Site icon rakyatsumbar.id

MBG Dibully, Kok Bisa Ratusan Anak Keracunan? Yosmeri: Serahkan ke Ahlinya

“Semua ada standar operasional prosedur (SOP), mulai dari persiapan sampai penyajian ke siswa. Tapi apakah SOP itu hanya bagus di atas kertas? Aneh, jika sampai ribuan anak di berbagai daerah justru jadi korban keracunan dari program yang sangat baik ini,” ujar Wakil Ketua PW Muhammadiyah Sumatera Barat, Yosmeri, Jumat (3/10/2025) di Padang.

Padang, Rakyat Sumbar– Kasus keracunan massal yang menimpa ratusan siswa usai mengonsumsi makanan dari program Makanan Bergizi Gratis (MBG) menyita perhatian publik. Banyak pihak mempertanyakan, bagaimana program mulia dari Presiden bisa menimbulkan persoalan serius seperti ini.

“Semua ada standar operasional prosedur (SOP), mulai dari persiapan sampai penyajian ke siswa. Tapi apakah SOP itu hanya bagus di atas kertas? Aneh, jika sampai ribuan anak di berbagai daerah justru jadi korban keracunan dari program yang sangat baik ini,” ujar Wakil Ketua PW Muhammadiyah Sumatera Barat, Yosmeri, Jumat (3/10/2025) di Padang.

Menurut Yosmeri, persoalan utama adalah pelaksanaan program yang tidak diserahkan kepada pihak berkompeten. Ia menduga ada yayasan baru yang menjadi vendor MBG, dengan legalitas belum genap setahun dan tanpa rekam jejak dalam penyediaan makanan bergizi dalam jumlah besar.

“Jangan orientasi bisnis saja. MBG ini punya misi mulia dari Presiden untuk anak-anak Indonesia. Harus ada evaluasi total. Saya berpendapat Badan Gizi Nasional seharusnya menggandeng Ormas-Ormas Islam yang sudah berpengalaman,” tegas Yosmeri.

Ia mencontohkan Muhammadiyah yang puluhan tahun konsisten dalam penyediaan makanan bergizi, baik di sekolah berasrama, rumah sakit, hingga panti asuhan.

“Alhamdulillah, tidak pernah ada keracunan. Standar gizi tetap dijaga. Di Pesantren Kauman Padang Panjang, misalnya, sudah puluhan tahun kami menyediakan makanan untuk 800 santri per tahun. Belum lagi 56 panti asuhan Muhammadiyah di Sumbar, serta rumah sakit yang rutin menyediakan menu sehat bagi pasien. Semua aman karena dikerjakan tenaga ahli dengan pengalaman panjang,” jelasnya.

Selain Muhammadiyah, Yosmeri juga menilai NU, Perti, dan ormas Islam lainnya punya kemampuan serupa.

“Insya Allah, kalau diserahkan ke ormas yang memang sudah terbukti, tidak akan ada keracunan seperti ini,” pungkasnya.(*)

Exit mobile version