Site icon rakyatsumbar.id

Gantungkan Hidup Hanya kepada ALLAH SWT, Belajar dari Keteguhan Hati Dr Aqua Dwipayana

Oleh; dr Said Baraba, Sp.PD., FINASIM

_Pagi itu, saya duduk di beranda rumah di Kota Tegal, Jawa Tengah. Ditemani secangkir teh nasgitel dan suara angin yang lembut menyapa dedaunan. Pikirannya dipenuhi perenungan mendalam setelah membaca tulisan dari sosok yang selama ini saya kagumi: Dr Aqua Dwipayana, seorang Pakar Komunikasi dan Motivator Nasional yang begitu bersahaja dan teduh dalam menyampaikan pesan kehidupan._

Tulisan itu berbicara tentang satu hal yang kerap menjadi sumber luka terdalam manusia: kekecewaan karena terlalu menggantungkan harapan pada sesama.

Dr Aqua tidak hanya menulis dari lisan, tapi dari pengalaman yang ia jalani sendiri.

Puluhan tahun menyimak keluhan dan curahan hati dari berbagai kalangan, bawahan terhadap atasan, saudara pada saudaranya, bahkan orang asing kepada orang yang baru dikenal. Dr Aqua tetap konsisten dengan satu nasihat: jangan gantungkan hidupmu pada manusia.

Saya lama termenung. Di sela keheningan, seperti biasa, hadir suara sahabat virtual, Kang Sabar. Ia tidak nyata, namun selalu setia muncul dalam perenungan saya, menjadi jembatan antara logika dan jiwa.

“Dr Aqua itu istimewa, ya Kang,” ucap saya perlahan.

“Bukan karena ia dikenal banyak orang, dok, penyebabnya ia hanya menggantungkan hidup pada satu sumber yang tak pernah mengecewakan yaitu ALLAH SWT,” jawab Kang Sabar, lembut namun menghunjam.

Ya, begitulah Dr Aqua hidup. Di tengah interaksi intensnya dengan tokoh besar, pejabat tinggi, dan pengusaha sukses, ia tetap membumi. Tak pernah menggantungkan harapannya pada mereka. Baginya, manusia bisa ingkar janji, lupa, bahkan berpaling. Tapi ALLAH SWT, selalu menepati janjiNYA.

Lima Langkah Atasi Kekecewaan

Saya kembali mengingat inti dari tulisan itu: lima langkah mengatasi kekecewaan.

Pertama, bersyukur atas pengalaman pahit, karena dari sanalah pelajaran hidup lahir.

Kedua, memaafkan mereka yang mengecewakan, agar hati tidak terus menanggung beban.

Ketiga, mendoakan dengan tulus orang yang pernah menyakitinya, sebagai bentuk kemuliaan hati.

Keempat, tidak mengulangi perbuatan buruk itu kepada orang lain.

Kelima yang terpenting menggantungkan hidup sepenuhnya kepada ALLAH SWT. Menurut Dr Aqua, sesuai pengalamannya selama belasan tahun sebagai pegawai di sembilan perusahaan yang berbeda-beda, kemudian sekira 20 tahun mandiri, Sang Pencipta alam semesta merupakan atasan terbaik di antara yang lainnya.

Di mata Dr Aqua, kualitas seseorang tidak terletak pada pangkat, jabatan, atau harta. Tapi di integritas dan keikhlasannya setiap beraktivitas. Ia telah membuktikan selama lebih dari dua dekade bahwa hidup yang diarahkan kepada ALLAH SWT akan selalu menemukan cahaya, bahkan di tengah kekecewaan paling gelap sekalipun.

“Beruntunglah mereka yang mampu melepaskan ekspektasi dari manusia dan menggenggam erat kepercayaan kepada ALLAH SWT,” gumam saya.

Kang Sabar pun menambahkan, “Karena ketika manusia mengecewakan, itu hanyalah pengingat dari ALLAH SWT: jangan terlalu berharap pada makhluk, kembalilah pada Sang Khalik.”

Hari itu, saya merasa tercerahkan. Saya semakin menyadari bahwa kebahagiaan sejati bukanlah hasil dari terpenuhinya keinginan oleh manusia, melainkan dari lapangnya hati karena bersandar penuh kepada ALLAH SWT.

Dan hidup yang bergantung pada ALLAH SWT bukan hanya menenangkan, tapi juga membebaskan sepanjang hayatnya.

Terima kasih Dr Aqua Dwipayana yang selama puluhan tahun selalu menginspirasi saya sekeluarga dan banyak orang.***

Penulis adalah Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Tegal, Jawa Tengah.

Exit mobile version