Padang, Rakyat Sumbar– Program Sawah Pokok Murah kini menjadi perbincangan hangat, bukan hanya di Sumatera Barat, tetapi juga mulai mendapat perhatian di tingkat nasional. Inovasi ini digarap serius oleh kalangan legislatif dan terbukti membawa manfaat nyata bagi petani.
Penggagasnya, Ir Djoni, tak menampik bahwa awalnya banyak pihak meragukan konsep tersebut. Namun, hasil di lapangan berbicara lain. “Manfaatnya luar biasa. Dari yang semula skeptis, kini banyak yang merasakan langsung keuntungannya,” ungkapnya saat berbincang di Dangau Inspirasi, Padang, Jumat (15/8/2025), bersama alumni IKA Faperta UNAND ’98, Mona Sisca.
Lebih dari sekadar membantu petani, Sawah Pokok Murah juga membuka peluang baru bagi generasi muda. “Konsep ini cocok untuk semua kalangan, termasuk anak muda yang selama ini enggan turun ke sawah karena takut kotor,” jelas Djoni.
Berbeda dari metode tradisional, Sawah Pokok Murah tidak memerlukan air tergenang. Teknologi ini lebih hemat air, efisien lahan, dan praktis bagi kelompok tani. Biaya operasional pun bisa ditekan, sementara produktivitas tetap tinggi.
“Jika diterapkan secara luas, manfaatnya akan dirasakan masyarakat di seluruh Indonesia. Ini bukan sekadar proyek, tapi langkah strategis menuju kemandirian pangan,” tegasnya.
Dengan keunggulan hemat biaya, ramah lingkungan, dan berkelanjutan, Sawah Pokok Murah diyakini mampu mengubah wajah pertanian Indonesia. Sebuah inovasi yang bukan hanya menguntungkan petani hari ini, tetapi juga menyiapkan masa depan pangan bangsa.(*)