur kreativitas dan berpikir kreatif, seperti merencanakan, membangun dan memproduksi produk. Untuk dampak pengiring dimana peserta dapat belajar secara dapat mengetahui dan memanfaatkan potensi limbah sebagai sebuah solusi terhadap pencemaran lingkungan disamping sebagai sumber nilai ekonoms baru. Terjalinnya interkasi melalui diskusi, diskusi kolaborasi, tangung jawab, kemampuan menyelesaikan masalah, berfikir kritis, disiplin, dan kreatif. peserta juga menghasilkan produk yang dibuatnya dari studi kasus dilapangan, produk dibuat dengan kreasi-kreasi peserta yang inovatif
Sintak model PAL adalah sebagai alur kerja terlaksananya sebuah paduan proses kerja yang mengedepankan pengetahuan, psikomotorik dan sikap kerja dimana dengan penggunaan model Pal tidak hanya tenaga secara fisik tetapi juga menggunakan analisi dalam proses data yang menghitung nilai. Menumbuhkan komunikasi selama pelatihan. mengerjakan tugas projek, sehingga peserta didik dapat berinovasi dan berkreativitas dalam membuat projek. karena setiap syntaxnya mempunyai tahapan kegiatan yang jelas.
Dapat disimpulkan bahwa model project action learning yang dikembangkan dinyatakan valid, praktis, efektif dan memiliki kebaruan sehingga layak untuk diterapkan pada pendidikan teknik dan kejuruan sedangakan kebaharuan dari temuan ini memuat novelty dengan mengambil irisan model project based learning dan project action learning yang ada, dimana model PAL ini terdiri dari 8 syntax yaitu Orientasi, Mandiri, Merencanakan pelatihan, Pelaksanaan pelatihan, Memantau pembelajaran dan kemajuan pelatihan, Aksi dan analis lapangan, pemrosesan data dan Evaluasi. Keterbaruan dari syntax ini dibandingkan dengan syntax yang lama adalah adanya syntax pemroresan data sebelan syntax evaluasi.
Implikasi temuan ini menghasilkan model pelatihan yang dapat terapkan pada matakuliah yang bersifat proyek/ aktivitas fisik dalam membentuk kompetensi yang diharapkan dan sistem pendukung berupa buku model, buku panduan instruktur, buku panduan peserta, dan buku materi yang valid, praktis dan efektif. Secara umum model ini memungkinkan peserta dapat belajar secara tersetruktur dan baik adanya interakasi, umpan balik, projek yang menghasilkan produk yang kreatif. Memuat pembuatan projek berdasarkan kebutuhan industri/dunia kerja.
Artikel ini ditulis oleh Dr.(c) Indra Koto ,ST.,M.Eng berdasarkan disertasi untuk penyelesaian Program Doktor (S-3) pada Prodi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Pascasarjana Universitas Negeri Padang. Lahir 12 Februari 1977 di Sibolga. Saat ini telah berhasil meraih doktor di usia 44 tahun di Universitas Negeri Padang.
Tim Promotor Prof. Jalius Jama,M.Ed, Ph.D dan Co-Promotor Prof. Dr. Sumarno, M.Pd yang telah lulus pada ujian sidang Tertutup dengan Tim Penguji yaitu Prof. Drs. Nizwardi Jalinus, M.Ed., Ph.D,; Prof. Ganefri, Ph.D.; Prof. Dr. Ambiyar, M.Pd.; Dr. Fahmi Rizal, M.Pd., M.T.; dan Prof.Dr Hendra Suherman.MT (Penguji Eksternal dari Universitas Bung Hatta). (***)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.