Site icon rakyatsumbar.id

Harga Gambir Anjlok, Ratusan Petani akan Datangi Kantor Bupati dan DPRD

Petani Gambir saat menjemur Gambir sebelum dipasarkan

Petani Gambir saat menjemur Gambir sebelum dipasarkan

Limapuluh Kota, rakyatsumbar.id—Ratusan petani Gambir dari berbagai kecamatan di Kabupaten Limapuluh Kota akan menggelar aksi besar-besaran ke Kantor Bupati Limapuluh dan dan Kantor DPRD di kawasan Bukik Limau Nagari Sarilamak, Kecamatan Harau, Senin (27/10/2025).

Adapun tujuan Aksi tersebut digelar adalah sebagai bentuk protes terhadap anjloknya harga Gambir, yang dinilai semakin mempersulit kehidupan para petani. Mereka menuntut perhatian dan langkah nyata dari pemerintah daerah untuk mencari solusi atas persoalan harga komoditas andalan daerah itu.

Dari informasi yang beredar di media sosial dalam dua hari terakhir, aksi ini akan dikoordinir oleh En Fitranes. Para petani juga telah melayangkan surat pemberitahuan resmi ke Polres Limapuluh Kota terkait rencana kegiatan tersebut.

“Kami, para petani gambir Kabupaten Limapuluh Kota, akan menggelar aksi massa untuk menuntut dan meminta Pemerintah Kabupaten Limapuluh Kota lebih memperhatikan kondisi masyarakat petani gambir,” tulis En Fitranes dalam surat pemberitahuan yang diterima pihak kepolisian.

Gelombang protes ini diperkirakan akan diikuti ratusan peserta dari berbagai daerah penghasil Gambir di Limapuluh Kota. Para petani berharap aksi ini menjadi momentum bagi pemerintah daerah untuk menyusun kebijakan yang berpihak pada petani,serta agar pemerintah bisa melakukan intervensi terhadap kestabilan harga yang layak yang pertani.

Hal ini bukan isapan jempol belaka, pedagang Gambir di Kecamatan Harau bahkan memperlihatkan langsung hasil ujicoba Gambir murni dan Gambir dicampur pupuk. Dari hasil ujicoba, sangat jelas terlihat Gambir yang dicampur pupuk dengan Gambir murni.

”Iya, kami berharap Gambir ini hendaknya jangan pakai (dicampur-red) pupuk hendaknya, supaya Gambir dari Kabupaten Limapuluh Kota bagus harga jualnya. Kalau Gambir dicampur pupuk memang lebih berat dibandingkan Gambir murni,” ucap Wak O, salah seorang pedagang Gambir.

Ia menjelaskan, umumnya Gambir dicampur pupuk berwana coklat, sedangkan Gambir yang murni atau kualitas bagus berwarna hitam dan lebih ringan.

“Kalau Gambir yang tidak dicampur pupuk harga jualnya bisa mencapai Rp50 ribu keatas, kalau Gambir kuning (campur pupuk-red) Rp40 hingga Rp45 ribu perkilogramnya,” jelasnya.

Sementara terkait pupuk yang digunakan untuk campuran Gambir adalah Jenis SP36.

”Itukan dicampur pupuk supaya berat, misalnya beratnya 50 kilogram, kalau dicampur pupuk bisa naik jadi 65 kilogram. Untuk membedakan secara kasat mata bisa kita lihat dari warna,” tukuknya.

Sementara terkait hasil ujicoba yang dilakukan, untuk Gambir yang dicampur pupuk terlihat sangat tinggi kotorannya.

“Kalau yang Gambir warna Hitam spesial, orang India mau membeli banyak, tapi kalau yang Kuning kan kurang bagus. Tadi hasil tes yang Gambir warna Kuning tinggi kotorannya, entah berapa dikasih pupuk dalam satu karung, sehingga susah dijual ke Padang ataupun ke Medan,” sebutnya.

Ia menyebut bahwa hingga saat ini praktek mencampur Gambir dengan pupuk masih dilakukan oleh banyak petani di Kabupaten Limapuluh Kota.

“Masih banyak itu, pasti masih ada, bahkan ada yang dicampur tanah. Saat di pasaran akan ditolak nantinya, orang India tidak akan mau membeli yang kurang bagus,” tutupnya.

Harga Anjlok 

Anjlok harga jual Gambir saat ini disebutkan Toke bernama Chandra. Sebelumnya harga jual sempat menyentuh harga Rp100 ribu untuk Gambir kualitas bagus atau nomor satu.

“Untuk saat ini harga jual Gambir turun, yang biasanya kita jual Rp75 ribu, kini Rp50 Ribu per Kilogramnya untuk Gambir kualitas bagus atau nomor satu,” ucap Chandra.

Penurunan atau anjloknya harga Gambir sangat dirasakan oleh banyak pihak. Sebab sebelumnya harga jual sempat menyentuh harga Rp100 ribu.

“Saya rasa banyak pihak yang menjerit dengan kondisi harga saat ini. Kondisi ini sudah hampir tiga bulan, suasana tidak bagus,” ucapnya.

Sementara untuk Gambir dari daerah lainnya di luar Kabupaten Limapuluh Kota, masih bisa terjual hingga Rp65 ribu.

“Untuk Gambir dari Siguntua, masih sanggup dibeli dengan harga Rp65 ribu, kalau kita paling tinggi Rp50 hingga Rp55 ribu untuk kualitas bagus,” jelasnya.

Menurut Chandra, perbedaan harga tersebut terjadi karena pembeli telah mencoba untuk memisahkan Gambir warna Coklat dan Hitam.

“Yang menjadi kendala berat untuk dijual adalah Gambir warna coklat. Mungkin pembeli juga telah pernah melakukan ujicoba terhadap Gambir Coklat dan Hitam. Kita berharap Pemerintah Daerah Kabupaten Limapuluh Kota, umumnya Pemerintah Provinsi Sumatera Barat, seharusnya tidak boleh Gambir dicampur dengan zat lain,” tutupnya. (sdn)

Exit mobile version